tamparan

9.9K 273 3
                                    

Lelaki sejati adalah laki laki
yang berani mengaku salah
dan mau bertanggung jawab
atas kesalahan nya

🙃🙃🙃

Reni terus saja berjalan mondar mandir di depan pintu ruangan dan jangan lupakan Leon yang kini mondar mandir tidak karuan melihat itu membuat Dewa semakin pusing melihat nya

"Mah, mending mamah duduk dulu ya" ucap Dewa lembut pada Reni

Reni menoleh "Dewa.. Mamah gak bisa diam duduk manis sedangkan Ana di dalam sana sedang mempertaruhkan nyawa nya!" kesal Reni

Dewa menghembuskan napas nya pelan "Iya Mah..Dewa tau.. Tapi, mamah duduk duly ya.. Biar sedikit tenang" ucap Dewa yang kini menggiring Reni agar duduk di kursi tunggu

Reni pun hanya menurut tak melawan, jujur ia pun merasa lelah dan lapar karna sedari pagi perut nya belum di isi apa pun hingga kini

"Mah.. Kita makan dulu yuk, Mamah kan belum makan dari pagi" ajak Dewa merasa iba pada Mamah nya, karna Mamah nya belum makan apa pun sedari pagi hingga malam

Reni menggeleng "enggak Dewa, Mamah mau nunggu Ana" tekad nya

"Mah, Mamah tenang dulu.. Percaya sama Dewa, Ana akan baik baik aja" ucap Dewa meyakin kan "Dan sekarang kita cari makan dulu ya" terus nya

Reni bimbang lalu menoleh ke arah Leon yang kini sedang menatap nya
Leon mengagguk seakan mengerti tatapan Reni "gapapa Tante, biar Leon yang jaaga Ana"

Reni hanya mengagguk lemah lalu di giring oleh Dewa menuju kantin rumah sakit

Sepeninggalan Dewa dan Reni, Leon pun termenung di kursi tunggu. Ia sibuk dengan pikiran nya kini yang di penuhi oleh Ana, Ana,  dan Ana

"permisi" ucap Dokter, namun Leon belum tersadar dari lamunan nya

"Permisi!" ucap Dokter sedikit keras sukses membuat Leon langsung bangkit dari duduk nya

Dokter itu pun berdehem untuk menghilangi rasa tidak enak nya karna sudah membuat Leon terkejut "Maaf, dengan keluaraga nona Ana?" tanya dokter

"Ya dok, saya.. Saya.. " ucapan Leon menggantung

"Apakah anda suami nya?" tanya Dokter itu,

Leon hanya mengagguk karna reflek, ia tak mementingkan pertanyaan dokter itu, yang terpenting adalah kondisi Ana

"Ya dok, bagaimana dengan Ana?" tanya Leon

"Jadi begini Pak...."

————

PLAK!!

"APA YANG KAMU LAKUKAN PADA PUTRI SAYA?!" tanya Reni murka

Leon merasa pipi nya memanas karna tamparan Reni di pipi sebelah kiri nya, ia hanya diam tak berani menjawab membiarkan Reni menampar nya sesuka hati karna Leon yakin, rasa sakit yang Leon alami ini tak sebanding dengan rasa sakit yang Ana alami selama ini

"HEH ANAK MUDA! KAMU PUNYA MULUT KAN?" hardik Reni

Sedangkan Dewa hanya diam menenangkan Mamah nya yang sesang si landa emosi itu, jadi  disaat ia selesai dari kantin dengan Mamah nya, tak sengaja ia dan Mamah nya mendengar percakapan Leon dan dokter tadi

"Jadi begini Pak, kami mohon maaf karna tidak bisa menyelamatkan janin yang ada di dalam kandungan istri bapak"

Deg!

Leon mematung mendengar penuturan Dokter tersebut. Ia diam seribu bahasa, ia ingin bertanya pada dokter tersebut, apakah selama ini Ana hamil? Tapi mengapa lidah nya terasa kelu

"Janin bapak sudah berumur 3 minggu dan maaf kami tidak bisa menyelamatkan nya karna janin bapak keracunan obat - obat an yang di konsumsi istri bapak"

Mengapa? Mangapa hati Leon kini terasa hancur, dada nya bergemuruh, mata nya memanas..

"Ba.. Bagai.. Mana.. Dengan Ana dok?" dengan susah payah Leon bertanya tentang keadaan Ana dan ia berharap semoga tidak ada hal yang terjadi pada Ana-nya

"Istri bapak saat ini mengalami koma, dan kami tidak bisa memprediksi kapan istri bapak akan sadar dan pulih kembali karna kemungkinan hidup nya hanya 25% saja. Bapak sebaik nya banyak - banyak berdo'a agar keajaiban datang pada istri bapak. Kalau begitu saya permisi" ucap Dokter itu lalu melenggang pergi

Dan maka itu lah Reni langsung menghampiri Leon dan menampar cowok itu. Sebenarnya Dewa merasa iba pada sahabat nya itu, ralat mantan sahabatnya itu karna apapun yang terjadi ini semua tidak sepenuh nya salah Leon, karna ini juga salah Ana, karna gadis itu bekerja sebagai kupu - kupu malam yang berisiko sangat tinggi

Dewa tak tega ingin memberitahu pasca Ana, ia takut mamah nya itu akan semakin banyak fikiran dan tertekan, ia tidak mau mamah nya sakit

Lamunan Dewa terbuyarkan saat Reni menampar kembali pipi kana Leon
"DASAR BAJINGAN! KAMU PENGECUT, SEHARUS NYA KAMU JAWAB PERTANYAAN SAYA!" todong nya

Leon memejamkan mata nya, tak terasa air mata nya lolos begitu saja, mengapa rasa nya sakit?

Kalau di tanya Leon menangis karna di tampar? Jawaban nya salah, ia menangis karna hati nya ikut sakit mendengar kondisi Ana saat ini dan juga kematian sang calon anak nya, hasil benih nya yang selama ini ia simpan pada rahim Ana

"PUAS KAMU? PUAS LIHAT PUTRI SAYA HANCUR?!" teriak Reni

Tiba - tiba Deta, ayah Dewa datang dan langsung memeluk Reni, seolah memberi kan ketenangan pada istri nya itu

Deta, yang baru saja pulang dari luar negri pun mendadak langsung ke rumah sakit karan Dewa mengabari bahwa Ana masuk rumah sakit. Deta sudah mengetahui tentang Ana dan ia pun merasa senang karna di pertemukan dengan putri bungsu nya

Di sisi lain, ia pun merasa sedih karna Ana mengalami koma hingga kemungkinan untuk hidup nya hanya 25%

Deta merasa Reni memeluk nya sangat erat, Reni menangis di dekapan sang suami, menangisi nasib putri nya yang begitu pahit

Tak lama, ia pun tak sadar kan diri, Reni pinsan di dekapan sang suami. Melihat itu Deta pun langsung panik "Ren, Reni.. Bangun Ren" Deta menepuk pipi Reni pelan

Lalu ia pun meanggil suster agar istri nya segera di tangani

————

"Saya mengerti, anak muda jika kamu memang benar - benar mencintai putri saya, maka kamu harus berjuang mendapatkan cinta nya dan meyakinkan dia untuk menerima kamu" nasihat Deta pada Leon

Leon hampir tak percaya mendengar jawaban dari Papah Ana, ia pikir dengan ia menceritakan kejadian sejujur nya, ia akan mendapatkan bogeman mentah dari pria ini tapi ternyata Deta seolah memberi lampu hijau untuk diri nya

Leon mengagguk mantap "Baik om, saya janji, saya akan bertanggung jawab dengan menikahi Ana, saya akan menjaga dia dan membahagiakan nya dan saya pun akan berusaha meyakin kan istri om untuk percaya pada saya kalau saya memang benar - benar mencintai Ana" ucap Leon mantap

Deta mengangguk "Baiklah saya serahkan semua nya pada kamu. Semoga berhasil anak muda"

Leon tersenyum dan langsung menyalimi tangan Deta sebagai tanda terimakasih nya "Terimakasih om, terimakasih karna sudah memberi kepercayaan pada saya"

Deta hanya mengagguk dan tersenyum

Aku janji akan bahagia in kamu Ana - batin Leon

🙃🙃🙃

Sorry for typo 🙏




WANITA MALAM (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang