41

1.2K 34 0
                                    

Aku merasakan sesuatu menempel di dahiku. Aku merabanya dan ternyata kompres. Aku bangun dan melihat kak johan tertidur di sofa. Aku pun segera bangkit dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahku. Setelah itu aku ke dapur untuk memasak makanan untuk kak johan.

Kemudian aku menata makanan di atas meja makan. Aku melangkahkan kaki ku ke sofa tempat kak johan tertidur. Aku menatap wajah kak johan. Kakak ku satu satunya yang sangat aku sayangi. Aku membaringkan kepalaku di dadanya. Air mataku tak terbendung sehingga aku mengeluarkan suara isakan.

Tangan kekar kak johan mengelus kepalaku lembut. "Jangan menangis dek" kata kak johan dan memelukku erat. Kak johan membangunkan ku. Posisi kami duduk berhadapan. Kak johan melap air mataku dan merapikan rambutku dengan senyuman hangat dan penuh kasih sayang yang tidak pernah pudar di wajah tampan nya.

Kak johan melihat kearah perutku. Ia mengambil tanganku dan meletakkannya di perutku lalu tersenyum. "Kamu punya dia dek, kamu harus kuat untuk dia" kata kak johan lalu mengecup kening ku. Air mataku kembali mengucur. Aku mengingat betapa hancurnya hubunganku dengan gilang saat ini.
"Umur calon keponakanku sudah 3 minggu, jaga dia baik baik" kata kak johan mengelus perutku yang masih rata. Aku menatap perutku dan mulai tersenyum. Kak johan benar, aku harus kuat demi bayiku.

"Jangan menangis, itu membuat kakak mu ini sedih, kalau kamu terus menangis jangan salahkan kakak jika terjadi sesuatu pada laki laki itu" kata kak johan dengan tegas dengan tatapan serius. Aku menatap kak johan dan menghapus air mataku.
"Aku masakin makan malam untuk kak johan, yuk makan" kataku memaksakan senyuman. Toh masih banyak yang sayang padaku. Aku akan berusaha mengikhlaskan gilang dengan perempuan itu. Tidak ada gunanya juga aku menangis dan murung, itu tidak akan membuat gilang kembali padaku. Mulai sekarang, aku akan menjalani dan menerima takdir ku. Mungkin aku dan gilang hanya ditakdirkan sampai di sini.

Kami pun menuju meja makan dengan kak johan yang berjalan di depanku. Tapi tiba tiba aku merasa aneh dengan perutku. Serasa ingin muntah.

"Mmp... Huek.... Huek..." aku merasa sangat mual dan berlari ke kamar mandi.

"Kamu kenapa dek?" tanya kak johan kaget dan menghampiriku ke kamar mandi.

Aku memuntahkan makanan yang ada dalam perutku. "Huek....huek..." kak johan mengelus punggungku.

"Huftt.... Sekarang aku lebih sering mual kak, kadang juga suka pusing" kataku sambil memijat pelipisku. Kak johan memapahku ke tempat tidur. Aku menyenderkan tubuhku di kepala ranjang.

"Besok kakak harus ke Amerika, kamu mau ikut atau kakak anter kamu ke rumah mamah papah kamu" tanya kak johan sambil mengambilkan air minum untukku.

"Aku ikut" kataku cepat dan pasti. Kak johan menatapku sejenak. "Sekolahmu bagaimana?" tanya kak johan. Aku menggeleng dan memegang tangan kak johan. "Kak... Nara mohon... Nara ikut yah? Masa kakak tega sih sama nara?" kataku memohon. "Oke, tapi kakak telfon bunda sama ayah dulu yah, biar mereka yang bicara in ini sama mamah papah kamu" kata kak johan.

Aku mengangguk dan tersenyum bahagia. "Kak?" panggilku. "Kenapa hm?" jawab kak johan. "Aku mau makan, perut aku kek kosong banget nih" kataku. "Mau makan apa bumilku?" tanya kak johan sambil membungkuk dan tersenyum. Aku yang melihat itu pun tertawa kecil.
"Mau makan ketoprak" jawabku.
"Pesen pake gofood aja yah" kata kak johan yang kujawab dengan anggukan.

*****

Keesokan harinya

"Udah siap semuanya?" tanya kak johan.

"Udah" jawabku. "Mm oh yah kak, aku mau beli ponsel baru dong" kataku sambil memakai jaket dan syal ku.
"Oh iya, kita beli pas jalan ke bandara aja yah" kata kak johan. "Iya kak" jawabku.

Kami pun berangkat menggunakan mobil kak johan ke bandara. Tapi sebelum itu kami singgah di salah satu toko handphone dan membeli handphone baru untukku. Sekitar 1jam perjalanan kami sampai di bandara. "Bentar kak" kataku menahan tangan kak johan dan berhenti di dekat tong sampah. "Kenapa?" tanya kak johan. Aku tak menjawab aku mengeluarkan ponsel lamaku lalu membuangnya ke tong sampah. "Udah, ayok" kataku lalu kami ke ruang tunggu.

Sebelum naik ke pesawat aku berhenti dan menoleh ke belakang.
"Selamat tinggal gilang, aku selalu berdoa pada Tuhan agar kamu selalu sehat dan selalu bahagia meskipun kita tidak bersama, aku pergi, maaf dan terima kasih atas semuanya" kataku dengan air mata yang berhasil lolos dan  mengucur di kedua pipiku.
"Sudahlah, kamu harus bahagia, kamu harus kuat, kamu pasti bisa membesarkan dia meskipun tanpa laki laki itu" kata kak johan merangkulku. Kak johan bahkan sudah tidak mau dan merasa jijik menyebut nama gilang.

*****

"Huftt... Aku capek banget nih kak" kataku sambil menyenderkan kepalaku di bahu kak johan. Kami masih di dalam taxi menuju ke rumah kak johan.
"Sebentar lagi sampai kok" kata kak johan.

20 menit kemudian kami tiba di sebuah rumah yang sangat besar dan luas. Aku dan kak johan turun dari taxi.

Kami disambut oleh beberapa bodyguard yang berjejer di depan gerbang rumah. Aku terkagum kagum dengan rumah kak johan ini. Pantas saja dia betah di amerika, rumahnya saja besar dan kelihatan nyaman banget. "Ayo masuk" kata kak johan lalu menggandengku. Semua bodyguard berbadan besar dan berotot itu membungkuk saat aku dan kak johan melewati mereka.

Saat sampai di depan pintu ada banyak pelayan yang berdiri di sana, mungkin sekitar 10 orang. "Ini... Pelayan di rumah ini kak?" tanyaku agak kaget, masa iya pelayan banyak banget gini?. "Iya, mereka semua pelayan di rumah ini, dan mereka akan melayani semua kebutuhanmu" kata kak johan lalu mengisyaratkan kepada salah  satu pelayan, mungkin dia kepala pelayan di sini karena seragamnya berbeda dari pelayan yang lain untuk menyiapkan semua kebutuhanku.

"Aku anter kamu ke kamarmu yah, kamarnya tuh di sebelah kamar kakak, jadi kalo kamu butuh apa apa kamu bisa langsung ke kamar kakak oke?" kata kak johan. Aku mengangguk paham dan melihat lihat isi rumah yang sangat mewah ini.

"Ini kamar kamu, kakak udah nyuruh beberapa pelayan untuk menyiapkan semua keperluan kamu" kata kak johan lalu membukakan pintu kamarku.

"Waahh.... Ini gede banget kak, bagus banget lagi desainnya, aku suka" kata ku smbil berlari pelan masuk ke kamar ku dan melihat lihat isi kamar itu. Aku berjalan ke samping kamar itu dan membuka tirai nya. Ada pintu di sana, aku membuka pintunya dan waaahhh.... Ternyata ada kolam renang mini di sana dengan kaca yang transparan. Kalo kita berenang di situ kita bisa melihat keindahan kota Amerika dengan bangunan tinggi dan dibawahnya ada taman bunga yang cantik. Mungkin taman belakang di rumah ini. Waahh sangat indah. Aku sangat suka.

"Suka gak?" kata kak johan berdiri di belakangku. "Suka bangett.... Aku akan tenang dan nyaman tinggal di sini" kataku sambil tersenyum dan menurunkan tanganku di kolam sambil memainkan air.

"Kakak ke kamar dulu yah, kamu kalo butuh apa apa bisa panggil kakak atau pelayan" kata kak johan yang ku jawab dengan anggukan.

Aku menutup kembali pintu itu dan menuju ranjang queen size yang sangat empuk itu. Aku duduk di pinggir ranjang sambil memperhatikan beberapa orang pelayan yang sedang merapikan barang barangku.

Aku menunduk, menatap perutku yang masih rata dan mengelusnya.
"Kamu harus kuat nak, mama bakal jaga kamu baik baik nak, kamu harus sehat yah, sekarang kita akan berjuang sama sama melalui semua ini. Mama akan ikhlasin papa kamu bahagia bersama wanita pilihannya.
Jangan khawatir nak, mama pasti bisa" kataku berbicara sambil mengelus perutku. Aku menahan air mataku agar tidak keluar lagi. Aku kuat.

See you next chapter

Maaf kalo banyak typonya soalnya ngetiknya ngebut hehe

NARA'S LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang