Flashback mode on
Ketika itu hujan turun deras, seorang anak perempuan berpakaian dress merah berdiri di sebuah saung dengan memeluk dirinya sendiri, tangan nya dingin tapi bukan karena air hujan melainkan takut ayahnya akan marah besar ke dirinya
Hujan makin deras, petir menyambut tanpa henti, tiba tiba datang seorang laki-laki bertubuh besar menghampiri nya dengan sebuah payung, menarik nya dengan paksa kemudian memukul punggung nya
"Cepattttt pulang maura!! " tegas seorang laki laki itu menarik Maura dengan paksa
Laki laki yang suaranya hampir serupa dengan suara petir.Ada anak kecil laki laki melihat adegan itu dari kejauhan, memegang punggungnya sendiri merasakan sakit nya dipukul oleh orang dewasa
-----------------------------------------------------------------
Off."Maura? Kan ketiduran lo, untung gue dateng ke rumah lo " sapa seorang perempuan dengan memakai pakaian serba hitam
Maura kemudian langsung terbangun, mengingat-ingat kejadian terakhir dalam ingatannya, Maura setengah sadar langsung mengumpulkan nyawanya lalu terburu-buru masuk ke kamar mandi melakukan ritual mandinya.
Ia memakai kemeja dan penutup kepala serba warna hitam seperti yang Yura kenakan, saat ia sedang merapikan penutup kepala seseorang membuka pintu kamarnya tubuh tinggi mampu melemaskan tubuhnya
"Cepat kebawah! " perintah ayah nya lalu menutup pintu kembali dengan sangat keras , Yura sempat terkejut sambil mendirikan tubuhnya saat ayah Maura berbicara sangat tegas. Jantung nya berdetak sangat kencang
Hingga ia mengelus-elus dadanya"Maaf yur, bikin lo panik gini " ucap Maura lalu memperbaiki penutup kepalanya lagi
Yura cepat-cepat menggelengkan kepalanya
"Enggak ra , gue juga mau latihan senam jantung, udah lama anjir " ucap Yura mencairkan suasana yang tegang di dalam kamar Maura
Maura lalu berjalan menuju pintu keluar dengan perasaan masih gelisah, ia masih tak percaya dengan keadaan yang ada, Yura menyusul di belakang maura mengekor Maura dari belakang .
Saat ia turun dari sebuah Tangga Maura melihat ibu ibu datang membawa buku yasin dan juga tas tas bermerk, ada juga yang membawa anaknya yang masih kecil mengingatkan Maura pada adiknya lagi.
Maura tersenyum sedih, karena masih tidak percaya bahwa Maura ditinggalkan adiknya tapi ada perasaan senang dihatinya karena adiknya tak akan disakiti ayahnya lagi.
Maura duduk di samping mamahnya disebelahnya juga terdapat Yura yang ikut membaca yasin untuk adik Maura
Setelah 1 jam pembacaan doa dan pembagian nasi kotak, ibu ibu itu berjalan menuju Hanum menyalaminya dan memberi kekuatan bahwa ia harus tabah menghadapi segala sesuatu yang di berikan oleh Tuhan
Hanum hanya mengangguk dan mengucapkan banyak banyak terimakasih kepada para tetangganya yang sudah datang mendoakan anaknya.
Selesai acara pengajian Tori lalu keluar dari rumah, menggunakan mobilnya untuk pergi dari area rumah, ia tidak memberitahukan akan kemana ia pergi, ia juga tidak berpamitan pada siapa pun yang berada Di rumah.
Maura kemudian duduk dekat tangga , Maura melamun tentang pikiran yang sudah tak sanggup ia hadapi, Yura yang tadi memberikan nasi kotak kemudian memberhentikan kegiatannya dan Yura meminta bantuan kepada fatimah untuk menggantikan kegiatannya tersebut
Yura dengan percaya diri berjalan menuju Maura memberi pelukan yang hangat kepada maura, Maura tak membalas pelukannya ia harus kuat dan tidak menangis dihadapan orang banyak
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertulis "GEMA"
Teen FictionBermula dari teman masa kecil, mereka mempunyai keakraban yang sangat kental hingga suatu hari mereka dipisahkan oleh Ayah Maura. Maura akhirnya memutuskan untuk pindah rumah, dan ketika SMA mereka bertemu kembali. Tapi Geaz mencoba untuk membuat...