Bagian 9|| Pisau Lipat

359 29 2
                                    

Kang Bacot mau lewat nih, cepet salam!!


Vote and Comment jan lupa😈

______

Happy reading')


Kringgg

Akhirnya, bel pulang sekolah yang ditunggu-tunggu para murid pun berbunyi. Semua anak yang ada di dalam kelas segera membereskan alat tulisnya lalu, memasukkannya ke dalam tas.

"Pelajaran cukup sampai di sini, sampai berjumpa kembali minggu depan." Pamit seorang guru cantik berkerudung army kepada semuanya.

Semua anak segera keluar ketika sang guru sudah sepenuhnya keluar dari dalam kelas mereka.

Sedangkan Zoya yang teringat akan kerja kelompoknya pun segera menghadap ke arah Nana.

"Na, jadi kerkom 'kan?" sambil memperhatikan seorang perempuan yang sedang menepukkan sesuatu di pipinya.

"Yaa jadilah!" sahut perempuan tersebut sambil memasukkan benda yang berbentuk bulat ke dalam tas gendongnya yang berwarna biru langit.

"Lo bawa mobil gak, Na?" tanya Zoya.

"Nggak. Tadi pagi gue dianter sama Papi Nil" menggeleng.

Zoya menghembuskan nafasnya pelan, "Ohh yaudahlah kita naik taksi aja. Nanti, tinggal minta share loc aja sama si KangCot."

Dahi Nana seketika mengkerut ketika mendengar perkataan Zoya yang terakhir.

"KangCot apaan lagi, Ya?" tanyanya dengan penasaran.

Zoya yang diberi pertanyaan seperti itu pun tertawa kecil, "KangCot itu tukang bacot."

Nana juga ikut tertawa setelah mendengar penjelasan dari Zoya tentang sebutan yang dibuat oleh dirinya itu.

"Ada-ada aja lo, kalo si Zen tau bakal abis lo ntar." Ancam Nana dengan wajah yang dibuat seseram mungkin.

Zoya menggeleng, "gak akanlah! orang dia juga udah tau kalo dia gue panggil KangCot," akunya dengan santai.

Nana yang mendengarnya agak sedikit terkejut, "seriusan??" tanyanya yang dibalas anggukan oleh Zoya.

Nana menggelengkan kepalanya, "emang dasar somplak tuh bocah. Pas awal mah iya bikin melting, ehh makin ke sini malah bikin ilfil." Ujarnya, tertawa miris.

"Kira-kira emaknya ngidam apaan ya pas lagi hamil si Zen?" tanya Nana sambil mengetukkan jari telunjuknya di dagu.

Di saat Zoya dan Nana lagi berpikir, tiba-tiba saja ada sahutan dari arah belakang yang membuat keduanya tersentak dengan kaget.

"Eh lo berdua! Kalo mau ghibahin gue itu di belakang, jangan di depan." Bentak Zen, sudah tidak bisa menahan lagi kesabarannya.

Ia daritadi memang sudah mendengarkan celotehan antara Zoya dan Nana dari awal waktu mereka berbicara tentang KangCot, tapi Zen masih bisa bersabar dan akhirnya batas kesabarannya pun sudah memenuhi rekor.

OSVETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang