Andin

8.8K 255 2
                                    


🙃🙃🙃

Ana kini sedang berada di sebuah taman yang sangat indah, ia menatap takjub tempat ini. Tempat apakah ini? Sebelum nya ia tak pernah menemukan tempat seperti ini rasanya ia tidak ingin pulang dan ingin beralama - lama di sini

Ana berjalan menuju sebuah sungai indah yang di rimbun kan bunga teratai serta angsa - angsa cantik yang sedang berenang disana. Ana ingin sekali menyeburkan diri untuk berenang bersama angsa cantik itu

Disaat ia sedang menatap kagum angsa tiba tiba ada yang memanggil nya

"Bunda" panggil seseorang yang sedang berlari di belakang Ana,

Lalu Ana pun membalikan badan seketika sorot mata nya terpaku melihat seorang anak kecil berumur 5 tahun sedang berlari ke arah nya entah kenapa Ana merasa anak itu memanggil nya dan memang tidak ada orang lagi di sini selain diri nya dan anak kecil itu

"Bunda" panggil anak kecil itu setelah berada tepat di depan Ana

Ana jongkok menyamakan tinggi nya dengan anak kecil itu "aku?" tanya Ana memastikan seraya menunjuk diri nya sendiri

Anak kecil itu mengagguk seraya tersenyum membuat Ana gemas dan langsung mencubit pelan pipi anak itu "siapa nama kamu?" tanya Ana

Seketika anak kecil itu murung seraya menundukkan kepala nya. Ana mengerut kan dahi nya bingung mengapa anak ini begitu sedih? Apa ia salah jika menanyakan nama anak itu?

"mengapa kamu sedih?" tanya Ana

Anak kecil itu masih setia menunduk "aku tidak punya nama" jawab nya

Ana terperanjat kaget "Ko bisa?" heran nya

Anak kecil itu mendongak melihat wajah Ana "karna Bunda belum kasih aku nama" ucap nya tepat pada Ana

Ana masih tidak mengerti dengan ucapan anak itu, ia masih diam dan belum bisa mencerna apa yang anak itu katakan

"kenapa Bunda melamun?" tanya anak kecil itu seraya memegang pipi Ana

"mengapa kamu memanggil aku Bunda?" tanya Ana, ini lah yang membuat nya bingung sedari tadi

"Bunda mau tau jawaban nya?" tanya anak kecil itu lalu Ana hanya mengagguk merespon nya

"makanya Bunda harus bangun dulu, kasian ayah nungguin bunda mulu.." jelas anak kecil itu

"Ayah?" beo nya

Anak kecil itu mengagguk "iyah, maka nya bunda bangun dulu.. Abis itu Bunda pasti akan tahu siapa aku" ujar nya meyakinkan

Ana terdiam ia nampak bimbang, memang nya ia kenapa? Mengapa ia di suruh bangun? Memang nya ia sedang tidur apa? Yang Ana tau diri nya kini sedang di pinggir sungai bersama anak kecil ini

Ana menggeleng "aku gamau pulang, aku mau di sini aja.. Disini suasana nya tenang jadi aku suka" ucap nya jujur

"Bunda, bunda emang gak kasian sama ayah? Bunda jahat, asal bunda tau.. Tiap hari ayah nemenin bunda terus.. Ayah nangis kalo liat bunda kaya gini.. Bangun lah bunda aku mohon, dan menikah lah dengan Ayah.. Aku bahagia jika kalian bahagia" ucap anak kecil itu seraya memeluk Ana

Ana pun membalas pelukan anak itu, dingin! astaga tubuh anak ini dingin sekali, apakah anak ini sedang demam? Ana langsung melepaskan pelukan nya dan menaruh punggung tangan nya di dahi anak kecil itu

"Apa kamu sakit?" tanya Ana memastikan

Anak kecil itu terkekeh manis, "enggak Bunda, aku gak sakit.. Aku emang dingin kan aku udah engga ada" ucap nya

Deg!

Ana mematung seketika, apa maksud dari ucapaan anak itu? Anak itu mengatakan bahwa diri nya sudah tidak ada!? Ya tuhan.. Ada apa ini

"maksud kamu?" tanya Ana

anak kecil itu mengagguk "iyah Bunda, aku anak bunda.. Maafin aku yah, aku udah ninggalin bunda sama Ayah, tapi bunda sama ayah jangan sedih, aku selalu bahagia di sini. Ini sudah takdir aku untuk pergi terlebih dahulu, bunda harus bangun.. Karna tempat bunda bukan si sini.. Ini rumah aku bun.. " ucap anak kecil itu lalu menoleh ke arah belakang Ana "itu Ayah bun, bunda pulang yah sama Ayah.. Jangan khawatir sama aku.. Aku selalu bahagia di sini.. Menikah lah dengan Ayah bun, aku akan bahagia melihat kalian bahagia.. Aku mencintai mu Bun.. Berilah aku nama Bun, agar aku senang bisa mempunyai nama seperti teman - teman ku" pinta nya

Ana kini hanya terdiam membisu, air mata nya mengalir sedari tadi,, ia ingin bicara mengapa lidah nya terasa kelu dan bibir nya kini hanya mengucap kan satu kata "A.. A.. An.. din" ucap nya terbata bata

Anak kecil itu tersenyum lalu mengusap air mata Ana "terimakasih bun, nama nya yang bagus.. Andin sangat suka" ucap nya

Kini Ana semakin terisak kencang tetapi tak bersuara, mengapa ya tuhan? Lidah nya terasa kelu sulit untuk berbicara.? Dan hanya mamou menyebutkan nama untuk anak nya saja

Ana merasa tangan mungil itu menghapus air mata di pipi nya "Sudah lah Bun, bunda jangan nangis.. Andin akan bahagia jika bunda bangun dan menikah dengan ayah" Andin mengecup kedua pipi Ana "Andin sayang Bunda" ucap nya lalu melenggang pergi

Andin berlari "Bye... Bunda..." teriak nya seraya melambaikan tangan pada Ana

Ana hanya menatap nanar kepergian Andin hingga anak itu hilang di telan cahaya yang sangat menyilaukan mata. Ya Tuhan mengapa seperti ini? Apakag itu anak nya? Sungguh Ana ingin sekali menyusul anak  itu, tetapi ia tak tega dengan pria yang berdiri di belakang nya

Ana memantapkan hatinya lalu ia pun berbalik dan menghampiri pria yang di sebut Ayah oleh Andin

Leon yang sedang tertidur dengan kepala yang ia tumpukan pada sisi brankar pun tiba - tiba merasa kepala bya seperti ada yang mengusap. Leon membuka mata nya dan mendongak untuk melihat apa yang sedari tadi mengganggu tidur nya

Baru saja ia mendongak tiba tiba mata nya membulat penuh melihat apa yang di lihat nya kini. Leon msngucek mata nya untuk memastikan apa yang ia lihat ini memang benar - benar nyata bukan mimpi!

Dirasa sudah mengucek mata nya dan ia pun langsung menepuk nepuk pipinya selain itu ia pun mencubit nya sendiri

"aw" rintinya, hah? Sakit.. Berarti ia tidak sedang mimpi dong?

Leon pun langsung menatap apa yang sedari tadi membuat mata nya membulat terkejut, hah.. Ternyata ini nyata bukan halusinasi

"Ana!"

🙃🙃🙃

Sorry for typo 🙏

.

WANITA MALAM (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang