"yi-yibo." Xiao zhan memanggil nama itu,nama pria yang saat ini tengah duduk termenung di sebuah taman,taman yang sepi,tidak ada seorangpun selain yibo dan dirinya. "Yibo!" Xiao zhan memanggilnya lagi,dia tetap tidak merespon. "Yibo!" Ketiga kalinya dia memanggil yibo dan masih sama. Hingga pada akhirnya xiao zhan memutuskan untuk mendekati yibo yang jaraknya tidaklah jauh namun baru selangkah dan xiao zhan berhenti. Dia melihat ada orang lain di dekat yibo. Dia menggunakan baju serba putih dan wajahnya,wajahnya tidak terlihat jelas oleh penglihatan xiao zhan dan orang itu nampak berbicara dengan yibo. "Sudah waktunya,yibo." Xiao zhan dapat mendengarnya,dia terdiam,dia fokus pada pendengarannya. Dia ingin tau siapa dia,apa yang dia ucapkan dan bagaimana yibo bisa mengenalnya. "Ya aku tau,tapi bagaimana dengan dirinya. Aku tidak ingin meninggalkannya sendirian." Ucap yibo membalas,dan laki-laki itu memandang yibo. Ya yang berbicara dengan yibo adalah laki-laki,dan xiao zhan tidak mengenalinya. "Dia memiliki rencana lain untuk itu,aku disini juga untuk mengingatkanmu,waktumu sudah tiba dan kau harus melakukan hal terbaik yang bisa kau lakukan." Ucap lelaki itu,sangat panjang dan dalam,ucapannya membuat jantung xiao zhan seakan berhenti berdetak,"apa maksudnya,waktu apa,kenapa harus yibo. Siapa dia?" Xiao zhan bingung dan dia ingin meminta penjelasannya namun saat dia mencoba mendekat tiba-tiba tempat itu berubah,dia saat ini berada disebuah ruangan serba putih,ada ranjang di tengah-tengah ruangan itu dan tiba-tiba ada seseorang diatas ranjang itu,"siapa dia?" Xiao zhan tidak tau,dia tidak tau siapa dia,mengapa dia terbaring ditempat itu,tempat itu lebih mirip dengan,Rumah sakit!.
"Yiboo!!! Yiboo!! Bangun! Bangun nak! Ma tidak ingin kau pergi meninggalkan ma nak! Yiboo!" Tiba-tiba suara raungan itu terdengar,tidak salah,itu adalah ibu yibo yang tengah menangis kencang,meraung dan mengguncang tubuh yang tak berdaya terbaring diranjang itu,dia,Yibo!. Bagai tersambar petir,xiao zhan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya,dia sudah berada di samping yibo. Dia melihat semuanya,wajah pucat itu,bibir yang sudah membiru dan juga kedua tangannya yang ditangkupkan bertumpuk di dadanya,matanya terpejam dan gerak naik turun didadanya tidak ada. Tidak!tidak!tidak! Batin xiao zhan,dia menyangkal ini semua. "Tidak mungkin! Ini hanya mimpi! Yibo! Yibo!" Xiao zhan ingin menyentuhnya namun tak bisa,jarak itu kini semakin melebar. Bahkan kini dia melihat semua orang berada di sebuah pemakaman,mengelilingi peti mati dengan yibo di dalamnya. "Yi-yibo! Yibo! YIBOO!!!" xiao zhan terbangun,terduduk. Nafasnya tersengal,keringatnya mengalir,mulutnya terbuka untuk mengambil nafas bahkan tangannya terasa dingin. "Zhan-ge?" Yibo menepuk pundak xiao zhan,dia sudah terduduk di samping xiao zhan,sepertinya dia terbangun karna igauan xiao zhan. "Yi-yibo!" Grep! Xiao zhan memeluk yibo. Dia memeluknya erat. Tak mengendur sama sekali. Dia menangis,hingga membasahi baju bagian dada yibo. Yibo bergerak,dia membalas pelukan itu,dan juga mengelus punggung xiao zhan yang bergetar. "Tenanglah." Xiao zhan semakin erat memeluknya. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu,tenanglah." Yibo masih memeluknya dan juga menenangkannya. Dan xiao zhan masih tetap tidak mau melepaskannya namun dia telah berhenti menangis dan juga getaran itu sudah berhenti.
"Kau janji?" Xiao zhan mendongakkan kepalanya,memandang yibo dengan lebih jelas. "Ya." Yibo menjawab dan dia juga mengangguk. Xiao zhan tersenyum,akhirnya senyum itu muncul lagi. Dan itu menandakan xiao zhan sudah tenang. "Apa aku mimpi buruk? Mimpi seperti apa? Kau bisa menceritakannya padaku." Yibo melepas pelukan itu dan memegang kedua bahu xiao zhan,xiao zhan menunduk. Dia tampak ingin mengatakan sesuatu. "Tidak ada. Hanya mimpi buruk biasa." Xiao zhan mengatakan itu,ya benar. Xiao zhan berbohong dan untuk menutupinya dia mengatakan itu sembari tersenyum lebar untuk meyakinkan yibo. "Aku tau kau berbohong." Yibo mengatakan itu,telak. Xiao zhan memang tidak bisa berbohong dengan pria ini,kekasihnya. "Aku hanya ingin melupakannya saja. Kau mengerti kan." Xiao zhan mengatakan yang sejujurnya dan dia berharap yibo bisa mengerti. "Baiklah. Mari kita tidur. Besok aku ada jadwal latihan balapan di zhuhai. Dan aku tidak boleh terlambat." Yibo mengatakan itu sembari menarik xiao zhan untuk berbaring kembali di sampingnya. Cup! "Selamat malam" yibo mencium dahi xiao zhan dan mengucapkan selamat malam lalu dia saat ini memeluk pinggang xiao zhan. Xiao zhan memandang wajah itu,mata yang terpejam itu dan juga melukis setiap detail dari wajah yibo kedalam pikirannya. Hatinya menghangat namun disaat yang bersamaan hatinya juga bergetar takut,dia takut jika mimpi itu,mimpi itu,menjadi nyata. Mengingat hal itu membuat xiao zhan memeluk yibo. Dia benar-benar tidak ingin kehilangan yibo. Tidak akan pernah membiarkannya pergi. Tidak akan.
"Aku akan pergi." Pagi tiba dan semua terasa cepat bagi xiao zhan,kini yibo sudah berpamitan dengan dirinya,ya tentu saja untuk terbang ke zhuha,akan melakukan sesi latihannya untuk balapan 3 hari kedepan. Xiao zhan mengantar yibo hingga kedepan pintu masuk kamarnya. "Ta-tapi." Xiao zhan tampak ingin melarangnya namun, Puk! Yibo menepuk kepala xiao zhan dan mengacaknya lembut. "Jangan khawatir seperti itu,jika aku pergi,aku akan kembali,kau hanya perlu menungguku dan aku pasti akan kembali. Dan jangan sedih seperti itu,kau tau kan aku tidak suka jika kau sedih seperti itu,itu membuatku menjadi tidak ingin meninggalkanmu kau tau,tapi aku harus pergi. Sudah waktunya." Yibo tersenyum,tulus. Dia menatap dalam xiao zhan. "Aku tau ini berat,tapi aku harus pergi. Jaga dirimu baik-baik." Yibo bergerak,dia memeluk xiao zhan,sangat erat. Xiao zhan membalas pelukannya,entah mengapa hatinya terasa berat,nafasnya memberat dan juga sedikit ada denyutan nyeri dihatinya. Sulit untuk dikatakan namun terasa sakit. Sangat sakit. Xiao zhan berusaha untuk tidak menangis. Dia hanya semakin mengeratkan pelukannya,berharap yibo tidak akan pergi. "Yibo,," cup! Yibo mencium xiao zhan,tepat di bibirnya yang ranum. Ciuman itu sarat akan rasa tidak ingin berpisah. Namun tak lama,ciuman itu berhenti,hanya ciuman ringan namun sangat berbeda dari biasanya.
"Aku harus pergi. Jaga dirimu. Dan jangan bersedih." Yibo mengatakannya sembari menyentuh pipi xiao zhan. Xiao zhan mengangguk,dia menyentuh tangan yang berada di pipinya itu,menggenggamnya. "Baiklah." Yibo melepas pipi itu dan kini dia sudah menjinjing tasnya dan membuka pintu itu. "Yibo!" Xiao zhan memanggil yibo,yibo berhenti dan menoleh. "Aku akan selalu menunggumu." Xiao zhan tersenyum dan yibo pun tersenyum,yibo lantas melanjutkan langkahnya dan menghilang dari pandangan xiao zhan. "Hah,ada apa ini,mengapa berdetak begitu cepat." Xiao zhan menyentuh dadanya,jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya setelah kepergian yibo. Dan tidak segera kembali normal. "Semoga semua baik-baik saja." Batin xiao zhan dan dia berbalik untuk masuk dan mempersiapkan segala keperluannya,dia hari ini juga ada jadwal seperti biasanya. Drrrt! Drrt! Handphonenya bergetar dan dia mengambilnya dari dalam saku. "Halo,yibo? Ada apa?." Xiao zhan menjawab panggilan itu, panggilan dengan nama yibo yang tercetak di layar handphonenya. "Maaf saya ingin memberitahukan,tuan wang mengalami kecelakaan dan saat ini dia telah beijing hospital." Bagai tersambar petir di pagi hari,xiao zhan tidak percaya dengan apa yang di dengarnya,tangan itu bergetar. Dan tanpa babibu dia segera menyambar jaketnya dan dengan terburu-buru keluar dari gedung itu dan menuju rumah sakit tempat yibo berada. Tak butuh waktu lama,dia telah berada di area rumah sakit itu dan dengan terburu-buru lagi dia bertanya pada resepsionis dimana tempat yibo dan setelah mendapatkan apa yang dia cari,xiao zhan segera berlari,mencari kamar itu dan Gotcha! Ketemu,xiao zhan segera membuka pintu itu namun tiba-tiba semua seperti pecahan kaca,dihantam batu dari kejauhan dan hancur,berkeping-keping. "Tidak mungkin! Itu tidak mungkin! Yibo!" Itu adalah ucapan histeris dari ibu yibo,wanita paruh baya itu menjerit histeris,dia tidak percaya dengan ucapan dokter itu tadi,baru saja,dan itu seakan-akan menghancurkan hidupnya pada saat itu juga. Dan xiao zhan juga mendengarnya. "Maaf,kami sudah berusaha semaksimal mungkin,namun dia,tidak tertolong" ya,kalian tidak salah dengar,xiao zhan pun tidak salah dengan itu, "yi-yibo!" Xiao zhan berlari,mendekat pada yibo dan ibunya yang memeluk tubuh yibo yang sudah tidak bergerak itu,tidak! Tidak mungkin! Semua mimpinya,mimpinya semalam,terjadi!. "Tenanglah nak,ini sudah takdir,kau harus bisa menerimanya. Tenanglah nak." Itu adalah ayah yibo,lelaki paruh baya yang mirip dengan yibo tengah menenangkannya. Dia mengelus punggungnya seperti yang biasa yibo lakukan padanya. "Aku,aku akan menyusulnya!" Xiao zhan mengatakan hal itu,dan semua yang berada di ruangan itu panik,ayah yibo bahkan sudah memeluk xiao zhan saat xiao zhan akan meraih pisau operasi yang berada di dekatnya. "Tenanglah nak! Tenang! Yibo pasti tidak ingin melihatmu seperti ini! Kau ingin membuatnya tidak tenang disana?" Ayah yibo berusaha menenangkannya,dan sepertinya itu berhasil. Dan tiba-tiba semua ingatan percakapan mereka pagi ini terulang,dia berhenti memberontak dan pandanganya menyendu. Dia ingat semua ucapan yibo pagi ini,dia menyentuh dadanya,dimana hatinya terasa menghangat, "aku akan terus menunggumu hingga kau kembali." Xiao zhan mengatakan itu lirih dan memandang jasat yibo.
"Kau sudah berjanjikan. Aku percaya pada janjimu." Batin xiao zhan,hatinya teguh dan dia merasakan seakan-akan yibo memeluknya,hangat.
.
.
.
.
Owari! Tq udah baca:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Dan Kenyataan
FanfictionKetika mimpi itu kau percayai maka harapan itu pasti ada