Memilih keputusan

3K 141 15
                                    

Nuca terbangun pukul 6 pagi,sangat jarang ia bangun sepagi ini di hari libur. Ia melihat ke sampingnya,Mahalini tidak ada.

"Lin... Lini" panggil Nuca.

Nuca pun beralih ke kamar Ziva,dilihatnya pintu sedikit terbuka,ia pun masuk ke kamar sang anak.

"Lini? Kamu mau kemana?" Tanya Nuca yang melihat Mahalini tengah mengemasi baju Ziva.

"Aku sama Ziva mau ke rumah Mama"

"Kamu kok gak bilang sih? Kan bisa kita rencanain"

"Kamu tetep disini. Cukup aku sama Ziva yang pergi. Aku akan pulang,setelah kamu punya keputusan"

"Tapi Lin..."

"Nuc,semalam sudah jelas. Dan sekali lagi aku tegaskan,aku akan pulang setelah kamu punya keputusan"

Mahalini keluar dari kamar Ziva bersama kopernya. Mereka kini telah siap untuk berangkat ke rumah Mama Mahalini.

"Papa gak ikut?" Tanya Ziva.

"Gak sayang. Papa lagi banyak kerjaan. Kamu sama Mama aja ya,jangan nakal,jagain Mama ya"

"Siap pa!"

Mahalini mendekat pada Nuca lalu memeluknya.

"Aku harap ini bukan pelukan terakhir kita Mas" Mahalini berbisik pada Nuca.

Mahalini melepaskan pelukannya lalu meraih tangan Nuca untuk menyalaminya.

"Aku pergi ya. Kamu baik baik disini"

Nuca menatap sedih kepergian istri dan anaknya untuk sementara.

****
Lyodra sudah membaik bahkan sekarang ia sudah kembali ke apartemennya. Saat tengah bersantai,ada yang mengetuk pintu apart nya.

"Iya sebentar" Lyodra bangkit dari duduknya lalu membuka pintu.

"Loh Rafi? Ngapain?" Tanya Lyodra.

"Mau ngajak jalan. Supaya kamu tambah sehat"

"Jalan? Kamu gak ada kerjaan sama Nuca?"

"Semua kerja udah beres. Lagipula Pak Nuca lagi mau sendiri katanya"

"Oh yaudah bentar ya aku siap siap dulu"

Setelah siap Lyodra dan Rafi pun pergi ke salah satu tempat yang cukup indah.

"Bagus banget Fi tempatnya" ucap Lyodra kagum.

"Seindah kamu" ucap Rafi spontan.

"Hah? Apa Fi?"

"Eh gak gak. Iya emang indah banget tempat ini. Aku lumayan sering kesini kalau lagi badmood ataupun sedih"

"Fi boleh nanya?" Tanya Lyodra.

"Kamu punya pasangan? Aku takut--"

"Gak Ly. Kamu gak usah takut,aku sendiri udah 2 tahunan"

"Kamu gak nyari? Kok betah? Biasanya cowok gak betah lama lama sendiri"

"Aku bukan tipe seperti itu. Aku ngalir aja,ada yang cocok ya deket,gak yaudah. Dan selama ini aku gak nemu aja yang cocok,lagipula aku mau fokus kerja dulu aja"

"Andai..."

"Andai pak Nuca seperti itu?" Rafi terkekeh.

"Ih gak! Aku cuma bilang andai semua laki laki kayak kamu"

"Termasuk pak Nuca kan?" Goda Rafi.

"Ih Rafi mah udah ah sebel" Lyodra memanyunkan bibirnya.

"Oke oke maaf. Beli eskrim aja yuk?" Ajak Rafi.

"Eskrim? Mau" Lyodra antusias.

"Sudah kutebak" Rafi tersenyum.

Mereka pun membeli eskrim dan duduk kembali di tempat yang sama.

"Ly,boleh aku bahas sebentar soal Pak Nuca?" Ucap Rafi.

"Hm iya deh"

"Mba Lini sama Dek Ziva pergi dari rumah"

"Hah?! Pergi?! Kenapa? Gara gara aku ya?"

"Aku gak tau kenapanya Ly tapi tadi pagi mereka pergi dan Pak Nuca ditinggal di rumah sendiri"

"Pasti semua gara gara aku Fi,Mahalini pasti marah,aku juga kalau di posisi Lini pasti marah"

Rafi memegang tangan Lyodra. "Semua bukan salah kamu Ly,aku tau tujuan kamu pulang bukan untuk menghancurkan Pak Nuca,dan aku yakin kamu juga gak di kasih tau sama pak Nuca kalau dia udah nikah. Aku yakin kamu wanita yang baik Ly,aku percaya itu"

Lyodra tersenyum "makasih ya Fi. Kita baru kenal tapi kamu ngerti banget sama aku"

Rafi hanya tersenyum tanpa menjawab ucapan Lyodra.

****
"Gue harus apa Sam" ucap Nuca.

"Ya lo harus mutusin keputusan yang tepat Nuc. Jangan sampe lo salah ambil keputusan"

"Gue bingung Sam. Gue gak ngerti sama perasaan gue sendiri"

Tok...tok...tok

"Buka Sam tolong" perintah Nuca.

"Oke deh"

Samuel pun membukakan pintu dan muncullah wajah manis Tiara.

"Eh masa depan. Nyari Mahalini ya?"

"Ih kok lo sih yang buka pintu. Iya gue nyari Lini,mana?"

"Mahalini pergi ke tempat mamanya"

"Sama Nuca?"

"Gak. Tuh Nuca di dalem"

"Pasti gara gara waktu itu deh. Awas gue mau ketemu Nuca" Tiara mendorong Sam.

"Nuca!" Panggil Tiara.

"Tir? Mahalini lagi--"

"Gara gara lo pasti kan! Lo tuh bener bener ya Nuc,gue kira lo laki laki yang baik buat Mahalini,taunya kayak gitu"

"Tir gue gak ada apa apa sama Lyodra. Lo jangan bikin gue tambah stress dong"

"Biarin. Biar lo sadar kalau lo itu salah Nuc!" Tiara keluar dari rumah Nuca.

Nuca duduk dan mengacak rambutnya frustasi.

"Sam gue harus apa. Gue gak tau hati gue buat siapa sekarang"

"Lo pikirin mateng mateng deh Nuc. Jangan sampe salah langkah"

****
"Makasih ya Fi" ucap Lyodra.

"Sama sama. Jangan sedih lagi ya. Kalau sedih panggil aku. Pundak aku siap jadi sandaran kamu"

"Iya Fi. Yaudah kamu hati hati ya"

Lyodra merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya,ia menatap kosong langit langit kamarnya.

"Apa Rafi adalah pengganti Nuca? Nyaman sih,tapi belum sayang. Tapi kalau disuruh milih jelas gue akan milih Rafi gak mungkin gue milih Nuca yang sudah beristri walaupun harus bohong sama perasaan sendiri" Lyodra bermonolog.

****
Nuca dan Samuel kini tengah menonton film di ruang tamu. Mata Nuca memang fokus ke televisi namun pikirannya kemana mana.

"Sam pause dulu filmnya" ucap Nuca.

Samuel pun mengambil remote dan mem pause filmnya.

"Kenapa Nuc?"

"Gue udah tau keputusannya"







Nahloh apanih keputusan Nuca? Mahalini atau Lyodra? Masa lalu atau masa sekarang? Hayo tebak tebakan yuk!😆

Keluarga Cemara (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang