"Rose....ayo pulang bareng gue."Entahlah kata-kata ini terngiang-ngiang terus di kepala gadis putih ini, apa karena ia sedang lapar makannya ia kurang fokus. Rose langsung menggelengkan kepalanya, ia mencoba menepis apa yang ada dipikirannya sekarang. Ia lalu menggangukkan kepala memberikan persetujuan atas ajakan Seungyeon.
Seungyeon bingung pasalnya ia pikir Rose menolak karena awalnya menggelengkan kepalanya, lalu sekarang ia lantas menggangukkan kepalanya. Apa gadis ini masih waras? Ia jadi gemas ingin mencubit pipi gadis putih ini yang terlihat merah akibat terlalu lama terkena matahari.
"Lo mau bareng apa gak?" tanya ulang Seungyeon memastikan kejelasan dari Rose.
"Anu...itu...gue mau kok," jawab Rose agak grogi sambil mengalihkan pandanganya, terus menggaruk tengkuk lehernya. Ia tak tahan ditatap lama oleh pemuda didepannya apalagi dengan mata sipit nan tajamnya.
"Yaudah ayo naik," ajak Seungyeon tak mengalihkan perhatiannya dari gadis ini.
Rose lantas berjalan kearah Seungyeon yang menunggu diatas motor, namun ia berhenti.
"Hmm motor ini gimana?" tunjuk Rose kearah motor sepupunya, ingatkan dia bahwa motor ini masih cicilan sisa 10 bulan. Ia memang bersyukur karena akhirnya ia akan pulang, tapi ia tak mungkin meninggalkan motor ini. Bisa-bisa ia dicekik hidup-hidup oleh sepupunya.
"Gue udah telpon teman gue yang dibengkel, ia bakal datang ambil," jawab Seungyeon untuk menghilangkan kekhawatiran Rose "kita bisa balik sekarang?" tanyanya lagi.
"Oh ok," balas Rose langsung jalan, dan naik keatas motor Seungyeon.
Sepanjang perjalanan menuju pulang Rose diam, begitupun dengan Seungyeon. Sampai saat Seungyeon menanyakan alamat rumah gadis ini.
"Rose lo tinggal dimana?"
"Dirumah," balas Rose jujur, dan polos.
Seungyeon langsung menghela nafas berusaha untuk sabar, jangan sampai ia turunkan gadis ini ditengah jalan lantaran gemas akan jawabannya.
"Maksudnya alamatnya?"
Perjelas dong kalau mau nanya, Rose sempat mencibir namun ia berhenti ketika Seungyeon melihatnya kearah kaca spion. Ia langsung mengubah raut wajahnya dengan senyuman dipaksakan memperlihatkan deretan giginya yang tanpa ia sadari ternyata ada kulit cabe digigi depannya, Seungyeon menahan diri untuk tidak tersenyum. Aneh tapi cantik, eh? Sepertinya otaknya juga mulai tak waras karena pengaruh Rose.
"Oh perumahan Pink hitam."
Seungyeon tak bicara lagi, ia fokus menyetir. Rosepun juga begitu.
Rose sudah tiba dirumah, bukan rumahnya melainkan rumah sahabatnya Jisoo. Dia berencana mau numpang makan, ibunya tak dirumah sudah jelas tak ada makanan.
Rose langsung turun dari motor, Seungyeon membuka helmnya. Gadis ini juga masih berdiri didepan Seungyeon.
"Makasih uda anterin," kata Rose tulus. Dia diajarkan oleh ibunya untuk selalu mengucapkan terima kasih atas bantuan orang lain sekecil apapun itu, lalu ini menjadi kebiasaan sampai saat ini.
"Iya sama-sama," jawab Seungyeon.
"Hmm, gue masuk dulu," pamitnya.
Sebelum gadis ini berbalik arah untuk masuk ke dalam rumah. Seungyeon memanggilnya, Rose akhirnya kembali menghadap didepan Seungyeon.
"Rose?" panggil Seungyeon, "Minta nomor lo," jelasnya.
Rose masih berusaha mencerna kalimat yang barusan yang ia dengar dari bibir tipis pemuda bermata sipit ini, jangan sampai Rose berpikiran yang tidak-tidak!? Ya ampun baru juga mengantar pulang pertama kali udah ngegas, batin Rose.
"Gak usah berpikiran yang nggak-nggak," jelas Seungyeon seakan bisa membaca pikiran Rose yang langsung membulatkan matanya tak percaya. "Ini untuk kabarin kalau motor itu udah beres," sahutnya.
"Gue sebut, dengar baik-baik," ucap Rose memperingatkan "Kosong delapan kita berdua," lanjutnya sebenarnya ini mau balas dendam tak terima jika Seungyeon mengatakan ia berpikiran yang tidak-tidak, padahai iya eh?
Seungyeon yang awalnya sudah menulis 08 lantas berhenti ketika mendengar lanjutnya kalimat gadis didepannya yang mulai aneh. Seungyeon langsung melihat kearah Rose yang agak kikuk, belum lagi dengan matanya menajam kearah Rose.
"Ya, elah gue becanda," celetuk santai Rose "jangan terlalu serius akhirnya muka lo kaku banget kaya batako," tukasnya.
Seungyeon bukan cowok yang suka bercanda apalagi mau berkata panjang lebar, namun gadis ini seakan menguji batas kesabarannya.
"Sebutin gak usah becanda!" jelas Seungyeon tak ingin main-main sekarang.
Rose langsung mencibir, idih dasar non humoris. Rose langsung menyebutkan nomornya dengan benar. Sebelum Seungyeon pergi ia sempat berkata.
"Rose jangan lupa sikat gigi."
Seungyeon pergi meninggalkan Rose yang kebingungan ditempatnya.
Tunggu-tunggu apa maksudnya jangan lupa sikat gigi? Rose masih berusaha memahami maksud dari kalimat pemuda tadi. Ia lantas berkaca dengan hpnya terkutuklah ternyata ada kulit cabe digiginya.
Sekarang muka Rose merah padam, ia tak pernah merasa semalu ini bahkan ketika mendengar gombalan dari cowok.
Rose berada dirumahnya Jisoo sekarang, Jisoo sedang tak ada dirumah. Rose masuk karena ibu Jisoo menyuruhnya masuk, bahkan dia disuruh makan. Karena ibu Jisoo sudah paham dengan raut wajah Rose yang terlihat lelah serta tak bertenaga.
Rose masih makan, ini sudah dua kali tambah, badan boleh kurus bahkan perutnya sangat kecil. Namun kalau perkara soal makan bisa dibilang ini anak kuat makan, bahkan bisa sampai tambah tiga kali kalau lauknya seleranya. Jisoo akhirnya pulang bersama Lisa yang datang mau meminjam buku catatannya.
Rose terlihat seperti pemilik rumah, kaki diatas kursi sambil menonton kartun Spongebob. Bahkan dengan santainya menggaruk lobang hidungnya yang gatal lalu lanjut makan untung ia pakai sendok makan.
"Ckckck teman lo itu?" kata Jisoo.
"Bukan teman lo," balas Lisa tak mau kalah.
Rose yang sudah selesai makan, dan mendengarkan ucapan temannya langsung buka suaranya.
"Berhenti perebutkan aku yang cantik ini," timpal Rose santai.
Jisoo maupun Lisa ingin sekali mengumpati Rose yang mempunyai kepercayaan tinggi, namun mereka urungkan karena kedatangan ibu Jisoo.
"Mama kok biarin, gembel ini masuk," celetuk Jisoo menunjuk temannya.
Mama Jisoo lantas ingin tertawa, Rose mencibir kecil tak terima.
"Gembel yang kamu maksud adalah temanmu, udah mama mau ke kamar."
Lisa hanya tertawa, Jisoo ikut tertawa. Rose tak mau peduli sekarang ia sibuk menonton.
"Rose lo baru balik dari sekolah?" tanya Jisoo melihat temannya yang masih mengenakan seragam sekolahnya.
"Iya ada urusan tadi," jawab Rose.
"Naik apaan gue gak lihat motor Soojin," tanya Jisoo kembali.
Soojin adalah sepupu Rose, motor yang Rose pakai adalah motor sepupunya ini.
"Mogok lagi dibengkel, gue diantar," jawab Rose sepenuhnya tak berbohong ia memang diantar walaupun gak bilang sama siapa.
"Sama siapa," timpal Lisa yang penasaran.
"Batako!"
Jangan lupa vote dan coment!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT ; Rose Ft Seungyeon
RandomSebelum baca follow dulu ya. Cerita ini masih baru. Kalian yang suka silahkan vote ya. Aku akan sangat menghargainya. Jangan siders!! Started : 290120 Published : 060220