11. Awkward atmosphere

32 13 18
                                    

Aeera yang sedang menonton film di kamar langsung turun karena kata Bunda temannya datang dan sudah menunggunya di ruang tamu. Ponselnya belum dibuka sejak dua jam yang lalu karena habis baterai. Ia beberapa kali tidak mau berfikir kalau yang datang itu Leo tapi saat sampai di ruang tamu ada Leo yang memakai hoodie abunya sedang duduk manis. Seketika Jantungnya berdegup sangat kencang, ia kembali mengingat kalau Leo mencium bibirnya. Aeera ingin lari saja dan tidak mau melihat Leo.

Leo mendongak baru sadar kalau Aeera sudah disini. Jantungnya saat ini tidak bisa ditoleransi padahal sebelumnya tidak pernah seperti ini, kecuali saat melihat Aeera tersenyum. Aeera duduk di sofa depan Leo, ia sedang kegugupan tapi melihat Leo yang sepertinya santai-santai saja langsung ia sedikit menetralkan dirinya malu juga kalau ketahuan gugup di depan Leo.

"Canggung banget ya... ngomong di luar aja, yuk."

"Hah?" Aeera langsung menatap Leo yang juga sedang menatapnya.

"Rapi-rapi buruan gue tunggu disini."

"Apasi? kenapa nggak disini aja?"

"Yaudah kaya gini aja, ayo." Leo sudah berdiri, Aeera ikut berdiri.

"Tunggu tunggu."
"Gua ganti baju dulu lah."

Leo kembali duduk di sofa saat melihat Aeera kembali ke kamarnya. Aeera menerka-nerka, jangan-jangan Leo mau membahas soal kemarin? ah Aeera harus bagaimana nanti?

Ia mengganti piyama pandanya dengan kaos kuning bertuliskan sunday dan jeans hitamnya serta memakai tas selempang kecilnya. Mencabut ponselnya yang sedang dicharger lalu bercermin sebentar dan langsung ke bawah dengan cepat, karena tidak mau Leo menunggunya lama.

^^^

Aeera menggigit bibirnya untuk menghilangkan gugup. Ia melihat Leo yang sedang memesan soto di depannya. Setelah itu ia kembali menunduk karena melihat Leo sudah duduk kembali.

Sampai pesanannya diantarkan ke mejanya Aeera masih menunduk dan mereka belum bicara apapun. Aeera tidak ingin mendongak karena takut menatap manik mata Leo, bukan takut maksud yang seperti itu, ya itu deh pokonya. Sulit dijelaskan.

"Kalo tidur sini di bahu gue."

Aeera mendongak.

"Eh?"
"Gue nggak tidur."

Leo memajukan mangkok yang berisi soto ke depan Aeera. Mengangkat botol sambel,

"Mau pake ini ngga?"

"Nggak usah."

Aeera makan satenya tanpa sama sekali menatap wajah Leo, kadang menunduk fokus pada makanannya, kadang melihat ke arah jalanan yang lumayan sedang ramai. Ia benar-benar tidak akan menduga kalau akan secanggung ini, atau dirinya saja yang hanya merasakan ini?

"Ra." Ucap Leo di sela-sela makannya.

"Ya?"

"Hmm.. yang itu, sori—sori banget."

Sotonya sudah habis, Aeera minum es jeruk yang juga tadi dipesan oleh Leo. Ia menarik nafas dan menatap wajah Leo. Benar dugaannya hal ini kan di bahas lagi. Entah dirinya bingung harus marah atau,

"Nggak papa."

"Hah?"

"Apa?"

AeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang