12 - Teragak
Teragak v; rindu -sangat ingin bertemu (KBBI 2008: 14)
Banyak typo, tanpa baca ulang, no edited.
Thankyou for reading, coment & vote
Loveyall 💋
_________________Seorang wanita berambut sebahu dengan dress selutut warna biru denim berdiri di ujung jalan membuat Mew terdiam memangu menatap pada wanita yang memberinya senyum kecil itu. Dahi Mew mengernyit, mencoba mengingat dan mengenali wanita di depan sana. Apa mereka saling mengenal? Kenapa wanita itu menyeringai? Apakah wanita itu tersenyum untuk menertawakan Mew saat mendapati seperti apa payahnya remaja itu yang menangis di pinggir jalan malam ini?
Mew melangkah mendekat karena wanita itu masih tersenyum padanya. Semakin dekat dan Mew tetap belum bisa mengenalinya.
"Mew..." panggil nya pelan.
"...Ya...?" sahut Mew ragu.
Tatapan wanita itu bertambah sendu. Ada raut pilu yang coba ditutupinya tapi percuma karena Mew masih bisa menangkap kegetiran itu.
"Apa kita saling mengenal? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Mew bertanya.
Senyuman wanita itu memudar seiring sepasang matanya mengeluarkan bulir air dari pelupuk matanya. "Kemana kamu akan pergi?" wanita itu bertanya hal lain.
Mew semakin mengernyitkan dahinya, bingung.
"Ingin pulang bersama... Ibu...?"
Mew diam memaku. Wanita yang tersenyum getir itu ternyata adalah Elle, ibu kandungnya. Untuk kali pertamanya Mew melihat wajah cantik Elle setelah Elle menanggalkan tudung sutra yang kemarin menutup wajahnya. Sekian detik Mew diam tanpa ekspresi namun bisa dia rasakan matanya mulai memanas.
Oh ayolah, baru berberapa menit yang lalu dia menumpahkan air matanya saat dia ditinggalkan. Jangan menangis lagi. Itu akan terlihat sangat payah.
"Sampai jumpa..." datar Mew kemudian mulai berjalan, melewati Elle begitu saja, tanpa sedikitpun melihat pada Elle.
Belum terlalu jauh pemuda yang masih mengenakan seragam sekolah itu berjalan pergi, langkahnya terhenti. Kedua tangannya terkepal erat lalu memberanikan diri kembali berpaling dan berjalan ke arah Elle.
Mew berdiri tepat di depan Elle sekarang, sepasang mata sembabnya nanar menatap pada wanita yang tertunduk di depannya, "...Begini, saya ingin bertanya..." ucap Mew parau. "Apakah saya membuat semua orang dalam masalah? Orang-orang selalu meninggalkan saya. Apakah saya membuat anda dalam masalah sehingga saya dibuang setelah saya lahir?..."
Kata-kata yang Mew ucapkan sudah seperti belati tajam yang menghunus tepat ke jantung Elle membuat wanita itu semakin menangis tanpa suara. Wanita itu terus bungkam dengan tangisnya, ia tidak memiliki keberanian menatap Mew. Elle memalingkan tubuhnya bersiap pergi, ia tidak mampu lagi berhadapan dengan Mew, putra yang sangat tersakiti olehnya.
Namun belum sempat Elle berjalan bisa dia rasakan tangan seseorang merengkuh bahunya, mendekapnya hangat dari belakang dan bisa Elle rasakan air mata seseorang yang memeluknya jatuh menetes mengenai dirinya.
"Jangan menghindari Mew lagi, Ibu..." ujar Mew parau. "Jangan memalingkan wajah dari Mew seperti orang asing.."
Mendengar Mew menyebut Elle Ibu, Elle akhirnya meloloskan suara tangisnya. "Maaf, Mew. Maaf... Kemarin Ibu hanya takut. Ibu merasa tidak pantas."
Mew mengeratkan pelukannya. "Kemana kita akan pulang? Mari membuat awal yang baik, Ibu."
"Ibu menyewa sebuah rumah di sekitar rumah Ploy euh maksud Ibu rumah Mama Mew."