BAG 1

115 7 0
                                    

Flashback mode on

"Maura,  tunggu dengerin gue! " ucap laki laki dibelakang Maura sambil menahan tangan perempuan yang sudah lusuh

Maura yang tangannya di pegang langsung menarik tangannya kembali dan menutup telinganya dengan kedua tangannya, mengacuhkan laki laki itu berbicara

-----------------------------------------------------------------

OFF

"Ayahhhhhh, apa yang ayah udah lakuin ke Dera,  kenapa ayah lakuin ini? " Maura berteriak cukup keras kepada ayahnya membuat emosi ayahnya meledak

Otot dari leher Tori sudah mulai muncul hingga muka merahnya kini terlihat sangat jelas, Tori ayah Maura langsung mendorong Maura ke arah dinding kemudian mencekik leher Maura dengan cukup keras hingga Maura kehabisan nafas untuk berbicara

Tori menatap Maura dengan sangat lekat, Tori seperti seorang yang kerasukan iblis karena mencekik anaknya tanpa ampun, muka Maura benar benar merah gelap karena kehabisan nafas, ia seperti benar benar akan meninggal.

Tiba-tiba datang seorang perempuan mengenakan daster dari arah pintu mengetahui anaknya sedang dalam keadaan sekarat ia langsung mendorong tangan Tori dari leher Maura.

Tubuh tori jatuh ke arah lemari karena dorongan dari istrinya Hanum yang menghalangi dirinya untuk membunuh Maura.

Setelah tangan Tori cukup jauh dari lehernya Maura, Maura langsung lari ke Hanum , kemudian memeluknya dengan sangat erat. Tubuh Hanum melemas ketika melihat kejadian di kamar anak keduanya ini.

Mereka berdua histeris ketika tau Dera adik Maura menggantungkan dirinya di plop pintu kamarnya sontak teriak dan tangisan mereka tak berhenti berhenti hingga mbok siti melaporkan nya kepada polisi.

Tak menunggu waktu lama polisi dan juga penyidik datang untuk olah TKP ditempat kejadian tersebut.

Mereka yakin ini bukanlah motif bunuh diri karena dera yang berumur 7 tahun tidak akan melakukan sesuatu yang masih ia belum pahami.

Penyidik kemudian mengumpulkan seluruh anggota rumah untuk berbicara di ruang tamu, mereka berkumpul dan mulai ditanyai satu persatu.

Ketika Maura berbicara dan menjelaskan semua yang terjadi  kepada penyidik  ternyata semua di telak oleh Tori. Tori beranggapan bahwa tidak ada bukti bahwa dirinya lah yang membunuh anaknya sendiri.

Polisi harus menyidik lebih dalam dan harus mengolah kejadian ini dengan cukup dalam dan membutuhkan waktu cukup lama

Tori lolos kali ini dari incaran polisi karena tidak adanya bukti bahwa Tori lah yang membunuh anaknya sendiri

🏵️

Hari senin tepat Maura pergi ke sekolah hujan mengguyur sebagian Jakarta, menyebabkan angin sejuk masuk ke dalam kamar nya lewat sela jendela yang terbuka sedikit.

Maura terbangun dari tidurnya, mendudukan badannya dan meluruskan pandangannya ke arah jendela, menatap kosong hujan yang menabrak jendela dengan kencang membuat suara hujan terdengar cukup jelas

Maura kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya memikirkan kejadian yang tidak pernah ia lupakan selama hidupnya , kemudian Maura menangis di dalam tangkupan tangannya.

🏫

Maura jalan menuju kelasnya, ia tidak sabar ingin bercerita kepada sahabatnya Yura tentang kejadian dua hari yang lalu yang menyebabkan adiknya meninggal dunia

Maura tak perlu menaiki tangga, kelasnya berada di bawah dekat ruang UKS,  Ia sedikit berlari menuju kelasnya, tepat sekali Yura sudah berada di bangku tengah dengan duduk sendirian

Yura melambaikan tangannya ke arah Maura sambil melengkungkan bibirnya ke atas menyambut hangat sahabatnya itu,  Maura pun segera berlari menuju Yura kemudian memeluknya menangis dalam pundak Yura

"Ehh basah dong baju gue, dimana mana cerita dulu baru nangis raa.. " spontan Yura yang mencoba menenggakan tubuh Maura

"Kenapa ra?  Cerita dulu" tanya Yura menatap Maura dengan khawatir pasalnya mata Maura benar benar sembab hingga hampir seluruh wajahnya bengkak

"Sorry gue baru bilang ama lo,!" suara Maura yang bergetar kemudian ia menunduk tak berani menatap mata sahabatnya itu

"Adik gue dibunuh ama ayah gue ra" timpal Maura kepada Yura dengan nada rendah, artinya sudah tak kuat menahan rasa sakit yang ia alami

Yura mendengar itu langsung terkejut bukan main, ia masih tak percaya apa yang di katakan oleh Maura,  kemudian Yura langsung menangkap badan Maura yang kini lemah memeluknya hingga Maura sedikit tenang

Hingga suara tangisan Maura sudah tidak terdengar lagi, Yura langsung melepaskan pelukan Maura tapi alangkah kagetnya Yura ketika tubuh Maura sudah dalam keadaan tidak sadar, badan Maura hampir terjungkal kebelakang, untung saja Yura sigap menangkap badan Maura.

Lalu Yura berteriak, meminta pertolongan , karena tangan Yura sudah tak sanggup menahan beratnya badan Maura

Tiba tiba muncul seorang laki laki dari balik pintu, ia langsung bergegas berlari ke arah Yura dan juga Maura , badannya langsung sigap memapah tubuh Maura yang sangat lemas, kemudian menggotong tubuh Maura ke UKS

Untung saja UKS tidak terlalu jauh dari kelasnya Maura jadi,  laki laki itu tidak perlu capek menghabiskan tenaganya untuk menggotong Maura

Kejadian itu masih sangat pagi, sampai dokter di UKS belum tiba di sana,  akhirnya laki-laki itu dengan sigap membawa baskom berisi air lalu mengompres dahi Maura

"Kayaknya dia shock deh,nih lo kompres temen lo " ucap laki laki tersebut kepada Yura, sontak Yura kaget dan menerima handuk kecil dari laki laki tersebut.

"I-iya , makasih " jawab gugup Yura kepada laki laki tersebut

Laki laki itu tidak membalas ia kemudian membalikan badan nya kemudian menjauh dari mereka berdua, hingga suara hentakan alas kakinya sudah tidak terdengar.

Yura sangat Setia menemani Maura hingga akhirnya Maura sadar . Maura tampak pucat, badannya sangat panas,  penglihatan Maura sampai tidak jelas akibat rasa sakit di kepalanya

Mungkin dikarenakan Maura di rumah tidak berhenti-hentinya menangis ,mengingat kejadian itu selalu terbayang di ingatannya .

" gue ke kantin dulu, cari makan sama minum buat lo, badan lo juga butuh asupan " ucap Yura sambil memegang dahi Maura yang panas. Maura hanya mengangguk kepada yura.

Hingga badan Yura sudah tak terlihat lagi di hadapan mata Maura, 

Yura membeli nasi kuning dan juga aqua,   ia juga membeli mie instan dan juga jus jeruk untuk dirinya sendiri 'masa dia makan gue enggak ' ucap dalam hati Yura

Setelah semuanya sudah berada ditangan, yura kemudian bergegas lagi ke UKS,  baru saja niatnya ingin pergi ke UKS tubuhnya tertahan oleh sebuah tangan berotot ,

"Temen lo demen banget di UKS, suruh pulang ajah " ucap laki laki yang tadi membantu Maura

"O-oke baik "

Lalu yura langsung cepat meninggalkan laki laki tersebut di kantin

Sesampai di UKS, Yura langsung membangunkan maura yang sedang tertidur pulas

"Ra bangun ih, dari pada lo gini mending lo pulang deh, khawatir gue ama lo lama lama " kata Yura sambil menggoyang goyangkan bahu Maura

"Hmm? " Maura yang tadi sempat pulas terkejut karena kaget melihat ada seorang yang membangun kan dia dengan terpaksa.

"Pulang ra "

"Hmm?  Iyaiya tolong bikin surat nya, terus kasih ke guru piket yah "

Tanpa bicara Yura hanya menganggukkan kepalanya tanda dia menyetujui atas perintah Maura.

-----------------------------------------------------------------

Ini sudah cerita aku ke tiga setelah cerita aku sebelumnya kena peringatan atas email aku yang gak tau kenapa

Semoga kalian suka ceritanya yah love 💙

Jangan lupa vote dan komen 🎉

Tertulis "GEMA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang