Caca membuka pintu belakang mobil tapi saat Aeera mau mengikuti untuk duduk di belakang ia malah dipaksa oleh Leo untuk duduk di sebelahnya. Katanya kalo Aeera ikut duduk di belakang, dirinya malah seperti sopir mereka. Terpaksa Aeera mengikuti keinginan Leo.
Ponselnya berdenting dua kali Aeera melihat pengirimnya.
Adinata Zee: Aeera
Adinata Zee: Lo sekolah hari ini?
Aeera Alsava: Sekolah kok. knp?
Adinata Zee: Gue tunggu gerbang ya?
Aeera Alsava: Hah? nggak usah nggak usah
Aeera Alsava: Gue masih jauh soalnya
Adinata Zee: Oke sampe ketemu dikelas
"Chattingan sama siapa sih?"
Aeera menoleh ke Leo dan memasukkan ponselnya ke sakunya.
"Hah?"
"Chattingan sama siapa?"
"Sama Zee."
"Udahan dong gue cemburu."
Semburan percikan minuman dari belakang membuat Aeera menoleh ke Caca yang sedang menahan senyum. Bukan cuma Caca yang kaget, sebenarnya dirinya juga ikut kaget karna ucapan Leo tapi Aeera bawa santai karna Leo kan selalu bercanda.
"Inget, masih ada orang di belakang."
"Beneran loh gue cemburu,"kata Leo masih dengan nada manja dan tidak menghiraukan Caca.
"Iya-iya."
"Percaya nggak?"
"Maunya dipercaya apa enggak?"
Leo menoleh.
"Ya... terserah sih, itu kan pilihan lo. Mau percaya apa enggak."
"Tapi kalau lo udah jadi pacar gue, baru lo wajib percaya."~~~
Merasa kesal karena sepanjang koridor Leo menjailinya dengan menggelitik leher belakangnya. Walaupun perut Leo sudah di tinju oleh Aeera tapi Leo malah makin menggelitiki. Caca yang melihatnya muak dan langsung duluan pergi ke kelas. Untuk menemui Janu tentunya.
"Aeera."
Aeera merapihkan ikatan rambutnya yang kendor karena ulah Leo. "Apa?"
"Hubungan kita tuh kaya gimana sih?"
Aeera menatap Leo dengan kening yang mengkerut. "Gimana maksudnya?"
"Ya kan kita udah semuanya gitu... ciuman bibir ud—aduh, sakit.. "
Karena ucapan Leo yang membuat Aeera kaget langsung saja Aeera menyikut perut Leo dengan sikut kirinya. Bagaimana kalau orang mendengar? pasalnya Leo bicara di koridor. Antara kesal dan malu yang ada di diri Aeera saat ini, ia langsung pergi masuk kelas duluan tanpa menoleh sama sekali teriakkan dari Leo yang memanggilnya.
"Duh... mulut gue paling nggak bisa dikontrol. "
"Aeera tungguuuuu. "^^^
Penjelasan dari Pak Sumantri mengenai organ yang terpenting di tubuh tidak di dengarkan oleh Aeera. Ia memikirkan bagaimana kalau teman-temannya tahu dan ia di cap cewek murah karena tidak menolak ciuman dari laki-laki yang bukan siapa-siapa. Ya Aeera yakin tidak mungkin tersebar tapi Aeera juga takut. Bosan karena pikirannya kalut ia langsung mengangkat tangan kanannya dan memanggil guru yang ada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aeera
Teen FictionBanyak sesuatu hal yang tak terduga di hidup Aeera, termasuk kedatangannya.