Sudah tiga hari yang lalu Leo pulang ke rumah walaupun belum sembuh total. Aeera keluar dari kamar mandi setelah mencuci muka karena merasa mengantuk, setelah selesai ia melewati kamar mandi laki-laki dan ia tidak sengaja mendengarkan perbincangan dua orang yang Aeera kenal walaupun hanya dari suaranya.
Aeera agak mendekat supaya kedengaran dengan jelas. Dengan menempel di tembok.
"Ya pokonya lo jangan bilang Aeera soalnya Leo nggak mau dia merasa bersalah."
Aeera mengernyit karena ucapan Reza.
Hah, gue?
"Tenang aja bro, btw Leo udah balik ke rumah kan?"
Aeera berjalan menjauh dari sana dengan beribu-ribu pertanyaan yang muncul di otaknya saat ini. Ia kembali mencatat tugas di papan tulis walaupun tidak konsentrasi sama sekali. Ia harus ke rumah Leo nanti.
Aeera melihat Janu masuk ke kelas, ia ingin menanyakan maksud ucapan Reza itu apa. Tapi ia urungkan kembali karena Janu sedang mengerjakan tugas yang sepertinya tidak ingin diganggu.
^^^
Saat sampai di depan rumah Leo, Aeera bisa menilai pasti dalamnya akan lebih luas dan lebih besar juga dari halamannya ini. Perempuan yang keluar dari rumah Leo yang mungkin asisten rumah tangganya langsung menyapa Aeera dan sebelum Aeera bicara pembantu Leo sudah menawarkan untuk diantarkan ke kamar Leo.
Aeera melihat lampu yang digantung di ruang tamu yang megah ini ia berjalan berdampingan dengan Bi Yumi, Aeera tahu namanya karena tadi sempat berkenalan. Ia benar-benar tidak mengira kalau rumah Leo sebesar ini tapi sangat... sepi. Saat Bi Yumi sudah turun ke lantai bawah ia langsung mengetuk dua kali pintu coklat di depannya.
Kepala Leo menyembul di balik pintunya melihat Aeera yang berdiri masih menggunakan seragam sekolahnya. Aeera lihat Leo sedikit merapihkan kaos hitam polos yang dipakainya.
"Lo kesini? kok nggak ngabarin?" Leo membuka pintu kamarnya dengan lebar dan mempersilahkan Aeera untuk masuk.
"Lupa."
Saat masuk ke kamar Leo aroma yang selalu ada di tubuh Leo seketika masuk ke indera penciuman Aeera. Kamar Leo lebih luas dua kali lipat dari kamarnya sendiri, dan lebih rapi juga dari kamarnya sendiri. Entah asisten Bi Yumi yang membersihkannya atau Leo sendiri.
Tembok kamarnya berwarna putih bersih ada jam dinding dan bingkai kecil yang diisi foto dirinya sendiri dan teman-temannya. Di pinggir kamarnya ada rak buku ukuran sedang yang bukunya lumayan banyak juga. Aeera ingin menanyakan Leo apakah Leo suka baca dan buku genre apa yang ia suka, tapi nanti saja deh. Hatinya sedang tidak enak.
"Eh kok tau rumah gue?" Leo duduk di pinggir kasur, Aeera meletakkan tasnya dan duduk di dekat Leo.
"Dikasih tau Reza."
"Mau minum apa?"
"Apa aja."
"Nggak mau air?"
"Hah?"
"Bentar lagi sampe minumnya." Ucap Leo sambil tertawa melihat wajah kebingungan Aeera.
Aeera berdeham. "Lo kaya gini kenapa gue tanya?"
"Plis jujur gue nggak mau dengerin jayusan lo lagi."Leo menghela nafas pasti Aeera sudah tau yang sebenarnya. Entah Reza yang memberi tahunya, tapi itu sepertinya tidak mungkin. Karena Leo sudah melarangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aeera
Teen FictionBanyak sesuatu hal yang tak terduga di hidup Aeera, termasuk kedatangannya.