Yura turun dari mobilnya kemudian sesegera mungkin masuk kedalam rumah Maura, sapaan mulai ia tanggapi dari pak Mahmud yang membukakan pagar rumah Maura dan disambut oleh mbok siti di depan pintu utama.
Yura membalas sapaan satu persatu dengan senyuman dan Yura berjalan ke arah pintu dimana mbok Siti dan Fatimah berdiri disana, Yura kemudian memberikan sapaan kepada mbok Siti tak lupa Yura juga memberikan pelukan hangat kepada Fatimah yang berdiri dibelakang mbok siti.
-kamu sehat? - tanya Yura kepada Fatimah dengan menggunakan bahasa isyarat .Fatimah tersenyum lalu mengangguk.
"Mbok, Maura ada dikamar kan? " tanya Yura kepada mbok Siti , kemudian Fatimah memegang pundak Yura sambil mengangguk.
-makasih cantik- jawab Yura kepada Fatimah dengan bahasa isyarat lagi.
Setelah tau keberadaan Maura, Yura kemudian langsung bergegas ke lantai atas menuju kamar Maura.
Saat pintu terbuka terlihat Maura yang sedang terduduk di atas tempat tidurnya dengan wajah yang pucat , tetapi Maura masih sempat memberikan senyuman manisnya ketika Yura datang.
Yura tersenyum lega dan membuang nafasnya kasar karena melihat sahabatnya itu kembali memberikan senyuman yang khas kepadanya.
Tapi senyuman Yura kemudian pudar karena melihat sosok laki laki duduk di depan Maura bersama Hanum disebelahnya.
"Geaz? Sejak kapan lo-"
"Dari pulang sekolah yura" potong Maura kepada yura
"Lo kenal ama dia? " tanya Yura meyakini Maura sambil berjalan pelan ke arah ranjang Maura
Maura kemudian tertawa gemas "gue curiga ajah sama wajahnya,kayak gak asing,ternyata pas tau namanya dia itu temen kecil gue" sambungnya
Yura kemudian mengangguk paham atas informasi yang diberikan oleh Maura lalu mengucapkan "oh" tanpa suara yang membuat mulutnya membulat.
Yura kemudian berjalan ke arah ranjang Maura sambil memeluk erat tubuh Maura, rasanya ia sangat menyayangi sahabatnya , biarpun hanya menjadi teman SMA, tapi Maura selalu percaya atas apa yang diceritakan oleh Yura
Yura menganggap Maura adalah sosok dimana ia adalah orang yang sangat suka mendengarkan kisah seseorang lalu menanggapinya dan memberikan saran. Tapi sayangnya ia tidak bisa menyelesaikan masalah keluarganya sendiri.
Maka dari itu Yura menganggap bahwa Maura adalah sahabat terbaiknya.
Semua berbincang dan berbicara menceritakan kejadian selama mereka tidak bersama, Hanum dan Maura mendengar kan serius sesuatu yang terjadi ketika Yura di sekolah tanpa adanya maura,
Begitupun sebaliknya Maura dan Hanum membicarakan kejadian dimana Yura tidak tau, Saat mereka asik berbincang bertiga bersama Hanum
Geaz mulai merasakan kecanggungan dimana ia dihadapkan oleh perempuan-perempuan dihadapannya. Geaz merasa pembicaraan ini tidak cocok kalau dirinya ikut mengobrol masalah ini . Tanpa berpikir panjang Geaz akhirnya memutuskan untuk berpamitan.
Lalu Geaz berdiri dari kursinya kemudian pamit untuk pulang kerumahnya.
Tubuhnya seperti kaku, raut wajahnya dingin bahkan mustahil Geaz untuk waktu tersebut
"Tan, Geaz pamit pulang, tante jangan lupa jaga kesehatan " ucap geaz sambil mencium punggung hanum lalu tersenyum
Geaz kemudian memutarkan badannya menuju pintu kamar Maura untuk keluar dari dari rumahnya
Baru satu langkah Geaz berjalan, seseorang menarik jaket levisnya membuat Geaz terpaksa berhenti.
"Gue? , lo gak pamit ama gue? " ucap Maura sambil memandang Geaz yang berdiri membelakanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertulis "GEMA"
Teen FictionBermula dari teman masa kecil, mereka mempunyai keakraban yang sangat kental hingga suatu hari mereka dipisahkan oleh Ayah Maura. Maura akhirnya memutuskan untuk pindah rumah, dan ketika SMA mereka bertemu kembali. Tapi Geaz mencoba untuk membuat...