Drrtt . . . Drrtt . . . Drrtt . . .
Sebuah ponsel terus bergetar dari bawah bantal seorang gadis yang masih setengah sadar dari tidurnya itu mencoba mengambil ponselnya lalu mematikan alarmnya. Dengan mata yang masih setengah terbuka itu ia mencoba menatap layar ponselnya yang sudah menunjukan jam setengah enam pagi. Ia pun segera bangun dari tidurnya dan sedikit merapikan tempat tidurnya lalu mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi.
Setelah mandi, ia pun langsung mengenakan seragam sekolahnya dan menuju dapur untuk membuat sarapan untuk dirinya sendiri sambil membawa ponsel dan tas sekolahnya lalu meletakkannya di atas meja makan. Tidak perlu waktu yang lama, lima menit kemudian sarapannya pun sudah jadi. Karena ia hanya memasak ramyeon cup untuk sarapannya. Haha.
Ia memakan sarapannya dengan tenang. Sesekali ia menggumam karena ramyeon yang dibuatnya sangat enak. Butuh waktu yang lama baginya untuk menghabiskan makanannya.
Dilihatnya jam yang ada di tangannya itu sudah menunjukan jam enam lebih sepuluh menit. Ia pun bergegas menghabiskan kuah ramyeon itu sampai tak tersisa. Setelah selesai, ia pun langsung memasukan ponselnya kedalam saku seragamnya dan mengenakan tasnya sambil membuang cup ramyeon itu ke tempat sampah lalu mengenakan sepatunya.
Ia keluar dari apartemen yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil itu sambil mengenakan earphone dan menyambungkan ke ponselnya. Ia pun memilih lagu yang ada diponselnya lalu menekan tombol play. Setelah terdengar alunan musik dari earphone, ia pun kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku.
Langit saat ini masih sedikit gelap karena matahari belum sepenuhnya keluar. Padahal ini masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah, tapi ia memang sudah terbiasa berangkat sekolah pada jam ini.
Jarak sekolah dan apartemen lumayan jauh. Kalau berjalan kaki bisa memakan waktu dua puluh menit menit. Kenapa tidak naik bus saja? Oh ayolah. Naik bus itu perlu uang dan ia tidak ingin menyia-nyiakan uangnya.
Ia masih memiliki dua kaki dan ia ingin memanfaatkannya sebaik mungkin. Lagi pula ini lumayan juga untuk berolahraga di pagi hari. Ya 'kan?
"Ahjussi, annyeong," sapanya kepada security yang sedang membuka gerbang sekolah.
"Oh, Yena-ya, annyeong. Wah, seperti biasa, kau murid pertama yang datang ke sekolah. Apa kau sudah sarapan?"
"Tentu. Ahjussi jangan lupa untuk sarapan juga, yah."
"Baiklah. Selamat tidur, Yena-ya."
"Hehe. Kamsahamnida, Ahjussi."
Yena pun berjalan masuk ke sekolah dengan santai menuju kelasnya yang ada di lantai tiga. Sesampainya di kelas, Yena pun melepaskan earphone nya dan meletakkan tas nya di atas meja lalu menelungkupkan kepalanya di atas lengannya yang menindihi tas.
Ya, dia datang kesekolah pada jam ini agar dia bisa kembali tidur dengan tenang di kelas. Jika ia terlalu lama tidur di rumah, bisa ia pastikan bahwa dirinya akan terlambat datang ke sekolah.
Masih ada satu jam sampai jam pelajaran pertama di mulai. Ia tidak perlu khawatir jika guru akan menegurnya saat masuk ke kelas nanti. Karena lima belas menit sebelum guru itu masuk, ia pasti sudah bangun dengan sendirinya.
***
Sayup-sayup Yena mendengar suara kegaduhan di kelasnya. Ia pun menegakkan kepalanya sambil mengerjapkan matanya. Dapat dilihatnya ada seorang lelaki di sampingnya dan dua lelaki di depannya itu tengah berbincang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Something In The Past •Choi Yena•
Fiksyen PeminatWARNING! 18+ *Judul Sebelumnya 'Ahjussi'* Seseorang yang mengaku dari masa lalu mendatangi dirinya dan menyeretnya menuju ke kehidupan yang berbeda. "Bagiku, kamu adalah penyelamat hidupku." "Tapi, bagiku kamu adalah orang yang menghancurkan hidupk...