Bagian 1|| Prolog

1.5K 90 24
                                    


Happy reading')

Semilir angin malam dingin serta suasana yang mencekam menemani seorang perempuan yang sedang tidur terlentang di atas kasurnya. Perempuan itu sedang membaca cerita di salah satu situs aplikasi yang berwarna oren di ponselnya dengan serius. Piyama berwarna biru gelap dengan gambar bintang melekat di tubuhnya yang mungil itu. Sembari membaca, perempuan itu juga mengenakan headphone di kedua telinganya, mendengarkan lagu barat favoritnya.

"Damn it!" umpatnya, dan dengan kasar ia membanting ponselnya ke atas kasur setelah membaca kata-kata Part ini sudah dihapus demi kepentingan penerbit di aplikasi tersebut.

Sambil memandangi ponselnya dengan raut wajah yang sudah lesu ia kembali berujar, "padahal gue kepo banget asli sama ceritanya" dengan sedih.

"Tapi gak papalah, nanti gampang minta recommend cerita lagi aja sama temen," sambungnya kembali tersenyum ceria.

Namun itu tak mampu berselang lama, karena beberapa detik kemudian ia kembali lesu seperti sedia kala ketika mengingat suatu hal.

"Shit! gue lupa kalo cerita psikopat itu susah banget cari yang bagus."

"Asshole!"

"Jerk!"

"What the.."  umpatannya terhenti ketika tanpa sengaja matanya melirik ke arah jam weker yang terletak di atas meja belajarnya.

1 detik

2 detik

3 detik

"What the hell!!"

"Gilaa.. udah jam 1 pagi. Perasaan tadi pas gue lihat baru jam 9 malem deh!" serunya dengan kaget.

"Wow bitch! kayanya besok bakal telat sekolah nih." Perempuan itu mendengus dengan geli setelah mengucapkan kalimat terakhirnya yang menjadi penutup untuk malam ini. Lalu ia segera beranjak berjalan ke kamar mandi setelah melepas headphone di kedua telinganya guna membersihkan wajahnya yang sudah kusut dan lesu ini.

🔪🔪🔪

Di lain tempat

Seorang laki-laki dengan postur tubuh yang lumayan cukup tinggi sedang bersandar di salah satu tiang listrik yang ada di pinggir jalan. Kedua tangannya yang kekar itu ia sembunyikan di saku celana. Laki-laki itu sedang menunggu seseorang yang akan dijadikan korban olehnya.

Disaat itu pula, ekor matanya menemukan seorang wanita yang sedang berjalan sendirian di pinggir jalan yang sudah sepi ini. Wanita tersebut sepertinya sedang mabuk, kelihatan dari cara berjalannya yang sedikit sempoyongan.

Dengan keadaan sinar lampu yang cukup temaram, mampu membuat gairah laki-laki itu semakin meningkat.

Matanya yang sudah gelap akan kabut gairah itu pun memandangi korbannya dari atas kepala sampai ujung kaki diikuti decakan kepuasan.

"Let's play the game baby!" ungkapnya dengan semangat seperti menemukan oase di gurun pasir. Satu sudut bibirnya pun terangkat dengan sempurna setelah menyelesaikan kalimatnya barusan.

Laki-laki itu berjalan dengan santai sambil terus mengeluarkan smirknya menuju sang korban. Dan dengan sengaja ia berhenti dengan tepat di depan sang korban.

"Hei girl!" sapanya ramah, sambil terus mempertahankan smirknya.

Dengan kesadaran yang masih belum stabil, wanita dengan pakaian yang kurang bahan itu mendongakkan kepalanya sambil tersenyum tipis. Lalu, ia menjawab "h.. hei" dengan gugup.

OSVETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang