20

178 32 20
                                    

Maaf-maaf aku udah lama gak up. Untuk kalian yang masih setia baca FF ini makasih ya❤️.

Duduk dibawah pohon sambil merasakan angin pelan adalah pilihan bagus untuk kamu yang lagi ingin sendiri. Seperti saat ini gadis berambut panjang sedang duduk dengan pikirannya yang terjebak bersama pemuda bermata sipit nan tajam. Rose masih ingat dengan jelas kejadian malam itu.

Saat itu keduanya terbawa dengan suasana. Baik Rose ataupun Seungyeon tak bisa menahan perasaannya masing-masing. Keduanya nyaris berciuman, jika ibu Seungyeon tak datang dan memanggil keduanya.

Perasaan panik serta takut buat Rose reflek mendorong Seungyeon dengan cukup keras. Terbukti Seungyeon secara mulus jatuh dan jidatnya mencium meja disamping ranjangnya. Rose tak siap ibu Seungyeon melihat kedekatan mereka.

Rose sangat yakin kepala Seungyeon pasti sangat sakit, dia bisa melihat bekas merah di jidatnya. Karena ini Seungyeon tak mau berbicara dengannya, Rose sadar pasti pemuda ini marah padanya.

Rose akui dia salah tapi menurutnya dia melakukannya tak sengaja. Ia berusaha berbicara dengan Seungyeon namun pemuda ini mengabaikannya. Hubungan keduanya bahkan belum jelas tapi Rose merasakan sudah mengalami berbagai kejadian bersama Seungyeon.

"Lo sampai kapan disitu? Lo sekarang jadi keliatan penghuni tetapnya!!"

Terhitung sudah dua hari temannya selalu setia duduk dibawah pohon ini.

"Liat lo yang begini, gue yakin pasti ada something?!!"

Jisoo sudah sangat hafal dengan temannya ini. Sudah jelas saat yang lalu-lalu Rose melamun karena ada sesuatu.

Rose memonyongkan bibirnya, menunjukkan dia sedang bosan.

Jisoo sedikit mendegus merasa tak digubris, "diam gak akan bikin semuanya selesai!!"

Rose setuju untuk ini tapi bagaimana jika seseorang yang bermasalah tak ingin bicara dengannya?

"Gue juga gak ingin diam. Tapi Seungyeon gak mau bicara sama gue, dia kayaknya marah banget."

Tukan Jisoo sudah duga. Berniat menjadi pendengar sekalian memberikan solusi, Jisoo ikut duduk disampingnya.

"Apa masalahnya? Siapa tahu gue bisa kasi lo solusi."

Sebenarnya Rose sangat malu harus berbagai cerita soal kejadian kala itu, cukuplah sekarang dia belum bercerita tapi pipinya merah.

Jisoo sadar temannya sedang malu, "ini persis waktu di club ya?"

Maksud Jisoo adalah dimana Rose yang mabuk dengan ketidaksadarannya memeluk serta mencium Seungyeon.

"Gak.Tapi waktu acara itu gue dengan Seungyeon hampir ciuman, kalau ibunya Seungyeon gak datang dadakan." ucap Rose lantang dan kembali terdiam selanjutnya.

Jisoo mengganguk paham, "lalu dia marah sama lo karena gak jadi ciuman."

Opini temannya buat Rose seketika ingin mencubit bibir Jisoo, yakali karena itu. Apakah Seungyeon keliatan sangat menginginkan ciuman dengan Rose? Walaupun Rose sebenarnya ingin itu juga, ehh.

Tunggu kenapa Rose jadi berpikiran mesum. Rose menggelengkan kepalanya, menyingkirkan pikiran gilanya.

Melihat Rose diam berarti tandanya iya. "Bener ya?!! Dia pasti pengen banget ciuman ama lo. Rose lo pasti gitu juga."

Rose tak tahan lagi, jadi memukul kepala Jisoo. "Kampret masih ada lanjutannya, dan dia marah bukan karena itu."

"Anjay tangan lo sakit amat. Berasa dipukul batu!!" seru Jisoo merasakan tulang Rose mengenai kepalanya.

ABOUT ; Rose Ft SeungyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang