Setelah Kai dan Krystal sampai di rumah sakit. Krystal langsung berlari menuju ruangan pasiennya. Kai pun mengikuti Krystal dengan berlari. Pikiran Krystal kacau, saat ini ia hanya memikirkan pasiennya saja.
"KRYSTAL" teriak Kai menyusul Krystal, Krystal menghentikan langkahnya saat Kai berlari menghampirinya.
Kai langsung memeluk Krystal erat. Lalu mencium dahinya lembut.
"Sayang, kau jangan panik ya. Jika kau panik bagaimana nanti kau bisa menangani pasienmu? Jangan panik ya kontrol emosimu. Tarik nafas buang perlahan, sudah sana pergilah" ucapan Kai membuat hati Krystal tenang.
'Benar yang dikatakan Kai, aku harus tenang' batinnya.
Krystal langsung berlari menuju kamar pasien yang dalam pengawasannya, pasien itu tengah mengamuk dengan pisau di tanganya. Dia berusaha untuk mengakhiri hidupnya dengan cara memotong urat nadinya. Para rekan dokter yang sudah ada di ruangan itu menatap Krystal penuh dengan kecemasan. Perlahan Krystal ingin menghampiri pasien itu tapi tangan seseorang menahannya. Tangan Suho menahan Krystal untuk tidak mendekati pasien itu, tapi Krystal hanya menatap sinis padanya lalu menghempaskan tangannya dari Suho. Suho kesal dengan sikap Krystal yang seperti itu. Sebenarnya niat Suho baik, ia cuma tidak ingin terjadi sesuatu pada Krystal karena pasien itu memegang pisau.
Krystal perlahan menghampiri pasien itu, pasien wanita yang histeris. Pasien itu diagnosis mengalami Post Traumatic Stress Disorder (Gangguan Stres Pascatrauma). Gangguan ini terjadi karena peristiwa yang kurang mengenakkan yang terjadi di masa lalu. Dengan gejala yang sering terjadi pada PTSD adalah, pengulangan pengalaman trauma, ditunjukkan dengan selalu teringat akan peristiwa yang menyedihkan yang telah dialami itu, flashback (merasa seolah-olah peristiwa yang menyedihkan terulang kembali), nightmares (mimpi buruk tentang kejadian-kejadian yang membuatnya sedih), reaksi emosional dan fisik yang berlebihan karena dipicu oleh kenangan akan peristiwa yang menyedihkan.
Penghindaran dan emosional yang dangkal, ditunjukkan dengan menghindari aktivitas, tempat, berpikir, merasakan, atau percakapan yang berhubungan dengan trauma. Selain itu juga kehilangan minat terhadap semua hal, perasaan terasing dari orang lain dan emosi yang dangkal.
Sensitifitas yang meningkat, ditunjukkan dengan susah tidur, mudah marah, tidak dapat mengendalikan marah, susah berkonsentrasi, kewaspadaan yang berlebih, respon yang berlebihan atas segala sesuatu.
Astaga Krystal menepuk dahinya mengingat tentang kasus yang dialami pasiennya itu adalah kasus yang sama dengan apa yang dialami Kai. Gejala yang ditimbulkan pun sama. Krystal menggelengkan kepalanya dengan cepat, mengesampingkan pemikirannya tentang Kai. Ia lalu fokus ke gadis yang berdiri di hadapannya ini. Gadis itu terus berteriak menghiraukan perkataan Krystal.
"Gadis manis, tolong letakkan pisau itu, itu sangat bahaya bagimu" bujuk Krystal.
Namun gadis itu malah melotot ke arah Krystal. Krystal berusaha untuk merebut pisau itu tapi hasilnya nihil ia malah tergores karena berusaha merebut pisau itu.
"Aaawwww" rintih Krystal.
Perih sangat terasa di telapak tangan, darahnya mengalir ke lantai. Tapi ia tak memperdulikannya yang ia fokuskan saat ini adalah membuat pasiennya itu tenang. Krystal terus membujuknya namun nihil, tiba-tiba Taemin datang dan menyuntikkan obat penenang kepada gadis itu. Lalu gadis itu pun pingsan dan rekan dokter yang lain mengangkat tubuhnya untuk membaringkannya di ranjang.
Taemin langsung melihat ke arah telapak tangan Krystal, dia langsung mengobati tangan Krystal dan membalutnya dengan perban. Taemin cemas melihat keadaan Krystal. Tapi Krystal hanya membalas senyumannya dan memberikan kode jika ia baik-baik saja. Suho pun tak tinggal diam dia langsung menghampiri Krystal. Jujur Suho juga amat mengkhawatirkan Krystal sedari tadi.
"Krys, kau tak baik-baik saja?" tanya Suho pelan.
Krystal hanya mengangguk tanpa menoleh sedikit pun pada Suho. Taemin yang melihat Suho pun tak suka lalu membawa Krystal keluar ruangan. Suho hanya menatap Krystal dengan pandangan kosong.
Taemin masih memegang tangan Krystal, dia sangat mengkhawatirkan gadis itu, tampak jelas di wajah Taemin. Krystal melihat Kai yang tengah duduk di kursi tunggu hendak menghampirinya. Krystal menoleh kepada Taemin, pria itu menganggukkan kepalanya. Krystal menghampiri Kai yang sedari tadi menunduk ke bawah. Tatapannya kosong ia hanya melamun. Krystal memegang dagu Kai. Ia sangat khawatir saat melihat tangan Krystal yang terluka.
Krystal tersenyum dan memegang bahu Kai lalu bersandar. Krystal merasa nyaman bersandar di bahu Kai, jujur dia merasa amat sangat lelah hari ini. Tapi tiba-tiba ia ingat akan apa yang tadi di pikirkan. Ia sudah menemukan jenis kelainan yang dialami Kai dan bukan kepribadian ganda seperti yang diterka oleh Taemin.
"Krystal maafkan aku, aku tadi mendengarmu berteriak namun saat aku sudah sampai ruangan itu, aku melihat kau sudah terluka dengan banyak darah. Krystal aku minta maaf, karena aku tak bisa menolongmu, aku sangat bodoh, aku membiarkan orang yang aku sayangi terluka hanya karena aku takut dengan darah" kesal Kai.
Krystal sejenak berpikir 'Kai takut dengan darah? Memangnya kenapa?'
"Kai, kenapa kau takut dengan darah?" tanya Krystal.
"Ayahku meninggal di hadapanku Krystal, dia dibunuh dengan cara yang mengenaskan di depan mata kepalaku sendiri. Aku melihat dia terbaring tak berdaya dengan banyak darah yang mengalir, sejak saat itu aku takut dengan darah, aku sangat takut, Krys" ucap Kai berteriak sambil menangis
Krystal menatap tajam Kai, berusaha menenangkannya.
'Ya Tuhan masalah apa yang sebenarnya dialami Kai? Dulu dia ditinggal oleh ibu kandungnya sendiri, setelah dia tinggal dengan ayahnya mengapa dia harus menyaksikan ayahnya di bunuh di hadapannya? Sungguh miris nasib Kai' batin Krystal.
Krystal memegang pipi Kai dan mendekapnya erat, dia mengelus rambut Kai dan menepuk pundak Kai berusaha untuk menenangkannya.
'Kai, aku benar-benar sakit melihat kau terluka seperti ini' batin Krystal lirih.
Kai masih menangis dan memeluk Krystal erat.
"Aku takut sayang, aku benar-benar takut" gumam Kai lirih.
Krystal mengeratkan pelukannya agar Kai bisa menenangkan dirinya. Mengelus rambutnya dan menepuk pelan punggungnya agar prianya merasa tenang.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS
FanfictionKrystal sakit hati, kekasihnya bermain belakang dengan sahabatnya sendiri. Di tengah patah hatinya dia tak sengaja bertemu dengan Kai, seorang penulis yang menyimpan sisi lain kehidupannya. Krystal yang berprofesi sebagai seorang psikiater mampukah...