Chapter 6

762 112 19
                                    

Adakah yang nungguin cerita ini update?

Happy reading!

°°°

Jaehyun tidak memiliki firasat jelek apapun. Semuanya nampak baik-baik saja namun nasib buruk sekarang menghampiri Jaehyun dan tak dapat terelakkan.

Brakkkk

°°°

"Halo"

"....."

"Iya benar, saya ibunya."

"....."

"Apa? Baiklah, dirumah sakit mana?"

"....."

"Saya segera ke sana, terimakasih."

Lutut wanita itu melemas sejak panggilan masuk beberapa menit yang lalu. Anaknya tengah berada didalam rumah sakit akibat kecelakaan, kata polisi yang memberitahukan.

Wanita itu bergegas mengambil tas dan keluar menuju ruangan berlapis kaca yang masih berada dalam ruangan yang sama.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, wanita dengan heels hitam itu menerobos masuk dan mengejutkan sosok didalamnya.

"Ayo ke rumah sakit," kata wanita itu langsung.

Tanpa menunggu jawaban lagi wanita itu segera keluar dengan sedikit tergesa-gesa. Dalam hatinya panik, namun wajahnya nampak biasa saja dihadapan orang-orang yang bekerja dibawah naungan perusahaannya.

Mobil sudah tersedia di pintu keluar lobi perusahaan, orang yang setia mengikuti di belakangnya sigap membukakan pintu lalu mengitari mobil dan duduk disebelahnya.

Tidak menunggu diperintah lagi sang sopir sudah tahu kemana tujuannya membawa bos mereka ini. Mobil hitam metalic itu keluar meninggalkan perusahaan dengan logo MD besar tersebut.

"Dia masih di UGD. Sebelah sini," instruksi dari pria berbadan tegap—asistennya.

Tampak anaknya berbaring dengan mata yang terpejam begitu wanita itu masuk ke ruang UGD. Tangan sebelah kanannya di gips dan kepalanya terbalut perban, semoga saja tidak ada cidera serius, do'anya dalam hati.

Pintu terbuka menampilkan sosok yang selalu bersamanya hampir setiap saat. "Dokter ingin berbicara mengenai keadaannya, kau ditunggu di ruangan Dokter."

"Tolong temani dia," perintahnya yang diangguki pria yang menjabat asistennya itu.

Pintu ruangan bertuliskan Dr. Nara Orlina, Sp. OT itu diketuknya, lalu terdengar suara "Silahkan masuk" dari dalam.

Dokter muda yang tampak sibuk dengan kertas-kertasnya sebelum mendongak dan mempersilahkan 'tamunya' ini.

"Silahkan duduk, Tan."

"Apa ada cidera serius, Ra?"

Dokter Nara menyerahkan gambar dengan objek tulang yang diketahuinya adalah hasil Rontgen.

"Tulang tangan kanan Anin retak, untungnya tidak patah ataupun hancur. Hasil pemeriksaan CT-Scan secara keseluruhan tidak menyatakan adanya luka lain. Semuanya aman, hanya sedikit robek di pelipis kanan."

"Syukurlah, tante udah takut banget tadi."

"Anin akan memakai gips sampai tangannya kembali normal, perkiraan 2 minggu lagi sudah bisa dilepas."

"Baiklah, terimakasih ya. Tante mau ke Anin lagi."

"Silahkan Tante Dara."

Dara kembali ke ruangan Tzuyu, bukan lagi di ruang UGD karena sudah dipindahkan setelah dikonfirmasi pihak keluarga.

ANATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang