Rose duduk diam memperhatikan area lapangan. Disana Seungyeon bermain bola bersama temannya. Saat Seungyeon tersenyum, dia ikut tersenyum. Menyenangkan rasanya melihat pemuda itu tersenyum, benar-benar merubah wajahnya yang biasanya datar menjadi kucing. Rose benar-benar tak menyangka pemuda itu manis saat tersenyum.
Inginnya Rose melihat dari jarak dekat senyuman itu. Ingin menyimpan dalam ingatannya senyum manis jelas pemuda itu. Rose sadar dia tak punya alasan untuk dekat dengan Seungyeon.
Rasanya benar-benar tak baik. Menjauh dari hal yang kamu sukai. Rose tak tahu jika pada akhirnya dia akan menyukai Seungyeon.
"Gue gak tahu pada akhirnya..." Rose diam melihat kearah Seungyeon, "gue bakal suka lo. Dasar batako kenapa sekarang lo ganteng banget dimata gue?"
Rose berdiri menatap lagi ke lapangan. Rose bingung kemana perginya Seungyeon?
"Siapa yang ganteng?"
Rose jadi balik belakang. Lah sejak kapan Seungyeon dibelakangnya.
"Yang jelas bukan lo," sahut Rose.
Wajah Seungyeon terlihat jengkel. Tak suka Rose memuji pemuda lain, kecuali dirinya. Eh?
"Oh silahkan lanjutin," balas Seungyeon berlalu pergi.
"Cieee marah lo."
Becanda Rose buat Seungyeon berbalik.
"Iye gue marah."
"Marah kenapa?"
"Karena lo."
Rose gak paham.
"Kenapa gue!?" tunjuk Rose pada dirinya.
Seungyeon tak menjawab dia langsung pergi. Hampir saja dia mengatakan sesuatu yang bisa buat Rose semakin jauh darinya.
"Ihh harusnya lo bilang, gak usah main pergi. Gak jelas banget." keluh Rose.
Rose berjalan dengan perasaan buruk. Kenapa juga dia merasa terganggu dengan Seungyeon yang marah? Rose tak tahu harus bagaimana.
"Rose?"
Jisoo memangilnya. Rose menghampiri meja kantin.
"Gak makan?"
"Gak mood," balas Rose.
"Entar lo sakit. Makan dulu," bujuk Lisa memberikan satu tusuk sate.
Rose makan dengan malas.
"Kenapa lagi? Muka lo kesal gitu," Jisoo masih ingat tadi perasaan temannya masih baik.
Rose diam. Haruskah dia bilang, tapi kalau gak bilang pasti pada akhirnya Jisoo bakal tanya mulu. "Seungyeon marah sama gue."
"Kok bisa?"
"Rose lo pasti bikin salah," sambung Lisa. Ya, anak ini sudah tahu soal Rose dengan Seungyeon.
"Itu dia masalahnya. Gue gak tahu salah dimana, dan gue gak ngerasa bersalah."
"Cerita dulu dari awal," seru Jisoo.
"Waktu dia dilapangan gue liatin dia. Eh gak lama dia udah belakang gue terus nanya 'siapa yang ganteng' bikin gue kaget."
"Tunggu. Ini maksudnya kok bisa dia nanya gitu?" tanya Jisoo bingung.
"Siapa yang ganteng?" Lisa ikutan nanya.
"Pas ngeliat dilapangan, gue bilang Seungyeon itu kalau ganteng. Dan waktu dia nanya siapa yang ganteng ya, gue bilang bukan dia."
Jisoo paham. Susah kalau Rose gak peka.
"Oh Seungyeon ganteng, padahal menurut gue lebih ganteng Byungchan," balas Lisa bikin Rose meliriknya sekilas.
"Diem Lis."
"Hmm menurut analisa gue dari cerita lo. Kayaknya dia marah karena lo bilang 'bukan dia yang ganteng' gue yakin dia jengkel karena hal ini, dia cemburu."
Rose tak percaya, jadi maksudnya manusia batu itu cemburu. "Seriusan?"
"Iya 99 persen. Percaya gue lo gak akan sesat, kecuali Lisa."
"Gak mungkin tersesat sama gue. Kan sekarang ada GPS kale."
Dasar Cho Seungyeon. Dia cemburu karena hal kecil ini? Bikin Rose tersenyum.
"Yang jatuh cinta mah beda. Sedikit-sedikit senyum sama sedih."
"Makanya lo cari cowok Jis. Hmm atau sama Woosoek aja sana," saran Rose.
"Jisoo lo suka Woosoek?" tanya Lisa.
"Ye gue sama dia gak ada apa-apa. Kita dekat tapi karena sama-sama anggota OSIS, dan gue gak suka dia Lis."
Rose berdiri depan gerbang sekolah. Ya, sekarang waktu pulang sekolah. Rose memakai headset ditelinganya mendengarkan lagu soundtrack drama Korea. Seungyeon yang lewat didepannya berhenti.
Rose melihat kearah Seungyeon. Dia tersenyum, bikin Seungyeon tak percaya.
"Rose?"
Rose membuka headsetnya.
"Lo udah gak marah?"
Seungyeon terdiam. Dan ia membuka suara setelahnya.
"Gue gak marah."
"Tadi bukannya lo marah." Rose berharap Seungyeon mengatakan sebenarnya, biar dia gak salah paham.
Seungyeon diam lagi. Mengatakan yang sebenarnya sama saja membuat Rose mungkin menjauhinya, "hm gue hanya bercanda."
Rose merasa kecewa dengar jawaban Seungyeon. Dia berharap yang Jisoo katakan benar. Rose merasa dia terlalu berharap, pada akhirnya dia kecewa.
"Yaudah. Gue duluan, angkotnya udah berhenti."
Seungyeon menghela nafas. Melihat reaksi Rose membuatnya merasa sudah melakukan hal yang salah. Dia pikir Rose akan senang atau meledeknya kayak biasanya.
"Rose? Gue marah karena gak suka lo sebut cowok lain ganteng, dan gue suka lo," monolog Seungyeon melihat Rose yang melihatnya dari arah kaca belakang Angkot.
Rose berbalik. Merasa jengkel dengan dirinya, yang terlalu berharap banyak.
"Kayaknya gue harus sadar, bahwa Seungyeon memang tidak punya rasa sama gue."
Seungyeon menyusul angkot didepannya. Memberi tanda klakson agar mobil yang Rose tumpangi berhenti.
"Hmm ini anak kenapa klaskon mulu," keluh pak sopir angkot.
Rose yang dengar perkataan sopir tersebut. Jadi, berbalik itu Seungyeon. Rose jadi meminta berhenti.
"Pak saya berhenti disini," seru Rose.
"Pacarnya ya dek?"
Rose memberikan uang.
"Gak pak. Doain aja," becanda Rose.
Sopir angkot hanya geleng-geleng kepala, dasar anak muda.
Rose melangkahkan kakinya menuju Seungyeon dengan detak jantung yang berdetak kencang. Rose gugup, dia merasa seperti akan bertemu guru BK. Ada perasaan senang dan takut.
"Kenapa?"
"Gue memang marah, dan itu karena lo."
Masih kah ada yang menunggu cerita ini?
Ini cerita lanjut atau gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT ; Rose Ft Seungyeon
RandomSebelum baca follow dulu ya. Cerita ini masih baru. Kalian yang suka silahkan vote ya. Aku akan sangat menghargainya. Jangan siders!! Started : 290120 Published : 060220