Lyodra kini sudah rapi dengan setelan kerjanya. Ia menatap ke cermin,dirinya akan bertemu lagi dengan Nuca. Lyodra berharap semua akan baik baik saja.
Lyodra menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesampainya di kantor ia langsung memarkirkan mobilnya.
"Pagi Bu" sapa resepsionis.
"Pagi" Lyodra menampilkan senyum indahnya.
Lyodra masuk ke ruangannya dan di mejanya sudah terdapat tumpukan dokumen.
"Nuca perusahaannya maju banget ya sampe banyak gini dokumennya" Lyodra bermonolog.
Tok..tok...tok
"Masuk" ucap Lyodra.
Pintu di buka dan menampilkan wajah Rafi.
"Bu,dipanggil Pak Nuca ke ruangannya"
"Oh iya nanti saya kesana"
Lyodra membawa beberapa dokumen yang butuh tanda tangan Nuca.
"Nuc" ucap Lyodra.
"Hai Ly"
"Ada apa?"
"Aku akan ada meeting. Nanti kamu ikut ya?"
"Tapi..."
"Sebagai sekretaris Ly"
"Oke lah. Ini ada beberapa dokumen yang butuh tanda tangan kamu" Lyodra menyerahkan beberapa dokumen yang ia bawa tadi.
Nuca pun langsung menandatangani dokumen tersebut.
"Nanti siang kamu kemana?" Tanya Nuca.
"Gak kemana mana. Kenapa?"
"Kita makan siang bareng ya?"
"Nuc..."
"Sebagai lepas kangen Ly"
"Gak bisa Nuc"
"Kenapa? Karena aku udah punya istri?"
"Itu salah satunya. Tapi aku juga gak mau kamu timbul lagi perasaan sama aku"
Nuca terdiam. "Sekali aja Ly,mau ya?"
Lyodra menghembuskan nafasnya kasar. "Iya udah deh. Sekali ini aja ya?"
"Iya Ly,kali ini aja"
****
Mahalini kini tengah bersama Tiara di sebuah mall. Mereka tengah menikmati makanan di salah satu restoran di mall tersebut."Tir,kemarin kan aku makan malem biasa sama Nuca terus tiba tiba Sultan dateng terus dia bilang kalau mobil Mba Lyodra udah selesai" ucap Mahalini.
"Mba Lyodra? Siapa dia?" Tanya Tiara.
"Dia sekretaris barunya Nuca. Aku takut aja Tir,Nuca aneh aneh"
"Kenapa mobilnya bisa di Nuca?"
"Mobilnya katanya mati. Terus Nuca gak tega jadi dibawa ke bengkel nyuruh Sultan"
"Positif thinking aja Lin. Kamu tau lah Nuca orangnya gimana"
"Tapi perasaan aku gak enak Tir"
"Udahlah Lin. Selama Nuca gak mencurigakan gak usah dipikirin. Atau gak kamu minta temuin aja sama sekretarisnya itu"
"Ide bagus Tir. Kamu emang sahabat terbaik aku"
Saat tengah berbincang,Tiara menghentikan aktivitasnya karena terfokus ke salah satu orang.
"Lin,itu Nuca bukan sih?" Tanya Tiara.
Mahalini melihat ke arah tatapan Tiara.
"Bener Tir itu Nuca. Tapi sama siapa?"
"Cewek Lin"
"Aku juga tau itu cewek Tiara. Maksudnya cewek itu siapa"
"Gak tau aku"
Sementara Nuca dan Lyodra tidak menyadari keberadaan Mahalini dan Tiara.
"Aaaa" Nuca menyodorkan sendok berisi makanan kepada Lyodra.
"Nuc apaansih"
"Sekali aja"
Mau tak mau Lyodra menerima suapan Nuca.
"Nuca!" Mahalini datang bersama Tiara.
"Lini?" Nuca terkejut akan kehadiran Mahalini.
"Tega kamu Nuc! Ini yang katanya sekretaris? Kecewa aku Nuc!" Mahalini meninggalkan restoran tersebut lalu dikejar oleh Nuca.
"Kamu tuh bersyukur harusnya udah diterima di perusahaan Nuca! Bukannya malah berusaha menggoda Nuca! Nuca itu punya istri dan anak! Dan tadi itu istrinya!" Ucap Tiara.
"Saya gak goda Nuca Mba,saya--"
"Cukup! Gak akan ada maling yang mau ngaku!" Tiara pergi meninggalkan Lyodra sendirian.
"Lini! Tunggu! Mahalini!" Nuca berhasil mencekal tangan Mahalini.
"Apalagi sih Mas?!" Ucap Mahalini dengan derai air mata.
"Denger penjelasan aku" ucap Nuca.
"Gak ada yang perlu di jelasin!" Mahalini berusaha pergi namun tenaga Nuca terlalu kuat untuk menahan Mahalini.
"Denger aku dulu Lin,kita pulang bareng ya?"
"Kamu mau ngejelasin kalau kamu punya hubungan sama sekretaris kamu itu kan?! Iya?!"
Nuca langsung meraih Mahalini ke dalam pelukannya.
"Gak ada yang punya hubungan Lin. Aku akan jelasin. Tapi kamu harus tenang dulu. Kita pulang ya?" Ucap Nuca.
Mahalini hanya mengangguk lemah. Nuca pun langsung merangkul Mahalini menuju mobilnya.
****
Lyodra kini tengah duduk di halte dengan isakannya."Ini yang aku takutkan Nuc,orang menilai aku salah. Padahal aku udah berusaha menolak kamu Nuc,tapi kamu yang memaksa aku" Lyodra bermonolog.
Tak lama hujan turun membasahi bumi.
"Kenapa Nuc? Kenapa harus aku? Kenapa harus kita? Andaikan waktu bisa aku putar,lebih baik aku gak pernah mengenal kamu jika harus begini akhirnya" Lyodra bangun dari duduknya dan mulai berjalan menembus hujan.
Saat tengah berjalan menikmati derasnya hujan yang membuat Lyodra sedikit lega. Ada mobil yang menghampirinya.
"Mba Lyodra? Ayo naik" ucap Rafi.
"Rafi? Kamu ngapain disini?"
"Saya gak sengaja lewat sini. Ayo mba naik,nanti sakit"
Lyodra pun naik ke mobil Rafi.
"Mba ngapain hujan hujanan?" Tanya Rafi.
"Saya habis merasakan sakit hati. Kamu panggil saya Lyodra aja gak usah panggil mba"
"Sakit hati kenapa mba? Eh Ly"
Lyodra pun menceritakan semua yang terjadi hari ini.
"Jadi kamu masa lalunya pak Nuca?"
"Iya" Lyodra menahan tangisnya.
"Nangis aja. Lepasin semua. Semakin kamu tahan semakin sakit" Rafi menyodorkan sapu tangan kepada Lyodra.
"Makasih ya" Lyodra mengambil sapu tangan tersebut.
Setelah obrolan itu mereka hanya terlarut dalam keheningan. Rafi menoleh ke Lyodra,dilihatnya Lyodra sedikit menggigil. Rafi pun menghentikan mobilnya dan melepaskan jaketnya.
"Kamu menggigil. Pake jaket aku aja" Rafi memberikan jaketnya.
"Gak usah Fi,ngerepotin kamu aja"
"Gak papa pake aja. Aku gak tega lihat kamu menggigil kayak gitu"
Lyodra tersenyum dan menerima jaket Rafi.
"Kamu baik banget. Makasih ya" ucap Lyodra.
"Sama sama" Rafi tersenyum.
Oke gais,jangan anggap Nuca fakboy ya🤣 Nuca gak akan gitu kok wkwk. Rafi disini Rafi sudirman ya gais. Temennya lyly di DARR 2 dulu.