2 bulan kemudian.
Saat ini aku duduk di ayunan taman samping rumah sambil menikmati keindahan bunga bunga di taman yang sedang bermekaran. Sangat indah. Membuat senyuman ku tak pernah pudar menatap keindahan bunga bunga itu.
Gilang poof
Saat ini pria tampan nan gagah dan mempesona ini sedang duduk di depan meja kerjanya. Ia terlihat sangat sibuk mengurusi tumpukan berkas berkas dan labtopnya.
Tok tok tok
"Permisi mister"
"Ada apa" tanya nya dingin tanpa melihat orang yang sedang berbicara dengannya.
"Kita memenangkan tander tadi pagi, dan rekan bisnis kita mengajak mister untuk mengunjungi salah satu perusahaannya di Amerika, pemberangkatannya besok jam 9 pagi" kata sang sekertaris lalu meletakkan map merah di atas meja gilang.
Mendengar itu membuat gilang kaget.
Haiss... Sekarang sedang sibuk sibuk nya malah ngajak keluar negri. Pekerjaan yang ini saja belum selesai."Kenapa tiba tiba? Saya masih sibuk, apa tidak bisa di tunda minggu depan?" tanya gilang melihat sekilas map itu tanpa menyentuhnya.
"Maaf mister, tapi anda sudah menandatangani kontrak kerjasamanya, mister tidak bisa menunda atau menolak permintaan mereka mister" jelas sang sekertaris.
"Yasudah, panggilkan Wahyu, suruh dia menemui saya sekarang" kta gilang memijat pelipisnya. Ia pusing, pekerjaannya menumpuk, ditambah lagi ia terus memikirkan nara. Sudah 3 bulan ini ia melacak dan mencari keberadaan nara tapi tidak ia temukan sama sekali. Rasanya ia ingin melempar semua barang yang ada di dekatnya.
"Permisi mister" kata wahyu tangan kanan dan orang terpercaya gilang
"Saya akan ke Amerika besok, jadi saya akan menitipkan perusahaan pada kamu, dan tolong selesaikan ini, saya tidak enak badan, saya akan pulang sekarang" kata gilang lalu keluar dari ruangannya tanpa menunggu jawaban wahyu.
Yah, itulah gilang sekarang. Berbeda dengan gilang yang dulu, yang ramah, baik dan hangat. Sekarang ia sangat dingin, acuh tak acuh dan kadang kali kasar tidak peduli itu perempuan atau laki laki. Tapi bukan kasar memukul, tapi kasar dalam artian suka membentak bentak bawahannya jika tidak becus. Bahkan masalah sepele.
Gilang pulang kerumahnya, rumah yang dulunya penuh dengan kisah indah dan romantis dengan Nara istrinya. Wanita yang sangat ia sanyangi.
Ceklek
Pintu kamarnya terbuka. Ia masuk ke dalam kamar yang dulunya adalah kamarnya dengan Nara. Sekarang kamar itu terasa hampa dan sangat sunyi. Ia duduk di pinggir ranjangnya. Ia melirik ke samping, terdapat foto yang perpajang disana. Di foto itu terlihat dirinya sedang memeluk nara dan nara mencium pipi nya. Itu adalah foto saat mereka masih pacaran. Tepatnya saat nara di london. Ingat kan waktu gilang sakit dan nara ke london untuk jengukin gilang?
Hatinya perih, ia menggenggam kuat kuat foto itu. Ia memejamkan matanya.
"Where are you nara? I miss you... I need you.... Are you ok? Aku janji aku bakal tebus semua kesalahan aku. Aku janji. Aku minta maaf sayang..." kata gilang dengan penuh rasa bersalah.
*****
Gilang dan pak joni (rekan bisnis gilang) sudah sampai di bandara.
Sekarang mereka akan menuju ke apartemen untuk tempat menginap."Ini apartemennya mister, kita ketemu nanti malam jam 7, saya akan kirimkan alamatnya pada anda" kata pak joni.
"Baik pak, terima kasih" kata gilang menjabat tangan pak joni.
Gilang membuka pintu apartemennya lalu membaringkan tubuhnya di ranjang empuk itu. Ia benar benar sangat lelah.
Nara poof
"Kak, nara mau jalan jalan keluar dong... Boleh yah... Pliiisss" kata ku sambil memasang wajah imut.
"Iya... Tapi maaf yah kakak gak bisa temenin kamu soalnya kakak ada meeting nanti malam sama rekan kerja kakak, gapapa kan kalo kamu di jagain sama bodyguard?" kata kak johan sambil mengurusi beberapa map dan memasukkannya ke dalam tasnya.
"Iyaa gapapa kok" kataku tersenyum lalu pergi ke kamarku untuk mandi dan siap siap.Aku memakai celana jeans hitam, baju kaos lengan pendek hitam dan blezer hitam panjang. Setelah itu aku memakai kupluk hitam. Aku menggerai rambutku dan memakai kacamata bundar bening.
Tidak lupa sepatu cats hitam dan tas simple untuk menyimpan hp dan dompet."Kak nara berangkat sekarang yah.. Daah..." pamitku lalu diikuti oleh 4 orang bodyguard.
Aku masuk ke dalam mobil yang di supiri oleh satu orang bodyguard dan satunya lagi duduk di kursi belakang.
2 bodyguard lainnya memakai mobil lain dan mengikutiku dari belakang.
Jika kalian bertanya apa aku tidak risih dengan semua ini?
Awalnya iya, tapi sekarang aku sudah biasa dengan mereka. Aku juga merasa lebih aman saat di jaga oleh mereka. Karena bodyguard yang bekerja di rumah kak johan ini semuanya baik dan ramah. Badannya saja yang kekar. Tapi aslinya mereka baik dan ramah kok. Mereka juga sering membuat lelucon dan membuatku tertawa saat aku sedang sedih. Dan juga beberapa dari mereka bisa bahasa indonesia jadi nyambung gitu deh kalo ngomong."Stop disini, aku mau beli kue itu..." kataku menunjuk keluar.
"Sebentar nona, biar saya yang membelikan kue itu untuk anda, diluar cool so saya saja yang membelikan for you" kata pak wan salah satu bodyguard yang bisa bahasa indonesia tapi suka ke campur campur indonesia inggrisnya hahah.
Aku tertawa mendengar ucapan pak wan.
"Hahahaha kalo ngomong suka di cmpur campur pak wan mah... Lucuuu hahah..." kataku sambil tertawa dan memukul mukul bahu pak wan.
"Saya senang jika anda tertawa seperti ini, wait a minute nona" kata pak wan tersenyum lalu turun dari mobil untuk membelikanku kue yang kuinginkan.
Beberapa menit kemudian pak wan sudah kembali dan membawakan kue yang kupesan.
"Ini kue nya nona" kata pak wan menyerahkan sekotak kue dan air mineral untukku.
"Thank youu" kataku menebarkan senyum lalu mengambil kue dan air itu.
Di perjalanan aku asik bernyanyi sambil memakan kue ku.
"Stopp! Aku mau bunga ituuu...." seruku sambil menunjuk ke salah satu toko yang menjual buket bunga. Bunga bunganya terlihat sangat cantik dan aku suka. Terutama bunga
Matahari itu. Aku memang wanita yang berbeda dari hanya lain. Jika wanita lain suka di beri bunga mawar. Aku malah lebih suka di beri bunga matahari. Aku sangat suka warnanya dan yah bunga itu matahari itu punya daya tarik sendiri bagiku."Aku saja yang beli" kataku lalu turun dari mobil tanpa menunggu jawaban dari para bodyguardku.
"Huaaa cantik bangettt.... Aku sukaaa" kataku gembira layaknya anak kecil. Aku pun memesan satu buket bunga matahari yang cantik.
Aku berjalan keluar dari tok bunga. Aku mencium bau harum. Sepertinya itu bau makanan yang lezat. Aku melirik sekitar dan yup! Ada restoran di seberang sana. Huaaa aku ingin makan sesuatu di sana. Aku berjalan menyeberangi jalan tanpa melihat lihat.
"Aaaaaaa......!!!" tiba tiba mobil melaju dari arah kanan. Aku berjongkok, menutup mataku dan berteriak.
"Nona!!! Are you ok?" kata salah satu bodyguard. Aku membuka mataku dan melihat ke empat bodyguardku berada di sekelilingku. Mereka membantuku berdiri dan membawaku masuk kedalam mobil.
"Kita pulang sekarang nona" kata pak wan. Aku hanya diam karena masih syok.
"Kita harus membawa nona ke rumah Sakit untuk mengecek keadaannya" kata pak jon. Bodyguard yang semobil denganku.
Setelah aku diperiksa oleh dokter dan ternyata keadaanku baik baik saja, aku pun pulang ke rumah.
See next chapter jan lupa vomen yah guys
KAMU SEDANG MEMBACA
NARA'S LOVE [END]
Teen Fiction[BAHASA KURANG BAKU, MASIH DALAM PROSES REVISI, 17+ TAMAT] Saat ini Jarak dan waktu menjadi penghalang untuk kita Tapi itu tak akan membuatku mundur Aku akan tetap disini menunggumu Setelah kita kembali bersama Tanpa terhalang jarak dan waktu Aku...