Don't forget for vote and comment ya
__________
Happy reading')
Saat siswa itu berjalan ke depan, tubuh Zoya langsung kaku. Kaget, karena siswa tersebut ternyata orang yang tadi ditabrak olehnya.
"Hay kawan-kawan, perkenalkan nama aku Budi. Aku anak dari Bapak Budi dan Ibu Budi." Ucap siswa itu dengan senyum pepsodent sambil mengayunkan tangannya.
Krik krik
Kami semua tercengang dengan perkenalannya. Karena, nama Budi itu sudah legend saat di Sekolah Dasar. Kalau kalian pernah SD pasti kalian pernah diajarin sama guru kalian.
"Budi, silakan duduk di bangku yang masih kosong itu." Pinta Bu Siwi, menunjuk bangku yang masih kosong.
Sedangkan siswa itu malah tertawa kikuk sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, "Eh.. tidak, bu."
"Loh ko tidak, kamu gak mau di kelas ini?" tanya Bu Siwi heran.
"Bukan begitu bu, tapi... " jawabnya menggantung yang membuat kami penasaran.
"Tapi kenapa, Budi?" tanya Bu siwi yang juga sama-sama penasaran dengan jawabannya.
"Saya bukan Budi, bu" aku siswa itu dengan watadosnya yang membuat kita semua tertawa sampai-sampai ada yang kursinya sampai terjungkal ke belakang.
"Loh, tadi bukannya__" belum sempat Bu Siwi melanjutkan ucapannya, tiba-tiba siswa itu memotongnya "__tadi itu cuma pemanasan bu, biar gak grogi" sambil terkekeh.
Bu Siwi menghela napas dengan sabar, "yasudah, silahkan perkenalan lagi. Tapi nama yang asli ya jangan yang palsu lagi!" tegas Bu Siwi, mengingatkan siswa itu.
Sambil tersenyum dengan lebar, siswa itu mengangguk. "Baik Bu, terimakasih."
Siswa itu berdeham sebentar sebelum memulai kembali perkenalan yang kedua kalinya. "Cek.. Cek.. 1.. 2.. 3.. halo.. halo.. Apakah semuanya bisa dengar suara saya?" tanya siswa itu seperti sedang mengetes mic, dibalas sorakan centil oleh siswi-siswi di dalam kelas kecuali Zoya tentunya.
"Perkenalkan, nama saya Zenius Rey Alfaro. Biasa dipanggil Zen, sayang juga boleh asalkan kalian mau jadi pacar saya__" belum sempat menyelesaikan ucapannya, hampir semua siswi di kelas ini memotongnya. "__mauuuu Zennn!"
Sedangkan Zoya? ia masih saja dalam mode kagetnya. Belum bicara apapun, hanya bisa memandangi siswa itu.
"Para siswi dimohon tenang agar Zen bisa melanjutkan perkenalannya!" titah Bu Siwi yang langsung membuat para siswi tenang kembali.
"Saya lanjutkan ya. Saya pindahan dari london. Tapi kalian semua jangan cemas, karena saya bisa bicara bahasa indonesia. Semoga kalian bisa menerima saya di kelas ini. Sekian dari saya, terima kasih." Tutup Zen sambil membungkukkan badannya hingga sembilan puluh derajat.
Sambil menunjuk bangku yang ada di pojok belakang Bu Siwi berkata, "silahkan kamu bisa duduk di bangku yang kosong itu, Zen."
"Yaiyalah lah bu di bangku yang kosong. Masa di bangku yang sudah ada orangnya sih, bu. Nanti pangku-pangkuan dong bu jadinya." Kelakar Zen yang membuat para murid di kelas tertawa dan Bu Siwi hanya bisa menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSVETA
Mystery / Thriller"Lo tinggal pilih, be mine or die!" *** ZOYARA AVA JOVANNY, salah satu dari sekian banyak perempuan yang suka membaca cerita psikopat di dunia oren. Hidupnya telah jatuh ke tangan seseorang. Asal mulanya, ia sedang menyelidiki suatu kasus yang ada d...