🙃🙃🙃
Leon baru saja memberhentikan mobil nya di pekarangan rumah Ana. Leon tersentak ketika Ana langsung membuka pintu mobil nya dan berlari keluar mobil. Leon hampir dibuat jantungan, untung saja Ana tidak terjatuh, pasal nya mobil belum sepenuhnya berhenti
"Ana!" teriak Leon tapi tak dihiraukan oleh gadis itu
Leon segera membuka pintu mobil dan berlari menuju pintu utama. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah sosok calon ibu mertua nya yang sedang memanggil nama Ana, namun tetapsama, tidak dihiraukan oleh Ana.
Leon mengetuk pintu utama, walaupun pintu sudah terbuka setidaknya ia masih mempunyai rasa sopan santun.
Tok tok tok
Mendengar itu Reni langsung menoleh, mendapati Leon di ambang pintu utama. Reni langsung menghampiri calon menantu nya itu,
"Leon, Ana kenapa?" tanya Reni bingung
Pasal nya disaat ia sedang duduk di sofa tv, tiba-tiba Reni dikejutkan oleh Ana yang sedang berlari menuju kamar nya. Bahkan dirinya terus-terusan memanggil pun tidak dihiraukan oleh Ana
"Leon juga gak tau tante, Ana tiba-tiba kaya gitu" jawab Leon jujur
"Terus kalian udah fitting gaun pengantin?" tanya Reni
Leon menggelengkan kepala nya "Belum tante, Leon juga bingung. Disaat sampe sana, Ana malah pengen pulang, yaudah Leon turutin" ujar Leon
Mendengar nya membuat Reni semakin cemas pada putri bungsu nya itu. Reni memijit kepala nya yang terasa pusing
"ya allah Ana kenapa sih?" gumam nya
"Mamah, Leon" panggil Deta yang baru saja pulang dari meeting kantornya
Mendengar itu Reni maupun Leon menoleh ke sumber suara.
"Loh kalian ko malah berdiri di sini?" Deta menatap Istrinya "Leon nya ajak duduk atuh Mah" ujar nya
"Aduh iya Leon, maafin tante. Tante sampe lupa tawarin kamu duduk, ayo duduk dulu" ujar Reni
Lalu mereka pun melangkah menuju ruang tamu, disaat mereka sudah duduk. Deta mengerut kan dahinya bingung menatap wajah istrinya yang terlihat ada guratan kekhawatiran disana
"Ada apa Mah?" tanya Deta
Reni mendongak menatap suaminya "Ini loh Pah, Ana tiba-tiba lari dan masuk kedalam kamar. Kayanya dia lagi ada masalah deh" ucap nya
"masalah?" beo Deta
Leon mengangguk "Bisa jadi om, tapi Leon juga gak ngerti, disaat mau fitting baju pengantin tiba-tiba Ana minta langsung pulang gitu aja" heran Leon
Deta menatap Leon "Sebaiknya kamu bicara, dan tanyakan sama Ana" titah nya yang langsung di angguki oleh Leon
Leon langsung berdiri dan melangkahkan kaki nya menuju kamar Ana. Sesampai nya di depan pintu kamar yang berwarna merah muda itu, Leon mengetuk nya. Namun tak ada balasan dari gadis itu
Tot tok tok
"Ana" panggil Leon yabg entah sudah berapa kali
Cukup lama Leon berusaha memanggil Ana. Nihil, Ana tak menjawab nya tetapi Leon masih setia berdiri di depan pintu kamar Ana. Hingga Deta dan Reni menghampiri nya
"Leon" panggil Deta
Leon menoleh
"Kamu sebaik nya pulang saja, ini sudah malam" ujar Deta
Bukan masalah mengusir tetapi ia merasa kasihan dengan Leon yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamar Ana
"Gimana sama Ana om?" tanya Leon
"Sudah, mungkin Ana lagi pengen sendiri, tapi kamu jangan kahwatir. Besok juga Ana udah ceria seperti biasa lagi" Ujar Reni meyakinkan
"Yaudah deh Om, Tante, kalo begitu Leon pamit dulu ya" pamit Leon yang menyalimi kedua tangan calon mertuanya
Baru saja menuruni satu anak tangga, Leon memberhentikan langkah nya dan berbalik ke belakang berharap Ana membuka pintu. Namun nihil, Ana belum membuka pintunya, yang ia lihat adalah senyuman hangat dari kedua orang tua Ana.
Leon membalikan badannya dan melanjutkan langkah kakinya dan melenggang pergi. Ia berharap esok semuanya akan kembali seperti semula.
Sedangkan di dalam kamar Ana sedang dilema dengab ucapan Agnes tadi siang. Benarkah Agnes dan Leon saling mencintai? Jika begitu, maka dirinya mau tak mau harus merelakan Leon
Tapi, jika dipikir-pikir Leon terlihat sangat mencintai dirinya, bukan Agnes. Jika Leon tidak mencintai nya mana mungkin Leon ingin menikahinya?
Tolong, siapapun tolong Ana untuk mengembalikan memori masa lalunya yang hilang. Ia tak mau terus-terusan seperti ini, lebih baik ia menjalani hari-hari nya sesuai kenyataan nya dari pada menjalani hari-hari nya yang penuh teka - teki seperti ini
Leon,
Satu nama yang kini melekat dihati nya, sebenarnya siapa cowok itu? Seingat nya disaat Ana sadar, cowok itu ada di sisinya, menemaninya. Dan cowok itu juga mengaku sebagai pacar nya.
Ana menatap foto pertunangan dirinya dan Leon yang terletak di atas nakas. Manis, Ana mengembangkan senyum nya ketika mengingat malam dimana Leon memakaikan nya cincin.
Tiba-tiba senyuman nya lenyap ketika mengingat ucapan Agnes tadi siang. Ana meletakan kembali foto itu dan melangkah menuju kamar mandi, ia berharap berdendam air dingin akan membuat nya sedikit tenang
Setelah selesai dengan ritu mandinya dan memakai baju santai nya, Ana menatap jam dinding yang kini menunjukan pukul 7 malam. Terdengar suara ketukan pintu, yang sudah di pastikan itu adalah Mamah nya yang ingin mengajak nya untuk makan malam
Tapi Ana masih tetap diam di tempat tidur, belum ada keinginan untuk membuka pintu atau sekadar menyahuti panggilan Mamah nya.
Ana berusaha mengingat apa yang selama ini tidak ia ketahui. Lantas apa penyebab dirinya yang lupa ingatan?
Ana memaksa fikiran nya untuk ingat semuanya, tiba-tiba kepala nya terasa sangat sakit. Rasanya sakit sekali, hingga Ana merasa pandangan nya begitu kabur, tak lama ia pun kehilangan kesadaran nya
🙃🙃🙃
Sorry for typo 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA MALAM (END)
Ficção AdolescenteRanking ❤ #1 in playgirl (1Mei2020) #1 in duniamalam (1Mei2020) #1 in bermain (1Mei2020) #1 in kehidupan (1 Mei 2020) #2 in posessive (1Mei2020) #1 in jamannow (1Mei2020) #1 in wanitamalam (1Mei2020) #12 in anakmuda (1Mei2020) Leon tersenyum sin...