"Kai, bekas luka apa itu di punggungmu?" tanya Krystal saat melihat punggung Kai.
Kai menoleh dan tersenyum.
"Oh ini, bekas luka jahitan, waktu itu punggungku pernah tergores benda tajam dan sangat dalam makanya dioperasi" jawab Kai singkat.
Krystal berkaca-kaca. Mengapa hidup Kai sangat menderita. Krystal menghampiri Kai dan memeluknya erat dari belakang. Kai memejamkan matanya seolah ia nyaman dengan pelukan yang diberikan Krystal.
"Jangan seperti waktu itu lagi ya Kai, kau harus bisa mengendalikan emosimu" ucap Krystal pelan.
Kai langsung memutar tubuhnya, mengusap airmata Krystal dan mendekap Krystal di dadanya. Mengelus rambut Krystal dan mengecup pucuk kepala Krystal.
"Kau nampaknya tidak bahagia bersamaku sayang" ucap Kai.
Krystal langsung mendongakkan kepalanya. Krystal memasang ekspresi wajah bingung saat mendengar Kai mengucapkan itu.
"Bukankah sudah ku bilang jika aku yang menjadi kekasihmu, hidupmu pasti akan selalu bahagia, tapi sekarang bahkan kemarin aku selalu jadi alasanmu untuk menangis. Jika kau masih terus menangis mungkin sebaiknya kita akhiri saja hubungan ini, karena aku telah gagal untuk membuatmu bahagia" ucap Kai pelan sambil menatap lekat bola mata Krystal.
Krystal menggelengkan kepalanya dan menghapus airmatanya. Hatinya sakit saat ia mendengarkan kata pisah yang dilontarkan Kai. Ia ingin menangis namun jika ia lakukan berarti akan membuat Kai semakin tersakiti.
"Hei kau ini bicara apa Kai? Aku sangat bahagia memilikimu, berhenti berbicara mengenai perpisahan" jawab Krystal sambil memegang pipi Kai.
Kai tersenyum.
"Boleh aku minta sesuatu darimu?" tanya Kai serius.
Krystal mengangguk.
"Katakanlah Kai, apa yang kau inginkan?"
"Aku ingin kau berhenti mencari tahu tentang jati diriku yg sebenarnya. Jangan memaksa untuk mengetahui semua tentangku dan mengenai kau sudah membaca catatan pribadiku, lupakanlah semua itu sayang. Berhenti mencari semua kebenarannya, jika kau masih berusaha mencari semua itu, itu akan sangat melukaiku. Masa laluku sangat kelam sayang, aku ingin melupakannya. Aku tak ingin mengungkitnya lagi. Jika kau sudah tahu sebaiknya kau diam dan jangan pernah memintaku untuk menjelaskannya karena bisa saja nanti aku tertekan dan emosiku tak dapat ku kendalikan lagi. Dan aku takut nantinya aku akan menyakitimu. Aku tak mau itu terjadi. Sayang kau seorang psikiater, bukan?"
Krystal mengangguk.
"Bisakah kau mengobatiku tanpa terus menanyakan masa laluku? Aku hanya ingin terbebas dari masa laluku yang kelam, yang selalu menghantui hidupku. Jadi aku mohon kau sabarlah. Jika kau masih bersikukuh untuk mencari kebenarannya sendiri mungkin aku akan pergi. Percayalah suatu saat aku akan menceritakan semua hal tentangku padamu, tapi aku mohon kau jangan mencoba untuk mencari tahu semuanya sendiri. Biar aku yang akan menceritakan semuanya, tapi berikan aku waktu" jelas Kai.
Krystal pun menganggukkan kepalanya tanda setuju.
"Apa kau merasa lebih baik, Kai?" tanya Krystal cemas.
"Aku bahkan sangat senang karena aku memiliki kekasih seperti dirimu, sayang" jawab Kai.
Kai mengecup bibir Krystal dan memeluknya kembali.
"Aku sangat beruntung memilikimu, sayang. Benar-benar beruntung, maaf jika aku selalu menyusahkanmu ya" ucap Kai.
Krystal hanya tersenyum.
'Iya kau benar Kai, aku tidak boleh bertindak gegabah. Jika aku buru-buru untuk mengetahui semuanya sendiri mungkin akan membuat Kai tersinggung. Benar katamu aku harus menunggu saat kau sendiri yang akan menceritakannya padaku. Aku janji akan mengobati luka lamamu Kai. Aku sangat mencintaimu' tekad Krystal dalam hati.
KAISTAL berpelukan saling mengeratkan pelukannya seolah tak ingin mereka lepaskan.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS
FanficKrystal sakit hati, kekasihnya bermain belakang dengan sahabatnya sendiri. Di tengah patah hatinya dia tak sengaja bertemu dengan Kai, seorang penulis yang menyimpan sisi lain kehidupannya. Krystal yang berprofesi sebagai seorang psikiater mampukah...