Happy Reading
*
*
*
*
*Sorry kalau story ini agak aneh ahaha... Soalnya ini ketikan pertamaku jadi masih aneh masih banyak ragu dan ga percaya dirinya pas ngetik ini, jadi ya gitu.
Dan Sorry juga ini GxG huhu..
.
.
.
.---
Irene sedang duduk di sofa depan TV tadinya, tapi sekarang di dekat pintu kamar gadisnya. Gadisnya bilang sedang ingin sendiri dan sudah setengah jam Irene menunggu tapi gadisnya belum juga keluar.
Irene tidak bisa tenang dan tidak akan pernah bisa tenang sebelum meminta maaf pada gadisnya.
Padahal ia yang salah, bahkan Irene menyadari kesalahannya. Tapi entah mengapa orang-orang suka sekali menyalahkan gadisnya. Padahal gadisnya itu, bahkan tidak balas menggenggam tangannya, apalagi balas memeluknya saat di panggung. Menyebalkan saat itu, tapi Irene paham alasannya.
Ia sungguh tak mengerti, mengapa Direktur bodoh itu menyalahkan gadisnya dan mengapa pula menejer oppa ikut memarahi gadisnya dan yang sangat tidak ia mengerti mengapa fansnya lebih suka ia dengan Seulgi. Padahal Irene hanya mencintai kesayangannya, gadisnya IYA! Hanya Wendy yang Irene cintai.
Setelah selesai berkutat dengan pikirannya, Irene mulai mencoba untuk mengetuk pintu kamar Wendy. Dari ketukan yang pelan sampai sedang, Irene belum mendapat sahutan dari dalam, ingin mengetuk keraspun tak enak, bagaimana kalau Wendy terkejut.
Irene memilih untuk berhenti mengetuk dan menajamkan pendengarnnya. Wendy tertawa, Irene mendengar tawa dan juga suara Wendy berbicara menggunakan bahasa Inggris. Ia mendengus kesal, dari tadi ia menahan diri untuk tidak membuka pintu kamar Wendy dan menerobos masuk karena gadisnya itu bilang ingin sendiri dan menenangkan diri, tapi kenyataannya Wendy malah asik tertawa bersama teman Bulenya.
"YAHH!" Teriak Irene setelah membuka pintu kamar Wendy, ia tau gadisnya ini jarang sekali mengunci pintu, bahkan mungkin tidak pernah. Dan alasannya agar Irene bisa masuk kapan saja, bahkan tengah malam sekalipun.
Wendy terduduk dari tidurannya karena terkejut, bahkan handsetnya masih terpasang dan video callnya masih tersambung.
Irene menatap tak suka pada HP Wendy yang menampilkan wajah teman-teman bulenya."Aku menunggumu satu jam lebih di depan pintu kamar." Kesal Irene sambil melepas handset dari telinga Wendy dan melempar HP Wendy ke lantai.
Namun HP itu justru mengenai dinding terlebih dahulu hingga kameranya rusak.
Wendy menatap kearah HPnya, bergerak cepat mengambilnya lalu kembali melemparnya ke dinding sehingga layarnya juga ikutan retak sekarang.
Irene yang melihat itu menutup mulutnya terkejut, lalu bergegas mengambil HP Wendy. "Rusak.." lirihnya.
"Mianhae...aku-"
"Aku yang merusaknya." Potong Wendy cepat.
"Ani..--" Irene ingin membantah namun kembali di potong Wendy.
"Aku yang melemparnya terakhir kali." Ingat Wendy, lalu mengambil HPnya dari tangan Irene."Salahku, tak perlu memikirkannya unnie." Ucap Wendy lagi, lalu menaruh HP itu di nakas.
.
.
.---
Mereka sedang tiduran, Wendy sedang memainkan HP Irene dengan satu tangan dan tangan satunya lagi sedang mengelus lengan Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERPEN (WenRene)
Historia CortaCerpen atau cerita pendek, bener-bener pendek ya.