Hilang Kendali

988 68 0
                                    

"Apa ini, Kai?" tanya Krystal saat Kai menujukan sebuah kalung dengan liontin berlian berbentuk hati. Krystal sangat terkejut dengan apa yang dia diberikan Kai padanya.

Kai menghampiri Krystal lalu mengambil kalung itu dan memakaikannya ke leher Krystal. Kai mengecup bahu Krystal.

"Ini hadiah untuk kekasihku" ucap Kai sambil tersenyum.

"Tapi bukan aku yang memberikannya melainkan ibuku" lanjut Kai

Krystal sangat senang, dia sangat menyukai kalung yang Kai berikan.

"Terimakasih Kai, aku sangat menyukainya" ucap Krystal lalu mengecup pipi Kai

Kai senang dengan perlakuan Krystal padanya. Dia masih tersenyum dan mengelus pipinya.

"Hei Kai, antarkan aku kepada ibumu, aku ingin menemuinya dan mengucapkan terimakasih padanya" ajak Krystal.

Kai lalu menarik Krystal membawanya ke sebuah kamar kosong dan usang. Mata Krystal membulat tak berkedip saat ia melihat foto seorang wanita yang tengah tersenyum bahagia. Mata Krystal menatap lirih langsung melirik ke arah Kai. Mata Kai berkaca-kaca. Krystal memegang lengan Kai.

"Ibuku sudah tiada Krys, setahun yang lalu. Bukankah semalam aku sudah memberitahukannya kepadamu?" ucap Kai lirih.

"Kai maafkan aku" balas Krystal dengan nada yang bergetar, dia sama sekali tidak bisa membendung airmatanya, airmatanya lolos melewati pelupuk matanya.

Kai yang melihat Krystal menangis langsung menarik Krystal dan mendekapnya. Lalu menghapus airmatanya.

"Hei sayang, bukankah sudah ku bilang jika aku tidak suka melihatmu menangis" ucap Kai menangkan Krystal.

"Kai maaf aku tidak bermaksud untuk mengungkitnya" jawab Krystal lirih.

"Hei sayang, sudahlah tak butuh maafmu. Aku akan marah jika kau tidak berhenti menangis" jawab Kai.

Krystal langsung berhenti menangis dan menatap Kai. Lalu mendekap Kai erat. Krystal benar-benar nyaman di pelukan Kai.

"Krystal, aku tadi menghancurkan ponselku" jelas Kai datar.

Krystal menatap Kai bingung, bukankah tadi Kai bilang jika ia tak sengaja melempar ponselnya?

"Kai bukankah tadi kau bilang—" perkataan Krystal terhenti saat telunjuk Kai menempel di bibir Krystal.

"Sssttt sudahlah, aku hanya ingin jujur kepadamu. Aku tadi dengan sengaja melemparkan ponselku ke dinding karena aku kesal dari tadi kau aku hubungi tapi kau tidak mengangkat teleponku" jawab Kai cuek.

"Kai tadi aku ada pasien yang sangat gawat" jelas Krystal.

"Pasien, pasien, pasien (teriak Kai) apa mereka jauh lebih penting dibandingkan aku, hah?" ucap Kai berteriak.

Mata Kai mendelik tajam menatap Krystal. Krystal takut dengan tatapan Kai, dia merasa Kai yang saat ini menatapnya bukan Kai yang kemarin, Kai yang selalu ingin melihat Krystal bahagia.

Kai masih menatap Krystal dengan tatapan menikam seolah ingin menerkamnya. Kai mencengkram kuat tangan Krystal sehingga menimbulkan bekas merah di kulit Krystal yang putih. Krystal merintih kesakitan saat Kai mencengkram dengan kuat.

Krystal berusaha melepaskan cengkraman itu tapi Kai malah menyeret Krystal ke kamarnya. Kai membanting pintu kamarnya. Lalu menghempaskan tubuh Krystal ke ranjang.

Kai langsung menindih tubuh Krystal.  Krystal benar-benar amat ketakutan dengan perilaku Kai saat ini. Kai menatap Krystal dengan penuh kebencian dan tersenyum sinis.

Krystal mendorong tubuh Kai. Perlahan Kai menarik kemeja yang dikenakan Krystal dengan kasar.

SRETTTT

Kai menyobek lengan tangan kemeja Krystal. Lalu merobek lagi baju Krystal sekenanya.

Krystal benar-benar sangat ketakutan. Tatapan Kai pada dirinya sangat berbeda.

Kai mendekatkan bibirnya ke arah bibir Krystal berusaha untuk menciumnya. Krystal meronta dan amat kesakitan. Pikirannya kacau ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kepada dirinya saat ini.

Perlahan Kai mencium Krystal dengan penuh nafsu dan ganas. Berbeda dengan apa yang Kai lakukan di pantai. Ciuman semalam amat lembut. Berbeda dengan yang saat ini Krystal rasakan, ciuman yang sekarang seperti menuntut dan sangat agresif, Krystal berteriak dan menangis histeris.

"Kai hentikan, aku mohon hentikan" teriak Krystal histeris.

Saat Kai melepaskan ciumannya, Krystal berusaha untuk mendorong Kai dengan sisa tenaga yang masih ia punya dan menghempaskan tubuh Kai ke dinding.

"Aaarrggghhhh" teriak Kai, kepala Kai terbentur dan mengeluarkan darah.

Krystal masih menangis histeris menutupi pakaiannya yang tersobek karena ulah Kai.

Tubuhnya bergetar dan amat ketakutan. Krystal memang seorang psikiater tapi ia amat takut jika pasiennya mengamuk. Karena jika orang sedang kalut apa saja bisa dia lakukan. Dan itu yang kini ia rasakan sekarang.

Dan saat ini dia hanya memandang Kai lirih, penuh kebencian dia bahkan tak bergeming untuk menolong Kai walau dia melihat ada darah yang keluar dari kepala Kai. Dia terus menangis memeluk erat kedua kakinya.

Perlahan Kai menghampirinya dengan berjalan dengan sempoyongan.

"Krys-krys-tal maafkan aku. Aku kehilangan kendali, aku tak bisa mengendalikan emosiku. Maaf" ucap Kai pelan lalu pingsan di ranjang tempat Krystal berada. Dengan tangan yang masih memegang kepalanya.

Krystal memalingkan wajahnya, seolah dia tak peduli dengan apa yang terjadi kepada Kai.

'Aku benar benar sangat kecewa padamu Kai, ternyata kau sama seperti Suho. Tapi kau sangat kasar Kai' gumam Krystal lirih dan masih terisak.

Keadaan Krystal sangat mengenaskan. Begitupun dengan Kai, nampaknya benturan di kepala Kai sangat kuat, karena kepala Kai masih mengeluarkan banyak darah.

To be continued...

I'M YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang