Bagian 8|| Susu Kotak

303 31 0
                                    

Jangan lupa tekan bintangnya ya cantiks😘

_______

Happy reading')

Ia berjalan dengan tergesa-gesa agar tidak ketauan sang guru piket. Khawatir. Satu kata cukup untuk mewakilkan perasaannya saat ini. Sebab, ia sudah lumayan lama keluar dari kelasnya. Yang tadinya keluar hanya beralasan pergi ke kamar mandi berubah menjadi seorang penguntit.

Orang itu ialah Zoya. Ia sekarang sudah sangat tenang semenjak kejadian tadi yang sempat membuatnya harus berdiam diri lumayan lama di dalam kamar mandi.

Pintu kelas sudah ada di depan matanya. Sesegera mungkin Zoya mempercepat langkah kedua kakinya.

Tiga langkah lagi Zoya dapat meraih knop pintu itu, tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang mencekal tangan kanannya. Ia pun berhenti dan berbalik badan untuk melihat siapakah orang yang berani menghentikan dirinya.

Zoya pun membalikkan badannya 180 derajat untuk melihat wajah orang itu. Dan ternyata..

Deg!

Zoya sempat terdiam, terpaku sejenak karena orang itu ternyata adalah Axsel.

Ketakutan kembali merasuki dirinya. Keringat yang semula menghilang, kini kian kembali muncul di sekitar pelipisnya. Ia pun mulai berpikiran yang tidak-tidak. Ia takut bahwa Axsel mengetahui kalau tadi ia sempat mengikuti dirinya.

Pikiran-pikiran buruk itu pun mulai lenyap ketika sebuah tangan terulur ke depan sambil menyodorkan name tag yang bertuliskan ZOYARA AVA J.

"Jatuh"

Satu kata yang keluar dari bibir Axsel mampu membuat Zoya relax kembali. Ia pun segera mengangkat tangan kanannya yang tadi sempat di cekal Axsel untuk meraih name tag itu dari tangannya.

Ketika tangannya tidak sengaja bersentuhan dengan tangan Axsel, pipi Zoya tiba-tiba serasa terbakar. Ia pun menundukan kepalanya seraya berkata "Makasih" dengan malu.

"hm"

Zoya langsung mengangkat kepalanya dengan cepat. Kaget. Ia kaget karena Axsel merespon ucapannya walaupun hanya dengan deheman saja.

Bagi Zoya, itu sudah lumayan cukup ketimbang tidak direspon sama sekali olehnya.

Ini sebuah kemajuan bagi dirinya untuk mendekati Axsel sekaligus menyelidikinya. Ia pun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka ini.

"Masuk!"

Zoya kembali sadar dari lamunannya karena mendengar titah dari Axsel. Ia pun kembali berjalan masuk ke dalam kelas bersisian dengannya.

Ketika mereka berdua sudah masuk ke dalam, keadaan kelas yang tadinya ramai seketika sunyi seperti kuburan. Semua murid yang ada di dalam kelas terdiam.

Lalu, sebuah sahutan terdengar dari arah belakang. "Anjir! Gue kira Pak Boraks. Bikin spot jantung aja lo berdua."

Zoya yang sedang berdiri bersisian dengan Axsel pun bingung harus menyahut apa, ia pun hanya membalas "yaa.. sorry" dengan tersenyum kikuk.

Kelas pun kembali gaduh, semua murid kembali menjalankan aktivitasnya masing-masing yang tadi sempat terhenti karena kehadiran Zoya dan Axsel.

Ahh iya Axsel, anak itu sudah berjalan duluan ke belakang meninggalkan Zoya yang tadi sempat berhenti di depan.

Zoya pun kembali berjalan menuju mejanya yang ada di barisan ke tiga samping jendela. Ia berjalan dengan santai sambil sesekali melirik ke arah seseorang yang ada di belakang kursinya.

OSVETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang