DUA PULUH DELAPAN

352 10 0
                                    

Kayla terbangun merasakan sekuur badannya pegal

Namun dia sadar, Tangannya terikat di kursi

Dia memnjernihkan tatapannya mengelilingi ruangan gelap di hadapannya

Dia lalu mendapati Laras berdiri sambil tersenyum miring

"Udah sadar ya, efek stun gun nya lumayan" kata Laras membuat Kayla ingat kejadian sebelum dia terikat seperti ini

"Mau ngapain lu" Seru Kayla dengan suara bergetar, berusaha memberanikan diri

"Ngga ngapa ngapain kok kak, cuma main bentar doang"

Dia beralan mendekati Kayla sambil mencari sesuatu di saku nya

"Mana sih" gerutunya kemudian berjalan ke samping Kayla

Dia berjalan keluar lalu menghilang

Kayla lalu menggunakan kesempatan ini untuk membebaskan diri

Tapi tangannya terikat, dia berfikir keras, hingga melihat botol kimia yang tergeletak di sebelahnya

Kayla berfikir bagaimana dia bisa meraih benda itu, dia akhirnya nekat menjatuhkan badannya beserta kursi kayu yang terikat dengannya

"aw" dia merintih merasakan badannya sakit tertimpa kursi

Dia berbaring lalu memiringkan badannya

Tangannya berusaha meraih botol di belakangnya

"yes" seru nya merasakan benda itu akhirnya bisa dia gapai

sebelahtangannya meraba tali yang mengikatnya

"Cuma tali pramuka, ini pasti bisa putus" gumamnya

Dia lal membanting botol itu hingga pecah

Kayla memecamkan matanya mencoba berkonsentrasi

Tangannya mulai menyayat tali yang mengikat

"aw" rintihny lagi, merasakan kulitnya yang tak sengaja terkena pecahan botol

Dia melanjutkan kegiatannya, dan tak lama segala usahanya berhasil

Tali itu putus

Kayla tersenyum puas

Dia berdiri dan membersihkan badannya dari debu

Kayla meringis merasakan perih dari lukanya, darah terus menetes dari lukanya

Kayla menuju pintu dan mencoba membuka

Terkunci.

Dia menarik nafas lalu mengeluarkan ponselnya, mencoba menghubungi Rasya, namun tak ada jawaban

Dia akhirnya mengirim pesan dan mengatakan di mana dia disekap, berharap Rasya akan segera membaca dn menemuinya

Tiba tiba dia mendengar langkah kaki

Kayla langsung bersembunyi di sebelah pintu. karena jika pintu terbuka, otomatis dia akan tersembunyi

Laras membuka pintu dan masuk, matanya langsung tertuju pada kursi yang tergeletak, botol kimia yang pecah, dan

tetesan darah yang mengarah ke suatu tempat

Laras tersenyum tipis, lalu berjalan mengikuti arah tetesan darah

Kayla menutup matanya sambil menunduk dengan tubuh gemetar

"Mau sembunyi daari aku?" kata Laras pelan namun membuat badan Kayla merinding

Laras langsung mendekati Kayla dan menarik rambut gadis itu

"Aaa" teriak Kayla

Teriakan yang menarik perhatian seseorang yang ingin meletakkan bola futsal di gudang sebelah

"Sini" teriak Laras menarik Rambut kayla sambil menyeretnya

"ss..sakit Ras" kata Kayla sambil menangis

"Oh, Maaf kak, aku cuma mau main bentar, sama rambut kakak ynag cantik ini" katanya lalu mengeluarkan gunting dari saku celananya

"Laras! lumau apain rambut gue" seru Kayla

Laras hanya diam dan mendekati Kayla

Dia memegang ujung rambut Kayla dan menggunting kasar

Rambut rambut Kayla berjatuhan bersamaan ddengan gunting yang terus bergerak 

"argh, tumpul" Kata Laras

Kayla hanya bisa menahan perih dari kepalanya, hingga tiba tiba pintu terbuka

Menampakkan seorang pria berseragam security, dan Devan yang berdiri dengan nafas terengah

"Kayla" seru Devan mendekati gadis itu

Sementara Laras langsung di amankan oleh Security

Dia langsung membawa Laras keluar, sementara wanita itu terus terusan berteriak hingga mengundang perhatian banyak orang

"Kay, lu ngga papa"

Kayla hanya bisa menangis 

Refleks, Devan menarik Kayla masuk ke pelukannya, membiarkan gadis itu menangis sesuka hatinya

Tiba tiba Devan ditarik oleh seseorang

"Brengsek" kata Rasya lalu mendorong badan Rasya, menjauhi Kayla

Kayla terkejut dan berdiri

Rasya berjalan mendekati Kayla, berniat memeluk gadis itu, namun

Kayla menampar keras pipi Rasya

"Lu yang brengsek tau ngga, kemana lu. Gue nunggu hampir setengah jam, dan lu ngga balik dari toilet. Lu kemana hah? Telepon gue, pesan gue ngga aa yang lu jawab" Rintitan perkataan Kayla membuat Rasya terpaku

"Tapi seenggaknya luu ngga usah peluk peluk devan"

Kayla tertawaa mendengar perkataan Rasya

"Lu, lu bisa dekat dekat sma cewek manapun yang lu mau, tapi gue. Lu larang larang gue seakan akan gue yang paling salah disini"

"Tapi Aurel temen gue Kay"

"Devan juga temen gue" jawaban Kayla membuat Rasya benar benar tak dapat berbicara

Hp, Devan tiba tiba bunyi

Dia mengangkat telepon yang ternyata Dari Athalla

"Dev, Lu liat Rasya ngga, kalau liat kasih tau yah,bulang Aurel udah sadar buruan ke sini, dia di cariin Aurel, makasih katanya udah nganterin dia ke rumah sakit tadi" serunya dari sebelah sana

Devan terdiam, merutuki dirinya yang tak sengaja menekan tombol speaker 

Rasya langsung merebut telepon itu dan berbicara

"Gue ngg-"

"Tungguin, dia bakalan ke sana secepat mungkin" suara Kayla membuat Athalla yang menelepon dari sana langsung mematikn teleponnya

"Udah sana pergi, kasian temen lu udah nyariin, gue duluan" ujar Kayla lalu pergi sambil menggandeng tangan Devan


TBC...




TREU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang