BAG 5

53 4 0
                                    

Flashback mode on

"Raaa pegang yang benar yah! " seru laki laki di sebelah Maura , Maura mengangguk semangat .
Kemudian Maura memegang obor itu dengan sangat kencang lalu berjoget riang .

"Aku sukaaa ini!!! " seru Maura dengan suara lantang dengan masih berjoget joget di taman. Ia memutar kan badannya ,mengapresiasi bahagianya dengan hal sederhana itu

Saat Maura memutar badannya, ia kelelahan dan kepala merasa berat, ia tidak bisa menyeimbangkan badannya hingga ia terjatuh

Obor yang ia pegang lepas dari genggamannya kemudian obor itu jatuh dan apinya menyambar rok pendek maura

Laki laki yang bersama Maura itu kaget dan langsung berlari menuju Maura untuk memadamkan api tersebut menggunakan tangannya hingga tangan laki laki itu melepuh hebat, maura menangis keras karena merasa kesakitan akibat pahanya sedikit terkena percikan api

Laki laki itu juga ingin menangis tapi ia tahan agar perempuan yang bersamanya merasa tenang dan tidak menangis lagi

Gemuruh langit pun menyambar, gluduk besar pun menghampiri lapangan, langit yang tadinya cerah kini berubah menjadi gelap abu abu

Rintik demi rintik hujan pun menetes membasahi sepasang anak kecil itu di lapangan

"Sudah lah ra, berhenti menangis nanti ayahmu datang memukul mu lagi " ucap laki laki itu kepada Maura sambil menghampiri maura

Maura mendengar kata ayah saja maura sudah langsung berhenti menangis, seakan ada yang lebih ia takutkan daripada luka

"Aku pulang dulu ya az!  " seru Maura hingga ia meninggalkan laki laki itu sendirian di lapangan

----------------------------------------------------------------

🏫
Maura masuk ke dalam sekolah melewati gerbang sekolah yang cukup tinggi ,karena ia berangkat sangat pagi jadi saat ia masuk ke dalam sekolah hanya pak satpam sekolah yang menyapanya "pagi pak" sapa Maura sambil melambaikan Tangannya
Pak satpam yang mengetahui ada yang menyapanya langsung ia balas dengan senyuman.

Maura kemudian berjalan lagi ke arah kelas ,saat ia berada di tengah lapang seseorang seperti mengekorinya "Hai ra" sapa seorang laki laki

Maura kemudian menoleh dan ternyata dia adalah laki-laki yang paling malas untuk Maura pandang.

"Lo nyapa gue apa yura? " tanya maura dengan tegas sambil mempercepat langkahnya menuju kelasnya.

Laki laki itu bergegas mengambil pergelangan tangan maura yang kecil yang sangat mudah untuk digenggam

"Lepasin,  gilak lo! " pernyataan Maura sontak membuat laki laki itu terkejut ia bahkan bungkam untuk sementara waktu atas ucapan Maura .

"Bukannya elo yah yang gilak?  Udah berapa kali lo ke psikiater? " tanya balik laki laki itu seraya pergi dan meninggalkan seringai senyum yang menyebalkan

Dada Maura terasa sakit, ia merasa rapuh ketika seseorang yang ia tidak kenali tau tentang kehidupannya, bahkan berani mengucapkan di depan Maura

Yura saja tak mungkin berani berkata seperti itu karena Yura ada sosok sahabat yang sangat dekat dengan Maura dan mustahil untuk menyakitinya

Maura kemudian berlari menuju kelasnya, pasti dikelas sudah terdapat Yura yang selalu datang lebih awal insting nya dalam hati maura

Seorang perempuan sedang menatap kaca kecil, tangannya sangat gemulai menggosok cream di seluruh mukanya hingga lehernya

Jemari nya yang lentik mampu membuat siapapun yang menatapnya pasti ingin berkenalan dengannya, Maura sungguh bersyukur mendapatkan teman yang sangat maksimal cantiknya.

Tertulis "GEMA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang