02 - Berbeda
Sudah bukan menjadi sebuah rahasia jika Gulf adalah bocah labil yang pemarah. Maka itu wajar jika marah Gulf masih beanjut sampai saat ini.
"Fandi na krub, Nong! Tugas rumah sudah dikerjakan, kan Gulf?" Ujar Mew renyah.
Gulf yang masih berkutat dengan buku tugasnya hanya melirik ke arah pintu dimana kepala sang kakak menyembul dari balik pintu yang sedikit terbuka.
"Hm," sahut Gulf acuh.
Mew terkekeh karena melihat Gulf yang masih saja memasang wajah kesal, "Nong, masih marah?"
"Tidak."
"Phi tidur di kamar Gulf ya?"
Gulf menoleh ke arah pintu dengan cepat dimana sang kakak masih menyembulkan kepalanya disana. Bisa Mew lihat sorot mata Gulf yang berbinar. "Okay!" jawab Gulf semangat.
"Tapi bohong. Hahaha," Mew terbahak lalu pergi begitu saja tanpa menghiraukan perubahan ekspresi Gulf yang kembali marah.
"DASAR! PHI SIALAN!" teriak Gulf dari kamarnya.
×××
Fase marah seorang Gulf memang tidak akan pernah bisa lama apalagi itu menyangkut Phi terbaiknya. Gulf menolak marah untuk waktu yang lama. Sulit.
Seperti pagi ini Gulf dan Mew sudah kembali baik. Keduanya bersiap untuk pergi ke sekolah bersama. Hal yang menjadi rutinitas pagi Gulf adalah mengacaukan kamar sang kakak. Bagaimanapun Gulf memiliki semua perlengkapan yang Gulf butuhkan. Gel rambut, parfum, roll on, bedak bayi (iya Mew membutuhkan itu untuk ditaburkan di kulitnya yang sensitif mudah gatal).
Saat keduanya berdiri di depan cermin di kamar Mew tiba-tiba Mew diam memaku. Bola matanya bergerak melirik pada adiknya yang berparas tampan dengan kulit taningnya kemudian detik selanjutnya memperhatikan pantulan dirinya sendiri.
Gulf, laki-laki tujuh belas tahun itu memiliki tubuh yang tinggi, dada yang bidang, bahu yang terlihat kokoh, sepasang mata bulat dan kulit yang taning sama seperti kulit Papa. Tapi, Mew tidak menemukan satu saja kesamaan itu padanya.
"Nong ku, mata kita beda ya. Warna kulit kita juga berbeda," ujar Mew. "Mata Gulf bulat seperti mata Mama, tubuh Gulf, kulit Gulf semua seperti Papa."
Gulf menoleh pada Mew, "Iya Phi, kulit Gulf lebih gelap karena Gulf di bawah matahari setiap hari untuk bermain bola? hehe.. Lihat kulut phi mew, hu... seperti perempuan. Terlalu cerah dan sensitif!" jawab Gulf renyah.
"Ah, ya... benar," jawab Mew lalu tersenyum kecut.
Maksudku, semoga itu benar...
×××
Karena ini short story jadi up nya pendek2
Tapi klo mood lagi bagus ga menutup kemungkinan update nya panjangan muehehe :3