22. Reuni

103 7 5
                                    

Alhamdulillah bisa update lagi. Buat temen-temen yang udah nungguin dai zaman baheula. Maaf yak nunggu lama. 🙏🙏

sok mangga atuh vote dan koment nya di akhir cerita... ☺☺☺


Tiga Hari Kemudian...

Reina sudah siap dengan gamis brownie dan khimar warna maroonnya yang begitu pas di tubuhnya. Hari ini ia akan mengunjungi salah satu café di dekat took buku langganan waktu SMA dulu. Ia sudah membuat jani dengan Zakia untuk bertemu disana karena sudah lama tidak bersua.

"Bang,, aku pinjam mobilnya sebentar ya. Mau ketemu temen." Izinnya pada abangnya yang sedang asyik menimang putra kecilnya. Karena hari ini weekend, jadi semua orang sedang ada di rumah.

"Iya, hati-hati. Itu Lila gak di ajak juga?"..

"Enggak Bang, dia mau ikut ibu belanja katanya".

"Oh ya sudah, tuh kuncinya minta sama mbak mu."

"Ok.. makasih bang...". Ujar Reina lalu mencium sekilas keponakannya. Kemudian ia berlalu mencari kakak iparnya untuk mengambil kunci mobil.

....

Reina sudah sampai di halaman café yang ia tuju. Ia masih berada dalam mobilnya karena ingin memastikan apakah Zakia sudah ada didalam atau belum. Ia menghubungi Zakia saat itu juga.

"Ya sudah, aku masuk duluan aja. Kamu mau sekalian aku pesankan apa?"

"Samain aja sama kamu Rein, tambah kentag goring ya,, saos nya yang banyak.. aku masih nunggu Faiz yang kejebak macet nih..."

"Eeee... kamu ngajak dia juga?"... Tanya Reina heran.

"Iya...biar rame kalau ngajak dia..."

"Hemmm.. yaudah kalau begitu. Aku masuk dulu ya. Assalamualaikum"...

Reina memutuskan sambungan teleponnya setelah mendapat jawaban dari Zakia.

Ia bergegas turun dari mobilnya dan masuk kedalam café. Ia memilah tempat duduk yang cocok, ia mengedarkan pandangannya kesetiap sudut ruangan. Suasananya sedikit berubah setelah 3 tahun terakhir ia kesini. Sekarang ada akuarium panjang di dinding kanan kiri café ini. Jadi pengunjung bisa makan sambil ditemani ikan hias yang menggemaskan berenang di dalam akuarium itu. Reina pun memilih duduk di dekat akuarium.

Tidak lama kemudian datang seorang pramusaji café tersebut menghampiri Reina, iapun memesan makanan untuknya dan Zakia. Sambil menunggu pesanan dan Zakia yang datang, ia memainkan ponselnya dengan membuka aplikasi chatting. Banyak pesanmasuk yang belum ia baca atau pun balas. Nomornya tidak bernama membuatnya merasa enggan untuk membalas, apalagi jika pesannya tidak langsung to the point.

Sementara itu...

Nampak seorang laki-laki berjalan menuju pintu kedatangan di sebuah bandara. Ia menggeret kopernya yang berukuran sedang. ia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru bandara dimana ia berdiri sekarang. Akhirnya ia kembali menginjakkan tanah kelahirannya setelah 3 tahun tinggal emnimba ilmu di negeri orang. Sejenak ia membenahkan ransel yang terselampir di bagu sebelah kanannya, kemudian ia melanjutkan kembali langkahnya untuk keluar dari are bandara ini.

Ia duduk di kursi tunggu sambil menunggu seseorang yang akan menjemputnya. Kemudian ia membuka galeri foto perpisahan saat SMA. Sekedar iseng karena merindukan seseorang. Ia berniat memastikannya segera agar tidak berlama-lama lagi terjerumus dalam rasa yang salah.

Helaan nafasnya yang dalam, menutup pula galeri foto di ponselnya. Ia terlalu takut untuk mengungkapkannya dulu hingga bertahan sampai sekarang. Ia sadar bahwa telah salah hati dan pikirannya selalu tertuju pada gadis itu. Ia pun terus beristighfar agar hatinya dilindungi dari perasaan berharap pada makhluk Nya. Hingga sebuah panggilan mengakhiri lamunannya..

Jodoh Untuk Reina (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang