07 - I'am done.
Gulf berjalan gontai menaiki undakan anak tangga untuk menghampiri Mama yang sudah berdiri menunggunya di atas. Wanita itu meneteskan air mata saat melihat Gulf dengan mata yang nanar beejalan ke arahnya. Jujur saja, Gulf bahkan seperti sudah kehilangan seluruh tenaga yang dimilikinya bahkan sekedar untuk menapakkan kakinya. Berjalannya limbung, fikirannya sangat kacau, dadanya bergemuruh sakit. Dia gagal membawa Mew kembali. Dia tidak tahu bagaimana Mew melewati malam ini, kemana Mew akan pergi dan bersama siapa Mew malam ini. Gulf tidak tahu. Boleh kan ia khawatir??
Gulf berhenti berjalan saat ia dan Mama berdiri berhadapan, "Gulf, mana Phi?" Tanya Mama serak.
"Phi... pergi.." jawab Gulf parau sambil kedua tangannya mengepal erat. Detik selanjutnya tubuh wanita itu terduduk lalu ia menangis sejadinya.
Wanita itu sangat hancur. Mew benar-benar meninggalkannya.
Gulf memeluk sang Mama erat, tubuh mungil Mama bahkan bergetar saat ia terus menangis "Mama..."
"Dimana Phi? Bagaimana Phi tidur? Kemana Phi pergi? Gullff..." isaknya.
Gulf pun mengkhawatirkan hal yang sama. Ia bahkan tidak tahu apa jawaban dari semua itu. Dieratkannya pelukan Gulf pada Mama. Ia biarkan wanita itu terus meluapkan pilunya dalam pelukan itu. Lagipula saat ini hanya Gulf yang ada di sisi Mama untuk membuat Mama tenang. Tidak ada Mew lagi.
××
"Ai sat!! Angkat telfonku!!" Gulf memaki ponsel yang ada digenggamannya. Gulf merasa sangat frustasi malam ini.
Gulf kembali mencoba menghubungi seseorang lewat ponsel itu. Dan beruntungnya seseroang menjawab panggilannya sekarang. Gulf duduk lunglai di lantai sambil punggungnya bersandar pada pinggiran ranjang. Dia tidak tahu harus senang atau sedih karena seseorang menjawab telfonnya sekarang.
["Halo, Phi Mew! Maaf Art baru saja kembali dari supermarket,"] ujar seseorang disambungan telfon Gulf malam itu.
"Halo," ucap Gulf datar.
["Halo, khrub..."] jawab Art renyah.
"H-halo, aku Gulf."
["Sat! Apa yang kamu lakukan dengan ponsel Phi Mew!"]
"Bantu aku."
["Tidak."]
"Bantu aku?"
["Itu tidak akan terjadi."]
"Bantu aku..."
["TIDAK!"]
"Bantu aku menjaga Phi Mew Ai Sat!!" Gulf nyaris teriak. Hening. Gulf mencoba kompromi dengan dirinya sendiri, "Hey, Phi Mew meninggalkan rumah kami. Bantu aku menjaga Phi Mew. Aku tidak tahu kemana Phi pergi atau bagaimana dia malam ini. Aku tidak tahu. Mungkin kamu tahu kemana Phi pergi. Mungkin kalian memiliki tempat special yang biasa kalian kunjungi. Mungkin kamu bisa menemukan Phi Mew," ujar Gulf dengan suara bergetar. Di seberang sana Art hanya diam. Gulf diam sebentar. Ia berfikir akan mudah melewati kompromi semacam ini, tapi sialnya itu sangat sakit. Gulf bahkan seperti kehilangan suaranya saat dadanya sebak dan kerongkongannya seolah tercekik.
Gulf tarik nafasnya panjang sambil tangan kirinya mengusap wajahnya dengan kasar, "Bawa Phi Mew ke sekolah besok pagi bersamamu. Mungkin kamu bisa melakukannya, maka aku selesai. Aku tidak akan mengganggumu lagi," ujar Gulf dengan suara yang semakin melambat.
Art tetap tidak bergeming.
"...Aku mohon, jaga Phi Mew.." ucap Gulf final sebelum pada akhirnya dia mengakhiri panggilan itu dan menangis seperti anak kecil sambil memeluk kedua kakinya yang dilipat di depan dada.
Pada akhirnya Gulf hancur dalam kesepakatan yang ia buat sendiri. Otaknya terlanjur rancu. Banyak hal yang rumit seperti benang kusut ada di dalam otaknya. Gulf fikir, kehilangan Mew sekarang dan kehilangan Mew karena menjadi milik Art tidak ada bedanya. Pada akhirnya Gulf akan merasakan sesakit ini.