Chapter 4

838 122 7
                                    

Happy Reading!

_____

"Jeongin," bisik Tzuyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jeongin," bisik Tzuyu.

Cowok berkacamata disebelahnya ini tengah sibuk memahami rumus yang baru saja diterangkan oleh guru didepan, namun juga menanggapi Tzuyu dengan deheman.

"Kau pernah bolos?" Tzuyu mencoret-coret belakang bukunya.

"Buat apa?" Dapat disimpulkan bahwa lelaki ini tidak pernah yang namanya membolos.

"Jadi, gak pernah nih?" Tzuyu memastikan.

"Enggak ada dampak positif yang bisa diambil dari tindakan itu."

"Kau, ternyata membosankan," cibir Tzuyu. Kepalanya bertumpu menghadap Jeongin, menatapnya lekat seperti mesin scanner memindai objeknya.

Cowok berkaca mata ini-Jeongin, tidak buruk seperti gambaran cowok culun pada umumnya. Dia hanya berpenampilan rapi sesuai peraturan sekolah yang berlaku. Baju yang dimasukkan dan terkancing rapi sampai atas, dasi serta ikat pinggang juga terpasang rapi ditempatnya, juga kacamata yang tidak pernah absen.

Disekolahnya dulu bahkan ada yang lebih-lebih dibawah Jeongin. Jangan salah, meskipun di negara luar pun mesti ada yang berpenampilan seperti demikian.

Kacamata itu terlepas dari wajah pemiliknya. "Sesuai dugaanku, benda ini tidak berfungsi sama sekali."

"Kembalikan itu Tzuyu."

Tzuyu melemparkan buku yang tadi dicoretinya, "Kalau tahu dasarnya, mau dibalik kayak apapun juga pasti ketemu. Itu rumus yang lebih singkat, lebih mudah dipahami," jelasnya. Buku tadi adalah coretan berisi rumus yang sulit dipahami oleh Jeongin, bukan sekedar gambar abstrak.

"Oh, kau jauh lebih tampan tanpa benda ini," lanjut Tzuyu. Sekarang kacamata itu dipakai olehnya.

"Kau sangat imut, Tzuyu," pujinya sendiri.

Ckrek

Ckrek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang