9

732 74 2
                                    

Yoongi tertidur dengan nyaman dikasurnya, tetapi tidak untuk beberapa detik kedepan sepertinya.

" Oh! jadi beruang kutub ini sedang tidur disini. Berani sekali dia tidur di tempat boss nya?"

" Hey, Sopir!  Hey! " Jimin menendang gumpalan selimut itu.

"Bangun!  Ayo bangun"

" Yak!! Apa-apaan?!" Yoongi mau tidak mau bangkit dari kasur kesayangannya.

" Dengarkan ini, buntalan lemak! Sejak kau hadir di hidupku, aku tak pernah bisa beristirahat dengan tenang"

" Kalo kau ingin beristirahat dengan tenang, mati saja sana! Tapi sebelum itu, sekarang cepat kita harus pergi dan pakai ini! "

Jimin mendorong setelan jas ke dada yoongi.

Yoongi hanya bisa menuruti permintaan jimin dengan setengah mengantuk.

-

" Minie " panggil tuan min lebih akrab.

" Ne? " jimin dengan cepat mendekati tuan min.

Tuan min memberikan sebuah kunci kepada jimin.

" Ini kunci mobilku. Kau harus tiba tepat waktu"

" Terimakasih, samchon"

Lengang sejenak

"Boleh aku memanggilmu begitu kan? " tanya jimin.

Tuan min menggeleng.

" Ani. Panggil aku Appa saja, tidak ada penolakan! "

Jimin dengan antusias mengangguk, memeluk tuan min, dan saling melempar senyum.

" Kenapa kau baik sekali padaku, appa? " lirih jimin.

" Karena aku suka semangatmu itu, dan mungkin hanya kau yg bisa mengubah putra angkuhku itu"

***MHIY***

Keluarga kim kecuali jimin dan jungkook, kini sedang mengadakan rapat dengan para pemegang saham. Mereka terus didesak untuk mendatangkan pemilik Min Company.

Sialnya, ada pula park jungsoo dalam rapat itu yg kini tengah menyeringai jahat.

" Lihat tuan-tuan! Setelah puas melenyapkan uang kita dan membuat kita rugi, Kim Company lepas tanggung jawab begitu saja. Jika tidak ada keputusan yg pasti, lelang saja perusahaan kalian ini, untuk membayar hutang-hutang kalian" Jungsoo mulai memprovokasi.

Kim Jaejoong dan Kim Seokjin hanya bisa menunduk.

" Dengar, kim. Jika kau masih mempunyai rasa malu, maka lebih baik kau mengakuinya secara terbuka, sekarang juga" merasa lawannya tak berkutik, jungsoo semakin menjadi.

Dibawah meja, tangan namjoon mengepal menahan rasa marah pada orang yg ia tahu sangat membencinya dan juga seluruh keluarga kim.

Seokjin yg melihat kemarahan adiknya itu, mengulurkan tangan dan mengelus tangan namjoon lembut. Ia harap, itu bisa sedikit membuat namjoon tenang.

Namjoon awalnya tersentak, tapi kemudian ia perlahan mendapatkan ketenangannya kembali, dan menatap seokjin berterimakasih.

Seokjin tersenyum hendak menarik tangannya, tapi namjoon justru menggengam erat tangan hyungnya itu.

Seokjin membiarkannya.

Brak

Jimin masuk dengan seseorang, tentu saja, Min Yoongi.

My Heart Is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang