2. Memulai pendekatan

67 30 23
                                    

Esoknya Caca mengabarkan kalau hari ini ia tidak sekolah karena akan pergi keluar kota, Aeera duduk sendiri hari ini. Dikelas ia memang hanya dekat dengan Caca dan Janu yang juga sedang keluar kota menjenguk kakak nya yang sakit. Kalau Caca tidak masuk ia akan duduk dengan Janu dan sebaliknya, kalau Janu tidak masuk ia akan duduk dengan Caca. Tapi kalau dua-duanya masuk ia tetap akan duduk dengan Caca, Janu biasanya dengan teman laki-lakinya yang lain.

By the way, Caca pacarnya Janu hahahaha. Belum lama juga sih mereka pacaran tapi kalau pedekate nya sekitar satu tahunan lebih.

Caca anak periang dan juga cantik. Sedangkan Janu menurutku tidak ganteng, tetapi manis. Bulu matanya dan alisnya yang membuat Caca tergila-gila pada Janu. Sebenarnya Aeera sudah mengenal Janu duluan sebelum ia mengenal Caca.

Janu teman sejak smpnya sedangkan Caca ia baru kenal saat ia masuk Sma disini.

"Ra, Bu Hanum minta pr yang minggu lalu di kumpul di kantor sekarang. Semuanya harus ngumpulin, kalau enggak nanti nggak di nilai."

"Oke sini gue aja yang ke kantor Din."
"Ini udah semua?" Aeera mengangkat semua buku tulis temannya dan buku tulis miliknya.

Dinda tersenyum dan mengangguk. "Gue bantuin ya?"

"Nggak usah lagian nggak terlalu banyak kok."
"Kan minggu kemarin lo yang ngumpulin."

"Nggak papa emang?"

"Nggak papa kali?"
"Gue sekalian mau ke toilet juga kok."

Aeera berjalan menaiki lantai 3 menuju ke kantor, ternyata lama-lama berat juga.

Sedikit lagi sampai ra. Aeera memberi kekuatan kepada dirinya sendiri.

"Kalo butuh bantuan tuh dibiasain bilang, nggak usah sok kuat."

Kalian sudah bisa menebak belum siapa yang mengajak ngobrol Aeera?

"Sini gue yang bawa." Leo mengambil alih semua buku-buku yang dipegang oleh Aeera.

Aeera hanya diam mengikuti dibelakang Leo dan memberitahu dimana letak loker Bu Hanum setelah itu mereka keluar bersama.Sepanjang koridor mereka menjadi pusat perhatian dan berakhir menjadi bahan omongan orang lain. Maklum di Sma ini semuanya kenal dengan Leo. Bukan karena badboy atau goodboy yang selalu ada di cerita novel tapi Leo terkenal karena kejailannya.

"Masih marah soal kemarin ya?"
"Maaaaaffff."
"Ra—"

Aeera menoleh ke arah Leo dan menaikkan satu alisnya. "Apa?"

"Nggak papa udah sana masuk kelas"

"Aneh lo."

Dikelas teman yang lainnya sibuk sendiri-sendiri semua, ada yang makan bekal yang mereka bawa dari rumah, ada yang sedang bermain game online, ada juga yang sedang tidak melakukan apa-apa, itu Aeera.

Bayangan saat dikantin bersama Leo tiba-tiba terlintas begitu saja, Aeera menggeleng dan bingung kenapa sekarang ia jadi memikirkan laki-laki nyebelin itu.

Leo Adipati Putra, laki-laki yang super rese dan selalu mengganggu dirinya bahkan saat dirinya tidak melakukan apapun ia juga tetap mengganggunya. Entah apa yang ada dipikiran laki-laki itu. Bahkan ia dan Caca pernah dikuncikan didalam kamar mandi oleh Leo tapi Leo tetap membukanya dan seolah-olah ia yang jadi pahlawannya.

Leo sekelas juga dengan Aeera, tapi dia sangat jarang sekali masuk kelas kecuali saat pelajaran kesukaannya baru ia akan masuk.

"Pasti mikirin gue."

Aeera kaget dan sedikit menggeser bangkunya agar tidak dekat sekali dengan Leo. Leo masuk ke kelas saat jam kosong dan duduk di samping dirinya, Aeera lihat ia membawa dua eskrim dan beberapa roti cokelat.

"Sejak kapan lo disini?"

"Hhmm... sepuluh menit yang lalu mungkin?"

"Hah?"

"Abisin tuh eskrim sama rotinya, gue mau panasin motor buat nanti pulang bareng lo."

"Lah emangnya gue bilang mau pulang bareng lo?"

"Iya."

Aeera mengerutkan kening dan mengecek jam yang berada dipergelangan tangan kirinya, selama itu ia melamun? sampai-sampai tiga menit lagi akan bel pulang sekolah.

Ia membereskan buku sebelum bel pulang berbunyi ia juga tidak memperdulikan Leo yang sudah keluar kelas yang katanya mau panasin motor atau apalah. Tidak lama bel berbunyi, Aeera melihat kresek putih yang dibawa tadi oleh Leo masih berada di mejanya. Ia membawanya. Ternyata didepan gerbang sekolah sudah ada Leo yang sedang duduk dimotor miliknya.

"Nih punya lo." Aeera memberikan kresek putihnya yang berisi eskrim dan roti ke pemiliknya.

"Loh kan gue bilang buat lo."
"Ayo naik."

Aeera mengerutkan kening, ternyata benar Leo mengajaknya untuk pulang bareng?

"Gue mau naik angkot."

"Dari tadi gue liatin sih...angkot penuh semua."
"Sama gue aja yaaa."

Leo turun dari motornya dan memakaikan helm yang satunya ke kepala Aeera, Aeera hanya diam menurut tidak berbicara apa-apa.

Dijalan mereka tidak banyak berbicara, Aeera hanya menikmati angin sore yang sejuk yang membuat Aeera ingin tidur saja sambil memeluk guling dan menghabiskan drama korea yang saat ini sedang ia tonton.

"Aeera kan artinya angin."

"Hah?" Aeera agak maju sedikit untuk mendengar kelanjutan yang akan Leo omongkan.

"Kenapa nama lo pake double e tapi dipanggilnya tetep aira?"

"Tanya ema gue gih."

"Jadi boleh ketemu camer nih?"

"Lah apaansi."

"Becanda."

Aeera menghela nafas karena lampu hijau sudah berganti lampu merah.

"Nama panjang lo siapa sih?"

"Aeeraaaaaa"

Leo tertawa dan kembali menjalankan sehabis lampu merah berganti lampu hijau.

"Bisa ngelawak juga."

"Aeera Alsava"

Leo manggut-manggut beberapa kali. "Berarti angin dan ketenangan"

Sebenarnya Aeera sedikit terkejut karena Leo bisa tahu arti nama dirinya, tapi ia mencoba agak bersikap biasa saja dan kembali memberitahu jalan kearah rumahnya.

"Iya."

"Pantes gue kalau disamping lo merasa adem terus tenang gitu"

"Makasih."

Aeera tersenyum, Leo tahu itu karena ia melirik dari spionnya.

Leo memberhentikan motornya didepan gerbang rumah Aeera yang berwarna abu-abu. Aeera membuka helmnya dan memberikan ke Leo yang langsung diterima oleh Leo.

"Thanks tumpangannya."

"Jangan lupa dimakan ya yang didalam plastiknya."
"Eskrim nya kalau udah cair banget dan nggak enak, besok gue ganti lagi yang baru."

Aeera hanya tersenyum.

"Gue pamit, assalamualaikum" Leo memutar balikkan motornya dan membawanya dengan kecepatan normal.

"Waalaikumsalam."

Aeera tersenyum lagi saat masuk kerumah dan menaruh kedua eskrimnya ke lemari pendingin.

Setelah mengganti baju, Aeera menyalakan laptopnya dan menonton drama yang kemarin belum ia habiskan.

Dan juga memakan roti pemberian dari Leo. Tidak tahu kenapa hari ini menyenangkan bahkan sedari tadi Aeera belum menghilangkan senyum di wajahnya.

AeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang