Pagi pun telah tiba, sinar matahari masuk dengan cepat menembus jendela kamar Maura, Maura langsung memegang kepalanya yang sedikit pening, memijit pelipis nya dengan lembut , lalu mengumpulkan nyawanya yang masih berterbangan di daerah kasurnya .
Mengingat kejadian yang tadi malam membuat dirinya sedikit tak enak badan dan mengharuskan dirinya tidak masuk sekolah untuk hari ini .
Kamar Maura tiba-tiba terbuka, menyaksikan seorang perempuan dengan membawa nampan berisi mangkuk , segelas air putih dan vitamin untuk menambah daya tahan tubuhnya.
Perempuan itu berjalan menuju maura, memberikan senyuman yang manis untuk pagi hari ini, meskipun pelipisnya sudah mengeluarkan sedikit keringat karena bekerja yang dimulai sangat pagi.
"Dimakan soup nya non, mumpung masih hangat" suruh mbok siti, menaruh nampannya di meja dekat kasur Maura, kemudian mengambil mangkuk dari nampan kemudian ia berikan kepada Maura.
Maura tersenyum dan mengambil mangkuk pemberian dari mbok siti
"Mau disuapin non? " tawar mbok siti, tapi Maura menggeleng ia sama sekali tidak mau merepotkan mbok siti yang pasti masih banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan."Yasudah, habis makan jangan lupa minum vitaminnya yah non, bibi permisi dulu " sepenggal kata mbok siti, akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari kamar maura.
Maura kemudian menyenderkan badannya ke papan kasur dengan mengganjalnya dengan bantal.
Maura sebenernya malas makan, ia tidak ada tenaga untuk mencakup soup itu ke mulutnya dengan sendok, rasanya sendok itu sangat berat sekali untuk ia pegang
Pintu Maura terbuka lagi, seorang perempuan dengan muka cemas dan khawatir datang ke arah Maura, cepat-cepat ia mengambil mangkuk yang dipegang Maura.
"Mama suapin yah? " tawar hanum, maura menganggukkan kepalanya dengan lemas
Muka Maura sangat putih, bibirnya pucat dan juga kering, keringat dinginnya terus mengalir cepat di pelipisnya
Hanum mencakup soup itu dengan sendok lalu menyuapi nya ke mulut maura, maura membuka mulutnya lemas saat tau soup itu akan masuk ke dalam mulutnya
Setelah soup itu masuk kedalam mulutnya, Maura mengunyahnya dengan sangat pelan, rasanya seluruh badan Maura sangat mati rasa, bahkan rahangnya saja tidak dapat bergerak dengan seperti biasa .
Hanum mencakup lagi soup dengan sendok bersiap-siap untuk suapan kedua, Maura masih membuka mulutnya dengan lemas kemudian mengunyahnya dengan sangat pelan,
Saat di tengah-tengah kunyah nya. Maura merasakan asam lambungnya naik, ia lalu menahan mulutnya dengan tangan agar tidak mengeluarkannya di tempat tidur, hanum yang menyadari itu langsung keluar kamar, menyuruh mbok siti untuk membawa sekantong kresek
Tak lama mbok siti langsung menaiki tangga menghampiri kamar Maura dengan sangat cepat, hanum langsung meraih kantong kresek yang dibawa oleh mbok siti, lalu berlari menuju tempat tidur Maura.
Yang tadi Maura menahannya kini muntah kan ke dalam kantong kresek yang telah di pegang oleh hanum
Hanum yang mengetahui anaknya susah untuk mengeluarkan muntahannya langsung memijit tengkuk Maura, dan juga mbok siti mengambil minyak kayu putih dan mengoleskannya di punggung Maura.
Setelah Maura sedikit lega, hanum memberinya segelas air putih yang tadi dibawa oleh mbok siti. Sepertinya pening Maura semakin menjadi-jadi, tapi Maura menyembunyikan kesakitan itu dari hanum juga mbok siti
Ia tidak mau merepotkan hanum ataupun mbok siti. Hanum kemudian menarik bantal yang tadi di gunakan Maura untuk menyenderkan badan Maura, bantal itu ia kembalikan ke tempat semula agar Maura menidurkan badannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertulis "GEMA"
Teen FictionBermula dari teman masa kecil, mereka mempunyai keakraban yang sangat kental hingga suatu hari mereka dipisahkan oleh Ayah Maura. Maura akhirnya memutuskan untuk pindah rumah, dan ketika SMA mereka bertemu kembali. Tapi Geaz mencoba untuk membuat...