6. Sisi lain seorang Leo

56 23 14
                                    

Aeera tersenyum setelah melihat tali sepatunya yang sudah terikat sempurna, setelah pamit pada orang tuanya ia langsung berangkat ke sekolah menggunakan ojek online pesanannya. Hari ini Leo tidak menjemputnya seperti kemarin-marin.

Dari malam Leo juga belum menghubungi nya kembali, Aeera mendadak khawatir pada Leo takut terjadi sesuatu pada Leo. Ia bingung kenapa tiba-tiba dirinya jadi seperti ini?

Di pertengahan jalan ia membuka personal chat nya dengan Leo dan mengetik pesan lalu menghapus kembali. Lalu mengetik kembali dan tersenyum tipis.

Aeera Alsava: Lo dimana?jgn lupa piket loh!

Ia mengirim pesan itu.

Gerbang sekolahnya sudah terlihat ia turun dan mengeluarkan uang dari sakunya lalu memberikan kepada ojek pesanannya. Karena bel masuk masih sepuluh menit lagi Aeera memutari area sekolahnya dulu dan berhenti untuk melihat mading.

Di mading itu tertera nama Zee paling atas, artinya Zee juara satu dalam lomba fisika yang diikuti nya kemarin. Ia membaca puisi yang juga ditempelkan di mading, Aeera tidak tahu itu milik siapa karena tidak dicantumkan namanya. Aeera sadar bahunya ditepuk seseorang ia menoleh dan mendapati Zee yang sedang tersenyum padanya.

"Liat deh."
"Lo juara satu lomba fisika, selamat ya!"

Zee membaca dan benar namanya tercantum paling atas, ia tersenyum bangga tidak sia-sia belajar penuh.

"Thanks."
"Lo udah dari tadi disini?"

"Belum lama sih."

Bel masuk berdering Aeera dan Zee masuk ke kelas bersama sambil mengobrol. Ia belum melihat Leo sedari tadi biasanya anak itu masuk kelas tapi cuma untuk menaruh tas miliknya dan pergi untuk bolos pelajaran. Chatnya tadi pagi juga masih belum dibalas.

"Ra, gue minjem catatan sejarah dong waktu itu kan gue nggak masuk."
"Aeera lo denger gue nggak?"

"Eh apa Ca?"

Aeera terkekeh dan menggaruk kepalanya saat melihat Caca menarik nafasnya.

"Mikirin apa?"

"Lo tadi bilang apa?"

"Catatan sejarah punya lo, gue minjem."

^^^

Bu Jubaedah menanyakan keberadaan Leo kepada teman-temannya dan mereka hanya menjawab gelengan tanda tidak tahu. Aeera masih melamun dan menopang pipinya menggunakan tangan kirinya. Walaupun Bu Jubaedah tahu kalau Leo sering bolos tapi ia tidak pernah bosan menanyakan keberadaan Leo.

"Coba tanya Aeera, Leo lagi deket sama Aeera Bu."

Aeera yang sedang melamun langsung memukul pundak Janu yang berada didepannya, menanyakan kenapa dirinya dibawa-bawa. Janu hanya memamerkan giginya dan mengangkat jarinya membentuk peace.

"Kamu tahu Leo kemana, Aeera?"

"Ah—enggak bu!"

"Ya sudah kalau tidak ada yang tahu ibu lanjutkan absennya."

Perempuan itu mengecek ponselnya dikolong meja dengan diam-diam, takut Bu Jubaedah menyadarinya. Pesannya masih belum dibalas oleh Leo. Padahal lima menit yang lalu Leo aktif.

Ia mengetik di atas layar ponselnya dan mengangkat kepala melihat Bu Jubaedah yang masih menjelaskan pelajaran di papan tulis.

Aeera Alsava: Lo dimana? Bu Jubaedah nyariin.

Setelah Aeera mengirimkan pesan itu, ia memasukkan ponselnya ke dalam sakunya dan menulis apa yang ada di papan tulis.

^^^

AeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang