Jangan lupa vonmennya
__________
Happy reading')
Di perjalanan menuju kelas Zen sempat berbincang-bincang dengan Bu Siwi sebentar agar bisa lebih mengenal sekolah barunya ini. Sampai-sampai ia tidak kerasa sudah di depan kelas saja. Bu Siwi segera masuk ke dalam kelas terlebih dahulu, lalu diikuti oleh Zen.
Waktu di dalam kelas, terlihat beberapa murid terheran-heran dengan kedatangannya. Zen pun tidak peduli, karena itu memang bukan urusannya.
Ketika Zen menatap ke seluruh sudut kelas, tidak sengaja matanya menangkap seseorang yang tidak asing baginya. Dan ternyata, orang itu adalah perempuan yang tadi pagi menabrak dirinya.
Perempuan itu belum sadar kalau Zen adalah orang yang dia tabrak. Di karenakan tubuh Zen yang tertutup oleh tubuh Bu Siwi.
Di saat Zen sedang asik memandanginya, tiba-tiba Bu Siwi menyuruhnya untuk memperkenalkan diri. Zen pun segera berjalan ke depan. Ketika ia sudah sepenuhnya berada di depan, terlihat ada banyak siswi yang terpana dengan ketampanannya.
Dimana pun orang ganteng berada, di situlah ciwi-ciwi terpana batin Zen dengan sombong.
Zen melihat perempuan itu terkejut. Tapi, kenapa ia tidak terpana seperti siswi yang lainnya? Apakah ketampanan Zen mulai luntur? Au ah!
Zen bodo amat, ia segera memperkenalkan diri kepada yang lainnya. Namun, entah kenapa mata Zen seakan tidak bisa lepas dari perempuan itu. Setiap akhir dari perkataannya, ia akan selalu menatap ke arah perempuan itu. Tapi ada yang aneh dari dirinya. Perempuan itu kelihatan tidak fokus. Ia melihat ke arah Zen tapi hanya raganya saja yang ada, jiwanya tidak ada.
Zen sudah selesai dengan aksi perkenalannya. Ia dengan sengaja melirik ke arah perempuan itu lagi. Dan ternyata, perempuan itu masih tetap belum sadar juga.
Beruntungnya Zen karena mendapatkan tempat duduk dibelakangnya. Zen segera berjalan ke arah perempuan tersebut. Dengan sengaja ia menepuk bahunya pelan.
Perempuan itu mulai sadar kembali. Saat ia menengok ke samping, ia terkejut karena melihat Zen ada disampingnya.
"Hey, kita ketemu lagi dan ternyata kita sekelas ya. Jangan-jangan kita jodoh lagi" sapa Zen ramah, yang membuat perempuan itu tercengang dengan kata-katanya.
Zen melirik ke arah name tag perempuan itu, "salam kenal ya Zo.. Ya.. Ra" sambil mengeja nama dia di seragam sekolahnya.
"Em.. Iya" jawab perempuan itu dengan pelan.
Akhirnya ngomong juga ni anak. Tapi ko kalem ya, gak kaya waktu dia nabrak gue. Bar-bar banget keliatannya batin Zen heran.
"Zen, silakan duduk. Kalo mau ngobrol sama Zoya, nanti saja pas istirahat!" tegur Bu Siwi yang membuat semua murid melihat ke arah Zen dan Zoya.
"Cie.. Cie.. Zoya" sorak semua murid membuat Zoya blushing.
Gue gombalin ah siapa tau ngaruh batin Zen iseng.
"Ehh, jangan digituin dong, Zoyanya kan jadi makin cantik kalo blushing gitu." Goda Zen dengan sengaja. Dan bener, si Zoya makin malu dan semua murid juga ikutan gaduh gara-gara gombalan Zen.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSVETA
Mystery / Thriller"Lo tinggal pilih, be mine or die!" *** ZOYARA AVA JOVANNY, salah satu dari sekian banyak perempuan yang suka membaca cerita psikopat di dunia oren. Hidupnya telah jatuh ke tangan seseorang. Asal mulanya, ia sedang menyelidiki suatu kasus yang ada d...