MENGGENGGAM (10)

22 5 0
                                    

Tak perlu menunggu yang lama, Geaz dan Yura telah sampai di depan rumah Maura, pak Mahmud langsung membukakan pintu karena sudah mengenal Yura

Geaz langsung memasukkan motornya ke depan garasi, dan Yura juga langsung turun dari motornya "pak makasih! " ucap Yura sambil melambaikan tangannya, pak Mahmud hanya tersenyum kemudian menutup pagarnya kembali

Yura bergegas masuk ke rumah Maura, kemudian menampilkan sosok mbok siti

"Mbok Maura ada? " tanya Yura panik dan penuh kecemasan

"Yura, kamu kesini sayang? " tanya seseorang di belakang mbok siti ternyata itu Hanum, wajah Hanum tampak berbeda dari biasanya, ia menjadi lebih pucat dan juga lesu

Yura dengan reflek langsung memeluk erat tubuh Hanum, Hanum juga membalas pelukan Yura dengan penuh kasih sayang

"Ayo, tante temenin kamu ke kamar Maura yah !" tawar Hanum sambil melepas pelukan Yura, saat ingin mengajaknya keatas, seorang laki laki masuk kerumahnya

"Tan! " panggil Geaz sambil mencium punggung tangan Hanum,Hanum juga mengelus Puncak rambut kepala Geaz kemudian hanum tersenyum lebar begitu pun Geaz

Yura hanya bingung bagaimana mereka bisa mempunyai tatapan seperti itu? Apakah mereka sudah saling mengenal? -batin yura

Hanum memasuki kamar Maura diikuti oleh Yura juga Geaz kemudian berjalan menuju ranjang Maura dengan beriringan

"Yura, teman kamu dateng sayang" panggil Hanum lembut di telingan Maura, kemudian mengusap rambut Maura

Tak ada jawaban dari Maura, ia hanya terbujur kaku di ranjang, perasaan panik dari Hanum pun meledak, Hanum terus memanggil nama Maura hingga menggoyang-goyangkan tubuh Maura dengan pelan

Terkadang sesekali Hanum menepuk pipi nya Maura yang sangat putih pucat

Yura yang tau akan hal itu langsung mengecek nadi Maura berharap kan sesuatu yang baik, untung saja nadi Maura masih berjalan dengan baik,

Geaz menutupi rasa paniknya kemudian berlari menuju keluar kamar memanggil mbok siti.

"Mbok, mbok" panggil Geaz dari kamar atas, yang dipanggil menyahut mencari sumber suara.

" mbok, panggilin taksi sekarang! " perintah Geaz kepada mbok siti dengan nada penuh gelisah

Kemudian Geaz balik lagi menuju ranjang Maura, tapi Maura belum juga bisa dibangunkan entah kenapa dada Geaz merasa sesak sekali.

Apalagi saat Hanum meneteskan air matanya, ia merasa seperti menjadi suatu dosa dalam keluarga Maura

"Den, taksinya sudah di depan " teriak mbok siti dari lantai bawah

Geaz mulai pasang badan ia menaruh tasnya dekat ranjang Maura kemudian membopong tubuh Maura hingga menuju taksi, Geaz seperti tak ada beban menggendong Maura, Maura sangat ringan untuk ia papah

Disusul oleh Yura, Yura langsung masuk kedalam mobil, menyambut pemberian badan Maura di dalam taksi, ia langsung menyenderkan Maura di bahunya , kemudian Hanum duduk di sebelah Maura.

Didalam taksi terdapat 3 penumpang belakang
Yura. Maura. Hanum

Geaz kemudian mengambil tas hya yang berada di dekat ranjang Maura, lalu Geaz menggunakan motornya dan mengikuti taksi dari belakang .

Hari mulai sore, jalan menuju rumah sakit besar sangat di padati oleh kendaraan kendaraan , mereka para pekerja yang baru pulang dari kantor atau hanya ingin keluar di sore hari sangat membuat macet jalan besar di Jakarta.

Tertulis "GEMA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang