" Hey.. Tunggu. Dimana min company, ahjussi hey! " teriak seorang namja dengan kacamata tebal yg membingkai mata sipitnya itu kepada supir taxi yg meninggalkannya begitu saja.
Tak jauh dari sana, seorang namja manis yg melihat itu justru tertawa terbahak.
" Ha ha ha.. Ha ha ha" suara cempreng, kim jimin. Siapa lagi memangnya?
Pria yg ditertawakan itu, berbalik dan menatap jimin.
Membuat gesture untuk jimin mendekat.
" Aku? " tanya jimin.
Pria itu mengangguk dan kembali memberikan gesture untuk mendekat.
" ya? " tanya jimin setelah ia mendekati pria itu.
" Apa kau tahu dimana perusahaan ini" pria itu menunjukkan kertas berisi alamat pada jimin.
Melihat itu jimin menggelengkan kepalanya dramatis.
" Buruk, sangat buruk"
" Apa kau melihat gedung itu? " tunjuk jimin.
" Ya, wae? "
" Tempat yg kau cari ada dibalik gedung itu?" jelas jimin.
" Apa? " pria itu tak percaya.
" Dengar tuan kacamata, aku beritahu satu hal padamu. Jangan tanyakan jalan pada orang lain. Karena orang-orang disini sangat senang membodohi orang lain" jimin memberi saran dengan nada serius.
Pria kacamata itu mengangguk.
" Baiklah. Terimakasih sarannya"
Pria itu pergi bergegas menuju arah yg diberitahukan jimin.
***MHIY***
Kakak beradik itu sedang tertawa sekarang.
" Hyung, seharusnya kau tak membodohinya" ucap jungkook
" Kookie, dia memang pantas mendapatkannya karena dia tidak memiliki sopan santun sama sekali" jimin memberi alasan.
" Kasihan dia hyung, karena harus menjadi korban kejailanmu. Pasti dia sekarang frustasi menghadapi para lintah haus belaian" jungkook ikut prihatin, mengapa pula orang itu harus bertemu dan bertanya pada hyungnya.
" Dan kookie, apakah kau tahu, dia mungkin akan mudah untuk sampai di tempat itu, tetapi dia tidak akan mudah untuk keluar dari sana"
Kembali tawa keduanya terdengar.
***MHIY***
Sedangkan di tempat lain, pria yg dijaili jimin sedang mengumpat. Karena apa? Ia sekarang sedang berada di tempat para waria yg haus belaian. Dan kini, ia sudah diperebutkan oleh pria-pria bermakeup tebal dan berpakaian wanita disana.
" Oppa~ ayo sama aku ajahhh" manja salah satunya, diakhiri dengan sedikit desahan yang membuat bulu kuduk min yoongi, berdiri.
Merinding, itu yg dirasakan yoongi. Atas usahanya, yoongi berhasil melarikan diri dari lintah-lintah itu.
Ia melihat sebuah truk dan melambaikan tangannya. Truk itu pun berhenti.
" Kenapa nak? " tanya pengemudi truk ramah.
" Ahjussi, bisakah memberikanku tumpangan? " tanya yoongi dengan keadaan yg menyedihkan.
" Ah, tentu saja. Tapi kau harus duduk di belakang, karena di depan ada anak-anakku. Tak apa? " jelas supir itu.
Yoongi mengangguk.
" Kau mau kemana?"
" Min Company"
Supir truk itu mengangguk dan yoongi pun masuk ke belakang truk.
Tapi kalian harus tahu, keadaannya sangat lucu, dengan yoongi yg harus berdesakan dengan kambing-kambing di truk itu.-
Supir truk membangunkan yoongi karena sudah sampai di tujuannya.
Yoongi turun dengan pakaiannya yg berantakan karena keganasan lintah kemarin ditambah bau kambing yg melekat di pakaiannya. Ia berterimakasih sebelum menatap sekitar dan membolakan matanya." Ahjussi, kau tak bercanda kan? " yoongi sedang menahan kesal sekarang.
" Bukankah ini tempat awal, aku datang kesini? " sungguh amarah yoongi sudah di ubun-ubun.
" Itu. Min Company, tepat berada diseberang sana" menunjuk bangunan yg berada di seberang mereka.
Yoongi mengepalkan tangannya erat. Dan mendengus.
" Lihat saja nanti, kalo aku bertemu dengannya lagi akan kucekik dia, dasar bocah sialan"
***MHIY***
TBC#Note
Nothing
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Is Yours
Fanfiction" Entah kenapa kau selalu membuat ulah jimin? " - Kim Jaejoong " Karena kau tak menyukainya, Mom. Tak ada yg kau sukai dariku. Semua yang aku katakan itu salah. Semua yang aku pikirkan itu salah. Semua yang aku pakai pun salah. Apa mungkin, aku ting...