Chap 9 : Change

1.7K 132 21
                                    

Sebulan kemudian pun berlalu. Yoongi maupun jungkook masih tetap bertemu disela kesibukkan masing-masing. Yoongi yang sibuk dengan kedua tempat kerjaannya dan juga jungkook yang sibuk mengatur usaha miliknya, tak lupa juga usaha terlarang tentunya.

Tidak ada yang berubah. Jungkook akan selalu menjemput yoongi di tempat yang sama pada jam yang sama. Mereka juga akan menghabiskan waktu untuk makan malam atau sekedar berbincang. Perubahan kecil hanya terlihat pada tempat restoran nya.

Mungkin bagi beberapa orang terdengar simpel dan membosankan. Berbeda dengan jungkook yang hanya bisa menghabiskan waktu dengan makan malam, setidaknya ia melakukannya dengan orang yang ia suka.

Tanpa jungkook sadari, hal-hal yang ia lakukan bersama yoongi membuat moodnya menjadi bagus setiap harinya. Jungkook bahkan bisa tersenyum tiba-tiba tanpa sebuah alasan dimanapun dan kapanpun. Walau jungkook tidak bisa menyadari keanehan itu, seseorang pasti bisa menyadarinya terurama yugyeom.

"Hei, berhentilah membuat wajah seperti itu".

Suara yugyeom yang entah dari mana mendatangkan komentar itu membuat dahi jungkook berkerut.

"Hm? Wajah apa?" tatap jungkook penuh kebingungan.

"WAJAH ITU!" seru yugyeom. "WAJAH ITU! KALAU LIHAT?! ITU! itu hal yang tidak biasa darimu. Apakah kau sakit? Apa semalam kau hangover? Apa semalam kau makan steak yang salah atau bagaimana?" lanjutnya seraya menunjuk ke arah  wajah jungkook.

"Memangnya ada apa dengan wajahku?".

Yugyeom menatap datar, "Yak... Apakah kau kekurangan cermin dirumah mu sehingga aku harus membelikannya? Atau harusnya aku bertanya— APAKAH KAU SUDAH BERCERMIN HARI INI?!" Ucap protes yugyeom dibalas dengan kekehan jungkook.

"Aku tidak mengerti maksudmu yugyeom".

"Aku berkata serius. Apakah kau sudah bercermin hari ini?"

"Tentu saja sudah. Memangnya ada apa?"

"Selama aku bersamamu— tidak, bahasanya kurang tepat. Selama aku menjadi partnership mu, kau tidak pernah tersenyum layaknya orang bodoh".

Jungkook mengangkat alisnya, "Benarkah? Aku tidak merasa sedang tersenyum"

Yugyeom langsung menimpali, "ITULAH MASALAHNYA. AKU BERTANYA-TANYA KENAPA?" Jungkook menopang pipinya, berusaha mengingat kapan ia tersenyum dan mengapa hal itu terjadi.

"Hmm— entahlah. Aku tidak ingat" Jungkook tanpa sadar menarik ujung bibirnya, memperlihatkan deretan giginya.
Mata yugyeom membulat seraya menunjuk ke arah jungkook, "LIHAT! KAU MELAKUKANNYA LAGI! LIHAT!" jungkook tertawa.

"Ayolah yugyeom. Pekerjaan masih menumpuk, jam makan siang juga masih lama. Kenapa kau seperti ini?".

"Bukan aku, tapi kau! Kau yang membuatku seperti ini. Aku takut! Kau bisa tersenyum tanpa di duga. Bahkan ditengah-tengah kita sedang hening mengerjakan sesuatu, kau tiba-tiba tersenyum. ITU MEMBUATKU SANGAT TAKUT!" ucap yugyeom frustasi.

"Yugyeom ayo kita kembali bekerja. Apa kau kelelahan? Ayo kita istirahat atau kau mau pulang? Sakit? Kau boleh pulang lebih dulu atau ambil cuti" jawaban jungkook membuat yugyeom terpengarah.

"LIHATKAN?! KAU SENDIRI YANG MEMBUATKU SEPERTI INI! AKU KETAKUTAN. Seorang jungkook tidak punya belas kasihan. Lalu sekarang KENAPA?!—Aw!" jungkook melemparkan pulpen di tangannya tepat mengenai kening yugyeom. Membuat yugyeom mengaduh kesakitan.

"Dengar, aku tidak mengerti apa yang terjadi padamu. Aku sungguh tidak mengerti dan jangan mengada-ada sesuatu"

Yugyeom menghela nafasnya kasar, menatap jungkook tidak percaya.

Mafia!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang