Syifa poof
"Eh kok nara gak bisa di hubungin sih? Ini udah 3 hari lo dia gak masuk. Gak ada kabar juga dari keluarganya" kata laila sambil mengutak atik ponselnya.
"Apa kita ke rumahnya aja yah pulang sekolah" usul syifa.
"Boleh juga tuh" kata laila menyetujui.
Sepulang sekolah aku dan laila pergi ke rumah nara.
Tok tok tok
"Assalamualaikum" kataku sambil mengetuk pintu.
Tidak lama pintunya terbuka dan yang membuka pintunya adalah asisten rumah tangga di rumah nara."Ee... Kita temennya nara, kita kesini mau ketemu nara, naranya ada nggak?" kata laila.
"E.. Itu mbak... Nona nara..." kata katanya terpotong karena gilang tiba tiba muncul.
"Nara sedang di suatu tempat, dia butuh istirahat, saya akan memberitahu pihak sekolah untuk memberikan nara izin" kata gilang dengan ekspresi dingin dan datar.
"Ooh.. Gitu yah.. Kalo gitu kita balik dulu mister, titip salam sama nara yah, assalamualaikum" kata laila terbata bata.
Kami pun keluar dan berjalan menuju mobil."Orang dia yang punya sekolah jadi gak izin juga gak apa apa" kata laila.
"Dingin banget sih suaminya nara, untung ganteng, kalo enggak udah gue tabok tuh orang" gerutuku.
"Udah ah yang penting kan kita udah tau gimana keadaan nara sekarang, kalo gitu pulang yuk udah sore" kata laila.
*****
Seminggu sudah aku di Amerika. Dan hari ini mamah sama papah akan menjengukku.
"Dek? Kakak boleh masuk?" kata kak johan dibalik pintu.
"Masuk aja kak" kataku sambil melanjutkan menyisir rambutku.
"Kamu siap siap sekarang yah, bentar lagi tamunya nyampe" kata kak johan berdiri di belakangku.
"Iya kak, ini bentar lagi udah siap kok" kataku sambil merapikan rambutku.
"Gimana hubungan kamu dengan gilang?" tanya kak johan tiba tiba yang membuatku langsung menunduk dan diam.
"Naynay...." panggil kak johan dan mengangkat dahulu dengan jadi telunjuknya. Aku mendongak dan menatap kak johan dengan mata berkaca kaca.
"Enggak tau, aku juga enggak mungkin cerai sama gilang, aku kan lagi hamil" jawabku sambil mengelus perutku yang masih rata.
Kak johan sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi, ia hanya mengangguk paham.
"Oh yah kak sekarang umur dia udah satu bulan" kataku sambil tersenyum.
Kak johan tersenyum dan meletakkan telapak tangannya di perutku "sehat selalu yah calon ponakan uncle" kata kak johan. Aku tertawa kecil. Andai gilang ada disini... Aku juga ingin gilang mengelus perutku dan berbicara dengan calon bayi kami. Tapi itu mustahil dia sudah bahagia dengan wanita pilihannya.
"Kenapa?" tanya kak johan. Aku menggeleng dan tersenyum.
"Excuse me, sir, the guest has arrived. and have been waiting in the living room" kata salah satu pelayan
"OK wait a second. we will see they now" kata kak johan."Yuk,.kamu pasti udah kangen banget sama mamah papah kamu kan?" kata kak johan.
Kami pun turun kebawah untuk menemui mamah dan papah.
Senyum di wajahku semakin berseri seri. Aku berlari pelan dan memeluk mamah dan papah.
"Apa kabar gadis kecil papah hm?" tanya papah menarik ku dalam pelukannya.
"Hiks...hiks.... Paah...hiks...hiks..."entah mengapa aku tidak bisa menahan tangisku. Jika kalian ingin tau laki laki yang tidak pernah menyakitiku adalah papah dan kak johan. Mereka berdua adalah laki laki sejati. Mereka selalu menumpahkan kasih sayang padaku. Aku ingin menceritakan semua yang kurasakan semua rasa sakit yang mendesak di dadaku pada papah. Tapi aku tak sanggup untuk mengeluarkannya. Aku hanya bisa menangis.
"Papah ngerti, dan papah sudah tau semua yang terjadi sama kamu nak, tapi kamu jangan sedih yah, gadis kecil papah ini adalah gadis yang kuat. Dan sekarang gadis kecil papah sudah menjadi calon ibu. Papah seneng banget nak. Papah sudah membicarakan masalahmu dengan gilang kepada kedua orang tua gilang. Jadi kamu tenang yah, jangan dipikirkan. Itu urusan kami sebagai orang tua kalian. Sekarang kamu fokus sama kesehatan kamu dan bayi kamu yah nak..." nasehat papah padaku dengan penuh kelembutan.
"Nara sayang... Kamu harus kuat yah nak, kamu sekarang ini sudah menjadi calon ibu. Seorang ibu itu harus memiliki hati dan fisik yang kuat. Dan kamu tenang aja kamu tidak sendirian nak, ada mamah papah, dan kak johan yang akan jagain kamu" tambah mamah.
Mendengar nasehat dari kedua manusia hebat ini membuatku lega dan bertekad untuk menjadi ibu yang kuat dan hebat demi bayi dalam perutku ini.
Mamah dan papah menghibur aku. Mengajakku bercerita, bercanda, mengajari ku menjadi orang tua yang baik untuk anakku nanti. Kedatangan mamah dan papah membuatku kembali bangkit. Aku merasa diberi kekuatan. Dan semakin yakin untuk bisa menjalani dan melewati semua masalah ini.
Nara tertidur di pangkuan mamahnya. Diana menatap anaknya lekat lekat. Setetes air mata nya menetes mengenai rambut anaknya. Anak satu satunya yang sangat ia sayangi. Haris yang melihat itu segera memeluk istrinya dan mengelus punggungnya lembut.
"Anak kita pah....hiks...hiks.." diana meluapkan tangisnya di pelukan suaminya.
"Papah janji, papah akan cari solusi terbaik untuk anak kita mah, nara harus bahagia, dia tidak boleh sedih, dia tidak boleh tersakiti, hanya dia yang kita punya. Papah janji akan melakukan apapun demi anak kita". Kata haris sambil mengelus kepala putri kesayangannya lembut dan memeluk istrinya. Dua wanita yang sangat ia cintai dan sayangi. Haris tidak akan membiarkan kedua wanita ini sedih ataupun tersakiti. Ia akan melakukan apapun demi mereka. Bahkan nyawanya sekalipun.
See you next chapter
Jan lupa vomen guys
Maaf jika terdapat banyak typo
KAMU SEDANG MEMBACA
NARA'S LOVE [END]
Teen Fiction[BAHASA KURANG BAKU, MASIH DALAM PROSES REVISI, 17+ TAMAT] Saat ini Jarak dan waktu menjadi penghalang untuk kita Tapi itu tak akan membuatku mundur Aku akan tetap disini menunggumu Setelah kita kembali bersama Tanpa terhalang jarak dan waktu Aku...