Enam Belas

17.8K 968 22
                                    

Kalau ada salah ketik, langsung kasih tahu aja ya 😘



"Pagi Buk Munah," kata Karina, Ara dan Renata bersamaan. Mereka baru saja turun dan melihat Buk Munah sedang menyiapkan sarapan pagi di meja makan.

"Pagi." Buk Munah membalas dengan senyum lega. Tidak sia-sia, tengah malam tadi ia menghubungi kedua sahabat Karina.

"Makasih ya Buk udah siapin sarapan, Ibuk makin cantik deh," ucap Renata pada Buk Munah dengan senyum lebar. Buk Munah hanya menggeleng dan pamit kembali ke belakang.

Mereka bertiga langsung duduk dan Renata dengan semangat memakan sarapan paginya. Tidak ada yang membahas masalah Karina, tak ada yang bertanya kenapa Karina terpuruk. Ara dan Renata menunggu gadis itu sendiri yang membuka mulut, tanpa di paksa. Sedangkan Karina, ia belum siap membagi cerita menyedihkannya.

Di tengah-tengah mengunyah makanan, Renata mengambil ponsel saat mendengar ada chat masuk. "Eh... kita berangkat bareng Kenzo, ya. Dia udah sampai mini market depan, nih." Renata menatap kedua sahabatnya, meminta persetujuan. "Enggak papa kan?"

Karina mengangkat bahu. "Ya sudah sih, udah mau sampai juga."

"Oke, cepat ya, kasihan nanti dia tunggu kelamaan." Renata tampak bersemangat.

"Halah... bilang aja kamu mau ketemu pacar." Renata terkekeh mendengar sindiran Ara yang sangat tepat sasaran.

Mereka menyelesaikan sarapan dengan cepat. Lima menit kemudian ketiganya sudah berdiri di depan gerbang rumah, menunggu Kenzo yang tak kunjung datang. Karina menghembuskan napas kasar, ia menatap sebal Renata yang sedari tadi sibuk dengan ponsel. Menghindari tatapan kedua sahabatnya.

Jika memang tadi Kenzo sudah sampai di mini market depan, seharusnya sekarang lelaki itu sudah sampai kemari. Tetapi apa? Sampai sekarang tak kelihatan batang hidungnya.

"Aku curiga yang di maksud Kenzo, mini market depan rumahnya," kata Ara menggerutu kesal. Namun, Renata tetap menekuni ponsel miliknya. "Tahu gini mending kita pesan Taxi deh Ren. Atau minta anter Pak Rahman." Renata tetap tak mengidahkan ucapan Ara.

Karina tersenyum tipis. Lalu senyumnya menghilang saat Matanya terfokus pada rumah sebelah. Tampak sepi seperti tak ada kehidupan. Ia menunduk sedih, Andra memang tak pulang dari kemarin. Sangat wajar rumahnya sangat sepi.

"Eh... itu mobil Kenzo." Mendengar Seruan Renata, barulah membuat Karina mengangkat wajah. Hilang sudah wajah ceria karna kedatangan kedua sahabatnya semalam. Wajahnya kembali mendung gara-gara Andra yang menghilang tanpa kabar.

"Sory ya, Aku ke sasar tadi." Karina mencoba tersenyum menanggapi ucapan Kenzo. Andai suasana hatinya sedang baik seperti tiga menit lalu, pastinya ia sudah seperti Ara dan Renata yang memberikan protes pada Kenzo.

"Kamu bawa teman?" seruan kaget Ara membuat Karina dan Renata ikut menatap penasaran. Setelah menemukan Aris yang tengah tersenyum dengan tangan melambai pada ketiganya, Karina dan Renata tampak tidak keberatan. Berbeda dengan Ara yang langsung protes tidak setuju.

"Udah deh Ra, mending kita naik aja, dari pada telat."

Karina sudah duduk manis di kursi belakang saat mendengar seruan Renata yang membalas protesan Ara.

Akhirnya Ara menurut dan naik dengan wajah muram. "Geser dong Kar," kata Ara menyuruh Karina bergeser sedikit ke samping, agar dia bisa duduk.

Bukanya menuruti apa keinginan Ara, Karina malah kembali turun dan mempersilahkan Ara duduk di tengah antara Aris dan dirinya. "Aku enggak mau di tengah."

"Aku juga enggak mau," protes Ara langsung bungkam saat mendengar celetukan Aris.

"Aku memang ganteng Ra, tapi tenang aja aku enggak akan gigit kamu kok," kata Aris dengan senyum geli. "Jadi kamu gak perlu takut gitu."

Best Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang