Dibawah awan yang mendung. Beberapa daun terjatuh dengan alami, karena angin yang berhembus. Seorang pemuda baru saja mengatakan sesuatu yang sebelumnya ia tak katakan pada gadis didepannya yang rambutnya melambai-lambai diterpa angin. Ia diam-diam menunggu reaksi gadis didepannya yang sedang melihatnya juga. Ia tak percaya dirinya begitu mudah terpengaruh, karena gadis ini. Gadis yang membuat dia mengatakan hal yang seharusnya dia simpan dalam diam. Hanya karena reaksi gadis ini diluar ekspektasinya buat dia jujur.
Rose menunduk pandangannya sesaat, dia tersenyum. Hatinya bergetar saat pemuda ini mengatakan sesuatu yang ia harapkan. "Marah karena apa?"
Seungyeon menghela nafas menyiapkan dirinya. Ada pertanyaan apakah ini saatnya dia katakan tentang hatinya, soal keresahannya. "Gue cem____"
Perkataan Seungyeon terpotong. Berkat panggilan dari hp Rose.
Gadis ini fokus bicara dengan seseorang lewat telpon.Sementara Seungyeon merutuki dirinya. Dia hampir saja mengatakan apa yang sebenarnya. Ada perasaan takut saat memikirkan gadis ini mungkin menolaknya atau lebih parahnya Rose mungkin menjauhinya. Memikirkannya saja sudah buat ia merasakan sesak didadanya. Seungyeon paham begitu besarnya pengaruh gadis didepannya ini yang terlihat tersenyum.
Rose memasukkan hpnya ke tasnya. Melirik pada Seungyeon, "maaf tadi lo ngomong apa?"
"Gak lupain aja," balas Seungyeon, "kita balik sekarang."
Rose melangkahkan kakinya kearahnya.Seungyeon diam dalam perjalanan. Matanya fokus kearah jalanan, tapi pikirannya pada seseorang dibelakangnya.
Seungyeon berkali-kali memaki dirinya yang hampir mengatakannya sesuatu yang bisa buat dia dan Rose mungkin tak bisa dekat lagi. Menurutnya.Rose rasanya ingin bertanya apa alasan Seungyeon marah? Apa mungkin dia cemburu? Kalau benar Rose akan besar kepala, tapi ingatkan ia tak mungkin Seungyeon cemburu. Jadi, abaikan saja. Rose diam.
Terlalu larut dalam pikiran masing-masing dua insan ini tak sadar mereka tiba dikediaman Rose. Seungyeon berhenti.
Rose merasa motor Seungyeon berhenti. "Ehh udah sampai ya?!"
"Iya."
Rose berdiri disamping pemuda yang masih duduk dimotornya, "makasih."
"Oh ya, gue balik dulu."
"Makasih. Hati-hati ya," balas Rose cepat tapi, lembut. Ia berjalan dengan kilat, dia malu keliatan amat dia peduli. Pakai ingatkan hati-hati dijalan. Sadar Rose, entar dia gr? Lagian sebelumya hanya kata makasih yang sering iya katakan pada pemuda ini.
Seungyeon sendiri kaget. Gak percaya tadi gadis itu mengucapkan hati-hati? Maksudnya Rose peduli sama keselamatannya. Seungyeon tersenyum setelah memarahi dirinya. Sekarang ia senang. Mungkin ini pertanda hubungan mereka akan baik kedepannya. Seungyeon berharap untuk ini.
Rose didepan kaca. Memaki dirinya yang keceplosan mengatakan 'hati-hati ya' jangan lupakan nada suaranya yang agak lemah. Tak biasanya, berikan kesan istimewa. Rose sekilas tersenyum. Dia merasa gila karena, always tiap dengan Seungyeon untuk kesekian kalinya ia melakukan hal-hal yang buat Rose berakhir malu serta memaki dirinya.
"Kok gue lost control tiap sama lo?'' tanya Rose kearah bayangannya didepan cermin.
Kegiatan Rose sekarang tak luput dari perhatian kedua sahabatnya. Benar-benar bikin Jisoo merasa temannya semakin hari makin aneh. Lisa sendiri bingung ini Rose kenapa lagi?
"Siapa? Seungyeon?'' tanya Jisoo bikin Rose jantungan. Gak nyangka ada dua manusia disini.
"Anjirr. Sejak kapa lo disini?" tak lama kepala Lisa muncul disamping Jisoo yang sebelumnya menguasai pengelihatan Rose kearahnya, Lisa hanya ingin keberadaannya diakui juga oleh Rose.
Rose mendegus jengkel. Rupanya ada makhluk tambahan.
"Lo juga ternyata!"
"Iye hehehe," balas Lisa cengengesan.
"Gimana? Lo udah nanya sama Seungyeon," tanya Jisoo.
Rose diam-diam sedikit tersenyum. Jisoo makin penasaran, kalau Lisa tak terlalu peduli ia sibuk makan permen.
"Kayak yang lo bilang. Dia marah karena gue."
Jisoo merasa antusias. Meskipun hal ini terjadi terhadap Rose, namun ikutan senang. "Ah tukan, dia bilang cemburu gak?
"Gak," sahut Rose agak kecewa, "tadi juga ada panggilan masuk. Pas Seungyeon mau ngomong.''
"Sumpah sebenarnya lo itu punya hubungan apa sama Seungyeon?" tanya Lisa bingung.
Ya, Rose selalu curhat soal Seungyeon. Bikin Lisa ingin tahu hubungan mereka sudah sampai tahap dimana?
"Gak ada hubungan apa-apa. Ya, tapi teman lo ini naksir sama batako," jawab Jisoo lirik Rose. Rose hanya mendelik tak terima, padahal hatinya mengiyakan.
"Pastilah. Kalau kaga gak mungkin dianya bahas mulu itu," sambung Lisa.
"Sialan."
Seungyeon dirumah Byungchan bersama Woosoek. Malam ini nongkrong dirumah Byungchan.
Seungyeon duduk disamping Woosoek yang lagi buka app store. Woosoek fokus banget, tapi dia tahu ini Seungyeon lagi ngeliatin dia.
"Apaan?''
"Gak!"
Woosoek matiin hpnya ngelirik Seungyeon, "gimana?"
"Gimana? Maksudnya?!"
"Itu perkembangan lo sama Park Rose," pekik Woosoek buat Seungyeon nutup mulutnya. Ya, gak usah teriak entar ada yang dengar. Seungyeon gak mau terlalu banyak yang tahu soal urusan asmaranya. Bahkan belum bisa dibilang asmara, dia aja sama Rose gak ada status. Masih gak jelas.
"Hmm biasa aja," balas Seungyeon seadanya, karena memang perkembangannya boleh dikata masih abu-abu.
Kadang mereka berantem. Kadang saling menjauh, kadang dekat lagi. Terus semuanya berulang-ulang begitu terus. Sikapnya layaknya kayak seorang pacaran. Padahal statusnya saja tak lebih dari teman.
Woosoek miris dengarnya. "Ya, lo suka kan sama dia?" Seungyeon gak jawab, tapi Woosoek yakin ini sudah pasti naksir.
"Kalau suka tuh dikejar, jangan diam aja."
Seungyeon diam-diam mengiyakan, tapi Woosoek tak akan mengerti soal kegundahan hatinya. "Gue pengennya gitu. Ya gimana gue bahkan belum bertindak, tapi dianya udah menjauh."
Woosoek diam. Bingung juga sama situasinya, "lo yakin dia menjauh karena ini?"
Seungyeon memilih beranjak. Memikirkan soal ini buat hatinya jengkel. Sebelum Seungyeon makin jauh. Woosoek ngomong lagi.
"Ya, gue memang mungkin gak bisa terlalu paham situasi lo, tapi gue saranin lo jujur soal perasaan lo. Sampai titik dimana lo yakin dia suka lo atau memang gak."
Seungyeon melanjutkan langkah kakinya. Satu hal yang pasti kalimat barusan sedikit mempengaruhi dirinya.
"Beban hidup lo banyak ya? Muka lo gitu amat!" celetuk Byungchan ngeliat raut Seungyeon gak bersahabat banget.
Seungyeon hanya mendengus.
"Ckckck dasar batu," balas Byungchan gak diwaro sama Seungyeon merasa diabaikan.
Ngomong-ngomong soal batu. Ia jadi, ingat soal Rose. Tukan pikirannya tertuju lagi sama Rose.
Seungyeon tersenyum bikin Byungchan bergidik ngeri. Ya, perasaan tadi raut wajahnya kayak mau ngajak baku hantam. Hmm sekarang malah berseri-seri, wajarlah Byungchan takut. Dia lantas pergi meninggalkan Seungyeon.
"Seungyeon kesurupan," lapor Byungchan pada Woosoek yang mengernyit bingung.
"Jangan becanda lo!"
"Tadi pas datang. Mukanya jelek banget keliatannya garang, gak lama setelahnya sekarang dia senyum. Jelas gue takut sendiri."
Woosoek gak mau terlalu peduli. Ya, ini efek temannya lagi fallin in love.
Seungyeon ingat kata-kata Rose. 'hati-hati ya' terdengar sederhana, namun hati Seungyeon menghangat. Seungyeon menangkap ketulusan dari ucapan Rose. Karena ini, hatinya berdesir.
Ingin segerakan cerita ini tamat!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT ; Rose Ft Seungyeon
RandomSebelum baca follow dulu ya. Cerita ini masih baru. Kalian yang suka silahkan vote ya. Aku akan sangat menghargainya. Jangan siders!! Started : 290120 Published : 060220