BAG 8

39 3 0
                                    

Maura terperanjat dari tidurnya , ia mulai berfikir ada sesuatu yang ia lewat episodenya lalu mencerna baik baik yang ada di dalam otaknya kenapa ia bisa sampai rumah dengan cepat ,

sambil memijat pelipisnya guna aliran darahnya kembali berjalan dengan stabil

"Astaga setannnn !" teriak Maura kencang lalu turun ke tangga dengan sangat cepat sambil turun tangga Maura berteriak berkali-kali memanggil mamanya tapi tidak ada respon sedikit pun dari mamanya, bahkan Batang hidung Hanum pun tidak terlihat

"Non hati-hati turun dari tangga! " ingat mbok siti tapi itu merupakan omelan yang telat karena Maura sudah sampai di akhir tangga.

" yah bi telat ingetinnya udah nyampe " jawab kikuk Maura, mbok siti hanya menggelengkan kepalanya pelan

Maura kemudian berjalan menuju dapur, semoga orang yang ia cari ada di sekitar dapur .

Saat berada di depan dapur seorang anak perempuan sedang memotong bawang merah menyambutnya "ada apa mba Maura? " tanya fatimah dengan menggunakan bahasa isyarat?

"Kamu liat mama gak ? " tanya Maura kepada Fatimah menggunakan bahasa isyarat kembali

Yang ditanya hanya menggeleng kan kepalanya. Maura lalu menghampiri fatimah "masak apa hari ini fat? " tanya Maura sambil menggunakan bahasa isyarat lagi juga memperhatikan fatimah yang sedang memotong bawang merah

"Masak oseng buncis sama perkedel " jawab fatimah dengan menggunakan isyarat, saat menjawab sambil melihat manik mata Maura juga sambil tersenyum.

Maura yang melihat itu pun ikut tersenyum, Maura sangat rindu kepada Dera , senyuman fatimah sangat sama dengan senyuman Dera.

"Aku mau bantuin dong, mau nyoba masak " jawab Maura sambil mengambil alih pisau yang berada di tangan fatimah

Saat hendak ingin memotong bawang merah tiba-tiba terdengar suara perempuan dari kamar dekat ruang tamu
"Heh, ganti baju dulu! " perintah Hanum sambil menaruh tangannya di pinggang

Maura hanya cengengesan lalu menggaruk tengkuknya yang sepertinya sama sekali tidak gatal .

Maura kemudian berjalan ke arah Hanum mencium pipinya lalu berlari menuju kamarnya yang berada di atas

"Kamu kalau di tangga jangan lari lari gitu deh" tegur Hanum sambil memperhatikan Maura

"Yah mah udah nyampe atas, telat bilanginnya hehe " jawab Maura dengan terbahak bahak

Tiba-tiba mbok siti muncul dihadapan Hanum "Non tadi saya juga udah peringati non Maura tetap saja jawab seperti itu 'sudah nyampe' " mbok siti mengadu pada Hanum, Hanum yang mendengarkan itu hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Namanya juga anak labil bi" sambil mengelus punggung mbok siti.

Hanum kemudian mengikuti mbok siti ke arah dapur, mengambil alih tugas fatimah yang memotong bawang
"Aduh non ndak usah, biar bibi ajah " mbok siti menyuruh Hanum untuk tidak membantu pekerjaannya .

"Gapapa mbok, saya udah lama gak masak, lagian nanti kan Maura ikutan, kalau dia grecokin nanti saya yang beresin, jadi mbok sama fatimah tetep fokus sama masakannya "

Mbok siti hanya menganggukkan kepalanya, ia rasa benar yang diucapkan majikannya.

Karena dulu Maura sempat ingin membantu memasak juga, tapi ia malah mengacaukannya, ketika harus masak oseng kangkung, Maura malah memasak kangkung dengan batang-batang nya yang masih utuh dan juga saat masak sayur sop ia malah ia masak sampai kuah sop nya habis dan juga isinya menjadi lembek.

Dan saat itu Maura, Hanum , Mbok siti dan juga fatimah hanya membuat Mie instan sebagai makan malam nya

Terdengar suara tangga yang riuh berisik, Hanum dan mbok siti langsung memperingati Maura "pelan-pelan! " peringatan Hanum dan mbok siti mampu membuat Maura mematung di anak tangga, ia gagal kali ini mengucapkan kalimat emasnya itu .

Tertulis "GEMA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang