Seungmin menengok kearah kanan dan kiri dihalte bus didepan sekolahnya. Sekolah sudah lumayan sepi dan hari juga sudah mulai gelap.
Seungmin pergi ke perpustakaan setelah pulang sekolah sampai tidak ingat waktu.
Si manis menghela nafasnya sebentar lalu memutuskan untuk berjalan kaki sampai rumah.
Senandung dari suara merdunya menemani perjalanan nya. Ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri melihat bangunan yg ramai pengunjung.
Langkahnya berhenti ketika melihat papan iklan yg sangat besar menampilkan sosok aktris cantik yg selalu Seungmin rindukan setiap harinya.
"Apa ibu merindukan Seungmin dan ayah?"
Seungmin menundukkan kepalanya lalu memilih untuk melanjutkan perjalanannya.
Hari memang sudah begitu gelap dan Seungmin yakini pukul tujuh malam. Ia melihat sang ayah yg berdiri khawatir didepan rumah menunggunya pulang.
"Kim seungmin"
Sang ayah Kim wonpil memeluknya sangat erat membuat Seungmin terkekeh pelan.
"Maaf ayah, tadi Seungmin terlalu fokus belajar diperpustakaan"
"Tidak apa-apa sayang, tapi besok tolong jangan sampai ketinggalan bis mu ya?"
"Tentu! Ayo kita mengemas buah-buahan untuk besok"
🌿
Hyunjin tersenyum sambil mengaduk makanan dihadapannya. Memori diotaknya terus mengulang bagaimana tingkah menggemaskan Seungmin saat disekolah tadi.
Katakan lah jika otak hyunjin sekarang sudah mulai tidak waras karena terus memikirkan Seungmin.
Suzy mengelus punggung sang anak sambil menaruh makanan penutup dihadapannya.
"Sayang, ada apa?"
Hyunjin menggelengkan kepalanya sambil terus melengkung kan senyuman dibibirnya membuat Jinyoung sang ayah ikut penasaran.
"Apa ada seseorang yg mencuri perhatian mu Hwang muda?"
"Iya- ah tidak maksudku hari ini disekolah sangat menyenangkan"
Suzy langsung duduk disebelah Hyunjin menatap sang anak penuh semangat penasaran akan cerita sekolah hari pertamanya.
"Bagaimana? Apa kamu punya banyak teman?"
Hyunjin menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan sang ibu.
"Lalu, pria atau wanita mana yg berhasil merebut perhatianmu dihari pertama sekolah?"
Jinyoung menaruh kedua tangannya diatas meja sambil tersenyum jahil untuk menggoda sang anak.
"Sayang, hyunjin masih bayi tidak boleh berpacaran. Iya kan sayang?"
Hyunjin terkekeh lalu memeluk ibunya sayang.
"Iya Hyunjin masih akan tetap menjadi bayinya ibu"
"Jika hyunjin bayi terus lalu kapan dia akan mulai mempelajari bisnis lalu menggantikan ku?"
"Tunggu hyunjin sudah dewasa."
Suzy langsung meninggalkan ayah dan anak itu diruang makan dan langsung menuju kamarnya.
Hyunjin dan jinyoung hanya tertawa melihat Suzy. Hyunjin memang diperlakukan seperti bayi oleh sang ibu.