BAG 6

39 4 0
                                    

Flashback mode on

"Ayah,  Maura mau main ama Geaz " pinta anak perempuan yang menangis tersedu sedu.

Laki laki yang sedang berdiri menghadap ke arah luar jendela sambil melipatkan tangannya, dengan cepat menggelengkan kepalanya

"Tidak maura, dia anak nakal, kamu gak boleh sampai terjerumus ingat itu! " bentakan seorang laki laki itu membalikkan tubuhnya ke arah Maura mampu membuat Maura kecil tersentak , ia tersedu sedu dengan suara keras

Laki laki itu itu merasa risih dengan suara tangisan Maura yang sangat cempreng, kemudian laki-laki itu membawa sendok dari dapur lalu menuangkan saus pedas dan berjalan kembali menuju Maura kecil

Maura yang melihat ayahnya membawa sendok itu pun langsung berhenti menangis dan menutup mulutnya dengan tangannya.

Ayahnya mendekat dengan sedikit berlari ke arah Maura, Maura pun berteriak sangat keras di dalam dekapan tangannya, tapi tidak ada yang bisa menolongnya.

Saat itu keluarga Maura belum mempunyai pembantu, alhasil hanum harus pergi sendiri ke pasar untuk belanja bahan makanan.

Laki laki itu memegang rahang Maura kecil dengan sangat kuat memaksa anak perempuan nya untuk memakan sendok yang berisikan saus,  Maura menggeleng hebat dan berusaha lari dari ayahnya

Tapi semua itu gagal, Maura kecil akhirnya memakan saus pedas itu dengan terpaksa, Maura buru Buru memuntahkan sausnya,  saat kejadian itu tiba-tiba pintu utama terbuka menampilkan seorang perempuan yang pasti akan membantu Maura kecil,  Hanum yang melihat itu langsung berlari ke arah Maura memeluk anaknya

Karena kesal Maura dilindungi akhirnya Tori melempar sendok itu

"Jaga anak mu, jangan sampai ia bermain dengan anak laki laki itu,  mengertiii !" bentak tori kepada Hanum dengan menunjuk hanum sebagai tanda pengancaman

Hanum menyembunyikan rasa takut nya agar Maura kecil tidak takut dan kembali menangis

"Sayang, ikuti kata ayahmu yah? " tanya lembut yang gemetaran hanum kepada Maura kecil

Maura mengangguk cepat , kemudian memeluk lagi hanum dengan penuh kenyamanan melupakan kejadian yang baru saja terjadi

Tiba-tiba seorang bayi menangis keras hanum segera berlari ke arah kamar bayi tersebut agar Tori tidak mendengar dan merasa terganggu

Lalu hanum menggendong bayi tersebut dengan penuh kasih sayang, tak sadar hanum meneteskan air matanya, meluapkan segala kemarahannya dengan tenang, rasanya sakit menjadi seorang ibu seperti hanum

Ia harus rela menyiapkan Benteng untuk keselamatan anak anaknya

"Mah, kita cari pembantu ajah yah biar mamah jagain Maura ama dedek dera"

---------------------------------------------------------------

OFF
Ketika Maura membuka matanya ia langsung memegang kepalanya pusing yang teramat berat ini sangat menyiksa maura, bahkan maura kesulitan untuk bangun dari ranjang nya. 

Yura yang sedang berada di sana langsung menahan badan Maura, untuk kembali ditidurkan kembali di ranjang itu.

"Maura, lo istirahat dulu deh, badan lo panas banget soalnya " rujuk yura dengan membaringkan badan Maura

Maura pun hanya berpasrah dan langsung menidurkan badannya kembali

"Lo minun obat dulu yah? " tanya yura sambil pergi ke arah lemari obat dekat dengan ranjang

Maura langsung menahan tangan yura yang hendak mengambil obat dilemari itu, "gausah yura, tadi gue udah dikasih obat sama dokter"

Yura kemudian berbalik mengarah Maura kemudian mengangguk kecil

Tertulis "GEMA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang