Seorang gadis sedang dalam perjalanan pulang, ia melewati jalan yang diyakini memang lebih cepat sampai dibandingkan jalan biasa yang sering digunakannya. Seharusnya ia sudah dari beberapa jam lalu sudah dirumah, namun karena ada urusan yang harus ia selesaikan ia jadi terhambat pulang. Tiba-tiba motor yang ia kendarai berhenti ditengah jalan.
"Huhuhuhu kalau mau mogok! Kenapa ga bilang dari awal?Hah!" tukasnya melihat motornya sudah tak bisa diajak kompromi untuk dinyalakan.
Rose melihat sekeliling hanya pepohonan yang tinggi tempat ini jauh dari pemukiman penduduk, lalu keadaan yang kurang beruntung ini didukung dengan tempat ia berdiri sekarang adalah jalan menuju pendakian. Benar-benar sial.
"Aduh masa bidadari dari kayangan ini, harus mendorong motor?" Keluhnya berharap motor ini bisa berjalan sendiri tanpa bantuan dorongan darinya "mogok! Mogok aja gak usah bikin susah! Lo tau gak ini pendakian bikin repot aja!" Lanjutnya memaki motornya, ia sudah terlihat seperti emak-emak yang tak terima karena harga bahan pangan naik.
Belum lagi tak ada satupun kendaraan yang melintasi jalan ini sekarang.
Tiga orang pemuda sedang berada di cafe. Mereka sedang makan sambil sesekali mengobrol. Sebenarnya ini yang kebanyakan ngobrol cuma Woosoek serta Byungchan. Sementara Seungyeon hanya sesekali ikut berpartisipasi dari omongan yang sebenarnya jauh dari kata penting.
"Ngomong-ngomong Jisoo cantik ya?" kata Byungchan melirik Woosoek seakan menunggu temannya mengatakan iya.
Seungyeon benar-benar tak mengerti lagi dengan topik pembicaraan dua sahabatnya ini. Perasaan tadi mereka sedang membahas bagaimana cara memasang tabung gas, Byungchan tidak tahu memasang tabung gas lebih kearah tak berani. Takutnya selesai ia memasang saat ia nyalakan kompornya nanti meledak menurut kepercayaan yang ia yakini saat ini. Yang dijawab Woosoek dengan lengkap, memang jiwa-jiwa Kim Woosoek persis ibu-ibu PPK.
Wooseok yang melihat Byungchan melihat kearahnya seperti menunggu jawaban ulangan, lantas mengernyit heran.
"Kok tiba-tiba bahas Jisoo?" tanyanya tak paham pada Byungchan yang memang kadang random.
"Lo dekat sama dia, gak adakah perasaan yang tersangkut?" jawab Byungchan santai sambil menusuk sate yang kepemilikannya Seungyeon yang melotot tak terima, perasaan sudah dua piring ia makan tanpa sisa-sisa apakah masih belum kenyang juga.
"Lo kira sampah yang tersangkut di sungai!? Lagian kita dekat karena dia anggota OSIS doang gak lebih dari itu," jelas Woosoek yang melirik kearah Seungyeon benar-benar malas ikut bicara.
Seungyeon yang dilirik seperti itu langsung buka suara.
"Apaan?" tanyanya singkat tapi tetap fokus mengunyah sate."Hmm lo ikut ga ke party ultahnya Soojin?" tanya Woosoek. Soojin adalah teman sekolah mereka mengadakan acara ulang tahun.
"Dimana? kapan?" tanya balik Seungyeon.
"Club Ex One sabtu jam 8 malam, kuy lah jangan dirumah mulu lo," balas Woosoek lebih kearah protes.
"Hooh lo itu anak gadis apa cowok sih?! Kek anak perawan dirumah mulu" timpal Byungchan yang sekarang sedang mengais-ngais sisa sate di piring Seungyeon.
"Nanti diliat," jawab Seungyeon mengeluarkan uang lalu menyimpan diatas meja.
"Mau balik sekarang ya?" tanya Byungchan yang sibuk melap sisa saus yang menempel di bibirnya, pasalnya Seungyeon terlihat memakai jaket.
"Iya gue duluan," balas Seungyeon langsung pergi.
"Ok hati-hati bebeb," teriak Byungchan cempreng yang tak dihiraukan Seungyeon.
Wooseok sendiri sudah berdiri menuju kasir membayar makanannya dengan makanan kedua temannya.
Dibawah terik matahari yang menyorot. Gadis ini masih berjuang mendorong motornya, jika saja motor ini bukan motor sepupunya yang belum lunas, mungkin ia akan meninggalkannya begitu saja. Ingin ia menelpon siapapun, namun hpnya mati total. Ia yang sudah lelah akhirnya memilih berhenti sejenak, tenaganya sudah habis terkuras oleh motor mogok yang ia dorong.
Jujur ia berharap ada keajaiban dari tuhan semoga ada pengendara motor atau mobil lewat sekarang.
Rose lantas berteriak berharap ada orang yang mendengar suaranya dari kejauhan.
"Auwoowowowowo," teriaknya agak serak kearah hutan "huhuhuhu tidak adakah yang ingin datang menyelamatkan Dinda!" Katanya dramatis memasang wajah merana sambil memegang dada "wahai kakanda dimana dirimu huhuhuhu," lanjutnya memasang wajah nelangsa, terlalu mendalami perasaan yang merana ia tak sadar jika sudah ada motor yang berhenti.
Tak jauh darinya seorang pemuda menyaksikan dimana gadis itu berteriak kearah hutan, ia berhenti ketika melihat gadis itu mendorong motornya.
Dasar tarzan, gumamnya.
Pemuda ini akhirnya menjalankan motornya datang menghampiri kearah gadis yang sedang berjongkok menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Seungyeon turun dari motornya lalu berjalan menghampiri Rose yang masih menutup wajahnya. Tepat didepan Rose ia berhenti lalu berkata.
"Lo nangis?"
Rose yang mendengar ucapan seseorang lantas mendongak ke atas, tepat didepannya ada Seungyeon.
Ia pikir Rose sedang menangis ternyata tidak, Rose sendiri masih belum menjawab perkataan Seungyeon.
"Mogok," tanya Seungyeon sambil melihat kearah motor Rose.
Sekarang ini sebenarnya Rose dalam keadaan sensitif pengaruh lapar, serta kelelahan akibat hampir 1 jam ia habiskan mendorong motor.
Pakai nanya lagi! Ini adalah raut wajah yang Rose tunjukkan kepada Seungyeon.
"Hmm" terdengar helaan nafas lelah serta frustasi dari Rose "iya" lanjutnya.
"Gak jauh dari sini, ada bengkel," kata Seungyeon sambil menunjukkan arah yang ia maksudkan.
Mendengar perkataan Seungyeon, Rose sudah berasumsi bahwa Seungyeon hanya akan menunjukkan tempat bengkel.
"Gue kenal orangnya," jelas Seungyeon yang sekarang sudah menelpon, Rose sendiri masih diam tak peduli. Seungyeon melihat kearah Rose yang terdiam, Rose yang merasakan ditatap langsung menatap balik.
"Rose....ayo pulang bareng gue."
Kenalin ini tokoh lainnya
Jangan lupa vote dan komen!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT ; Rose Ft Seungyeon
RandomSebelum baca follow dulu ya. Cerita ini masih baru. Kalian yang suka silahkan vote ya. Aku akan sangat menghargainya. Jangan siders!! Started : 290120 Published : 060220