nightmare

7.2K 906 55
                                    

"Shhhhhh aw!"

Krek

"Chan... Lagi apa?"

Pemuda yang dipanggil namanya itu tersentak, terkejut dengan suara yang memanggilnya di tengah malam ini.

"G-gak... Belum bisa tidur aja..." ucapnya tergagap.

"Serius, kamu lagi apa?" mark memastikan, kemudian menyalakan lampu di kamarnya.

"CHAN!" ia terkejut melihat Haechan sedang menggoreskan pisau cutter ke tangannya, lagi.

Setelah tertangkap basah melakukan kebiasaan buruknya minggu lalu, Haechan mengulanginya hari ini.

Lebih tepatnya, malam ini.

Entah apa yang Haechan pikirkan sekarang sehingga membuat pikirannya kacau dan berujung pada kegiatan buruk yang ingin ia hilangkan.

"Chan...." mark berlari memeluk tubuh Haechan yang gemetar. Seolah merasa bersalah Haechan mengusap air mata mark yang melihatnya dengan tatapan sedih.

"Jangan nangis..."

"Kamu ngapain?" tanya mark masih setia memandang Haechan.

"Mau nyusul bunda..." jawabnya pelan.

"Ga boleh.."

"Kenapa?"

"Nanti aku sama siapa?" ucap masih menentang ucapan haechan.

Haechan tersenyum lalu mencium pucuk kepala mark.

"Kamu punya keluarga..."

"Kamu juga.."

"Gak mark! Kamu masih dicari, kamu masih disayang, kalo kamu mau ikut aku nanti tante sama om sedih..." jawabnya dengan suara gemetar, memandang mark yang semakin kejer.

Mark menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Trus kamu ga pikirin aku? Kamu mau aku sedih? Kamu mau aku kehilangan? Kamu ga sayang aku?" ucap mark sambil terisak. Sungguh! Ia tidak mengerti mengapa Haechan menjadi seperti ini lagi.

Apa yang salah dengan dirinya?

Apa yang sedang Haechan pikirkan?

"Haechan sayang banget kok sama mark...."

Mark menghela nafas berat, ia harus meneng kan dirinya terlebih dahulu sebelum berbicara dengan Haechan.

"Mark... Ya? Boleh ya? Haechan kangen bunda..." sekali lagi, Haechan memohon pada mark.

Pria itu membaringkan tubuhnya dikasur abu di kamar Haechan.

Memejamkan matanya dan berusaha berfikir jernih.

Menenangkan batinnya dan bangun untuk memeluk Haechan.

"Aku bantu kamu cari bunda!" ucapnya sedetik kemudian namun masih setia memeluk kekasihnya.

"Hah? K-ko?" tanya Haechan bingung.

"Ayo kita cari bunda kamu! Supaya kamu gak kangen terus..."

"M-mark..."

"AKHH! Beraaattt" keluh mark sesaat setelah Haechan menghamburkan tubuhnya diatas tubuh mark.

"Sayang maaaarrkkkk!!!" kemudian mencium pipi kekasihnya itu.

"Tapi janji ga gini lagi ya?" tanya mark memastikan, lalu dijawab dengan anggukan antusias dari Haechan.

"Janji!!!" kemudian ia menjunjukan jari kelingkingnya yang mungil.

"Yaudah sekarang bobo dulu.."

Belum seluruh badannya melewati pintu Haechan memanggil mark.

Laki laki itu menoleh ketika namanya dipanggil.

"Inikan belum dibersihin..." ucapnya sambil menunjukan tangannya yang memiliki noda merah yang masih mengalir sedikit ditangannya.

"Adeeeeh..."

"Mark..."

"Hm?"

"Temenin bobonya..."

"Iya baweeell" ucapnya kemudian mencubit pipi gembul pacarnya.

Ia tidak menyangka Haechan seperti ini, kadang sulit diatur, kadang dewasa pikirannya, kadang kekanakan.

Apa sebelumnya Haechan belum pernah diperlakukan seperti ini? Apa ini hal baru yang Haechan rasakan?

Apa sekarang ia bahagia memiliki mark? Entah apa alasannya mark tetap senang mendengar jawabannya.

.
.
.
.
.
.
.

"Kumpulkan pr fisika kalian ke depan meja!" pinta pak Chanyeol.

Semua murid di kelas menurut, kemudian mengumpulkan buku bersampul coklat itu ke meja guru, kecuali mark.

Pikirannya kacau, semalam ia terlalu banyak belajar sehingga lupa membawa buku tugasnya tersebut.

Meskipun tau pak Chanyeol tidak akan marah tapi, mau ditaro dimana mukanya?

"Loh.. Mark? Mana buku tugasmu?"

"Eh! Keting--"

"Kebawa kerumah saya pak!" Haechan menyela.

Mark sedikit terkejut mendengar apa yang rivalnya bicarakan.

"Owh!! Haechan! Kenapa bisa lupa?"

"Semalem kita ngerjain bareng, tapi bukunya kebawa saya pak, saya lupa bawa kesini..."

"Owhhh, yasudah! Saya tunggu pulang sekah ya!"

"B-baik pak.." kemudian pak Chanyeol keluar kelas.

Mark menatap Haechan yang membereskan bukunya.

'Ayo mark! Bilang makasih! Lo pasti bisa!'batinnya

"Apa liat liat!" gerutu Haechan.

"L-lo! Jangan sok bantuin gw deh lo! Ada maksud kan lo?" bentaknya pada Haechan. Yang dibentak hanya menatap mark miris.

Sungguh tidak tau diri!

.
.
.
.
.

TBC

.
.
.
.

Tau ga? Sempat terlintas di otak ku  ff ini mau dijadiin sad ending.. Tapi berhubung ak gamaw mereka sad ending jadi mari la kita tidak jadiin itu.

Apa si?

Ya pokoknya voment!

RIVAL%- (Musuh Tapi Jadian) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang